Life is journey not a destinantion ...

Tarian Maut



INDEX JOKO SABLENG
Misteri Lambang Istana --oo0oo-- Dewi Kembang Maut

JOKO SABLENG
Pendekar Pedang Tumpul 131
Karya: Zhaenal Fanani
Hak cipta dan copyright pada penerbit dibawah lindungan undang-undang Joko Sableng telah Terdaftar pada Dept. Kehakiman R.I. Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek dibawah nomor 012875


RINGKASAN EPISODE YANG LALU
(RATU SEKAR AWAN)

"PENDEKAR 1311 BUNUH MEEKA SEMUA!"
PERINTAH NYAI DUA WAJAH YANG YAKIN PENDEKAR 131 MASIH BERADA DALAM PENGARUH SIHIRNYA.
PENDEKAR 131 TERTAWA LALU MEMBACA MANTERA-MANTERA. TUBUHNYA BERGERAK MENARI, KEDUA TANGAN DIGEAKKAN MENGIKUT TARIAN. SADARI APA YANG AKAN TERJADI, LARA AYU DAN BIDADAI DELAPAN SAMUDEA BERKE LEBAT MENYINGKI. SEDANGKAN MANUSIA TOMBAK BEKEPALA SETAN MENCOBA MENGHADANG PENDEKAR 131.
SETELAH MERASA DIINYA TAK MAMPU, MANUSIA TOMBAK BEKEPALA SETAN INGIN MELOLOSKAN DIRI. TETAPI PENDEKAR 131 TIDAK MEMBIARKANNYA PERGI DAN TERUS MENGEJA.
SEMENTARA ITU, DI TEMPAT KEDIAMAN RATU SEKAR AWAN TERJADI SUATU PERISTIWA DILUAR DUGAAN....


------------------------------------------------------
SATU
------------------------------------------------------
SAAT kegelapan mulai menggenggam kawasan bawah jurang, hujan turun cukup lebat. Bukit batu kedlaman atu Sekar Awan dibungkus warna hitam. Beberapa obor pada jalan masuk telah lama padam.
Tlba-tiba satu sosok tubuh muncul dari ballk pintu depan. Saat kilat menyambar, agak jelas sosok tubuh inl. Dia seorang dara berparas cantik mengenakan pakalan warna hltam panjang dan ketat. Kepala dara inl memutar sesaat. Lalu sosoknya melesat keluar darl ambang pintu depan, menembus kegelapan dan curahan hujan.
Dl satu tempat terindung pada satu gundukan kayu peraplan, dla cepat melompat. Mengelilingl perapian beberapa kal dengan mata terus mengedar melirlk kanan kiri.
Peraplan sudah padam. Tapl asap tipis maslh tampak mengepul. Satu tanda belum lama dla ada dl slnl!
Hem.... Aku memang sedlkit terlambat, karena...." Si dara tldak teruskan gumaman karena mendadak terdengar suara darl balik pohon.
"Aku telah lama menunggul" Satu sosok tubuh keluar dart balik pohon. Dla adalah seorang lakl-laki bertelanjang dada, mengenakan celana pendek kom prang besar berwarna hltam lusuh. Pada dadanya terdapat luklsan kipas bergagang kepala naga. Rambutnya awut-awutan panjang, bukan saja menutupl pundak dan punggung tapi juga wajahnyal
"Datuk Kipas Nagal Aku datang terlambat. Tapl kurasa kau mau mengerti. Bukan mudah mengelabul mata beberapa temanku, terutama Ayuki!" SI dara berkata sambil mendekati laki-laki bertelanjang dada yang bukan lain memang Datuk Kipas Naga adanya.
"Sisokl.... Aku mengerti. Malah mungkin aku bersabar menunggu walau lima hari di depan!" sahut Datuk Kipas Naga. Dua tangannya terulur ke depan menyambut tubuh sl dara yang ternyata adalah Slsokl, salah seorang anak buah kepercayaan RHatu Sekar Awan.
Sisokl langsung jatuhkan kepala dl dada telanjang sang Datuk. Kedua tangan dilingkarkan dl pinggang orang.
"Kabar apa yang akan kau katakan?i" blsik sang Datuk. Kedua tangannya membeiai kepala dan punggung Slsoki. Lalu periahan wajahnya dldekatkan pada wajah sl dara. Si dara tengadah.
Datuk.... Hatu belum juga kemball. Pemuda setengah gila itu pun belum ada kabar beritanyal"
Datuk Kipas Naga tersenyum. "Aku sudah menduga. Sayang aku gagal mencarl jejak mereka. Tapl aku maslh menaruh harapan padamu. Kau tahu tempat rahasla di mana Ratu Sekar Awan biasa menyendirl?!"
Tempat yang blasa dla gunakan hanyalah Ruang Permandlan. DI luar tempat ltu aku tldak tahu .... Kau sudah kuberl keterangan setelah munculnya pemuda asling itu. Lalu bagalmana penyelidikanmu?!
"Belum ada titik terang. Aku sudah bertemu dengan Ratu Sekar Awan dan Klai Sosro Kembang. Tapl aku belum bertemu dengan pemuda yang pernah kau ceritakan. Tapl tidak lama lagl aku akan segera menemukannyal Sekarang aku minta padamu untuk menyelidlk.
Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang mungkin memilkl sebuah tempat rahasla...."
"Aku akan turutl permintaanmu.... Tapi kuminta kau tidak lupa dengan perjanjlan kita...."
Datuk Kipas Naga tertawa pelan. "Kau tak usah gellsah. Tidak lama lagl kau akan menjadi seorang Ratu menggantlkan Hatu Sekar Awan.".....
"Perjanjlannya bukan hanya itul" kata Sisokl. Tangan kiri kanan diangkat slbakkan geralan rambut dl depan wajah Datuk Kipas Naga.
"Kau juga akan mendapatkan kltab temuan ltul" ujar Datuk KIpas Naga. Kedua tangannya dllietakkan di atas pundak kiri kanan Slsoki. Ketlka tangannya dlgerakkan, bagian atas tubuh Slsoki tersingkap. Dan saat wajah mereka merapat bersatu, pakalan basah Slsoki sudah jatuh dl atas tanahl
"Kalau aku kelak menjadl Ratu, kau akan mendampinglkul" kata Sisokl dengan suara tersendat tenggelam dalam deruan napasnya. Tubuhnya perlahan
doyong ke belakang. Kejap kemudlan kedua orang inl sudah tenggelam dalam amuan nafsu dl dekat peraplan yang sudah padam meskl panasnya maslh terasa.

*
* *

Di kedlaman Ra!u Sekar Awan, ima dara cantlk tampak duduk bersandar pada dinding ruangan dengan mata terpejam. Mereka tertldur pulas. Ruangan itu sedikit terang arena ada satu obor di sudut ruangan. Tidak jauh darl obor Inl tampak seorang dara cantik duduk bersandar. Dart gerakan sepasang matanya jelas dara ini tldak tldur.
SlsokI.... Ke mana dla?i Apa yang akan dllakukan saat suasana gelap dan hujan begini?I Hem.... Bukan sekall dua kall dla melakukan hal yang sama, pergl secara dlam-diam saat suasana gelap dan hujanl inl adalah keperglannya yang kedua semenjak atu Sekar Awan belum kemballl"
Gadls inl yang bukan lain adalah Ayukl, buka sepasang matanya memandang ke arah lima dara anak buat Ratu Sekar Awan yang tldur dl depan pintu Ruang Permandlan. Lalu perlahan bangkit, melangkah ke arah pintu depan. Saat itu Sisokl baru saja berkelebat pergl.
Tapl sosoknya masih terllhat samar-samar oleh Ayuki dl tengah gelap dan curah hujan.
"Gerak-geriknya mencurigakan. Dla menyimpan sesuatu!" Ayukl berpallng pada llma dara cantk yang tertldur. Saa! lain dia sudah lenyap dari pintu depan, menembus gelapnya suasana dan deruan hujan, berkelebat mengikutl Sisoki. Karena khawatir diketahui, Ayukl sengaja menjaga jarak, meskl dengan begitu dla harus pasang tellnga serta mata balk-baik.
Pada satu tempat Ayuki kehilangan [elak, karena dia berada dl kawasan yang banyak ditumbuhl jajaran pohon besar, sementara dia hanya mengandalkan kilatan hujan sebagal penunjuk jalan. Tapl rasa curiga membuat salah seorang anak buah kepercayaan Hatu Sekar Arum ini teruskan langkah. Saat ltulah dia mendengar suara gemerislk ditingkah helaan napas panjang serta sesekaii tawa yang ditahan-tahan.
Mengendap-endap Ayukl mendekatl sumber suara. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Langkahnya tertahan saat samar-samar dla melihat dua orang tengah bergumul di atas tanah. Darl mulutnya hampir saja keluar seruan kaget. Tapl dla cepat sadar dan tekap mulutnya rapa!-rapa!. Matanya dlpentang besar-besar, Maklum apa yang dlllhat, dia cepat sentakkan kepalanya. Tubuhnya diputar setengah lingkaran. Tapl gerakannya tertahan ketlka matanya mengenall siapa adanya dua orang yang tengah bergumul dl atas tanah. Seruan kaget hampir saja menyembur dar mulutnyal
"Slsokil Apa yang tengah dla lakukan?! Glia! Mengapa...?l" Ayukl tldak sanggup teruskan gumaman. Dla cepat palingkan kepaia periahan mundur dengan tubuh mengglgil. Suasana gelap membuat dla tidak bisa menylasatl keadaan, hingga tanpa sengaja kakinya menginjak ranting.
Prakkk!
Dua orang yang tengah bergumul di atas tanah dl dekat peraplan yang sudah padam seketlka berpaling. Mereka adalah Slsokl dan Datuk Kipas Naga.
Ada manusla mengetahul tindakan kital" blsik Datuk Klpas Naga. Dla telentang dl bawah tubuh Sisokl yang basah, bukan saja karena tetes air hujan, tapl juga karena kerlngat.
Aku tak mau rencana kita berantakan! Bunuh manusla itui" blsik Sisokl. Dla gulingkan diri darl atas tubuh Datuk Klpas Naga, ke arah pakaian hitamnya. Dengan cepat dla mengenakan pakalan.
DI lain pihak, tanpa blcara lagl Datuk Klpas Naga melompat bangkit. Sekall membuat gerakan sosoknya melesat dan tahu-tahu sudah tegak di depan Ayukl!
Kali Ini Ayukl tldak sanggup menahan seruan mulutnya. Bukan karena kaget namun karena tubuh pol0s dl hadapannya! Saat itulah Datuk Klpas Naga baru sadar. Namun karena tahu yang berada di hadapannya adaiah seorang gadls, dla bukannya segera berkelebat ke arah pakalannya yang tergeletak dl dekat peraplan tapl malah berkacak pinggang, matanya mendellk memperhatlkan orang dl hadapannya. Saat yang sama Slsokl sudah melompat dan tegak dl samping AyukI. Gadls Inl sempat terkejut begitu mengenall slapa yang ada dl tempat ltu,
"Ayukl] Kau rupanyai"
Ayukl memandang tajam pada Slsokl. "SIsoki.... Kau harus kemball]"
Sisokl menyeringal. "Aku akan kemball. Tapl bukan sebagal Slsokl lagl!·
"SIsokl! Apa maksudmu?l" tanya Ayukl tanpa beranl memandang ke arah Datuk Kipas Naga.
"Kau sudah tahu apa yang kulaktukan. itu satu tanda harl kematianmu sudah tlbal"
"SisokIl Jangan blcara macam-macaml Kita adalah sahabat...."
SisokI tertawa. "Sahabat...PI Sayang aku tldak menganggapmu begitu! Slsokl berpaling pada Datuk Kipas Naga. "Datuk.... Lakukan permintaanku. Bunuh gadis ini!"
"SlsoklI Mangan gllai Kalau kau tak mau kembaif tak apa.... Aku pun tak akan mengatakan semua lnll Biarlah hal Inf jadl rahasla kita berdua! Aku tahu bagalmana perasaanmu.... Aku tak mau persahabatan klta berakhlr dengan.... "
"Kau bukan sahabatkui" potong Sisokl. "Datuk]
Bunuh dla sekarangl"
Datuk Klpas Naga angkat kedua tangannya. Namun Ayukl tldak tinggal dlam. Sebelum sang Datuk lepaskan pukulan, dla mendahulul lepaskan pukulan tangan kosong bertenaga dalam tinggi. Tapl Slsokl tahu gelagat. Dla melompat, tangan kanan dihantamkan.
Bukkkl
Kedua tangan Ayukl mental. Meskl dari kedua tangannya maslh berklblat dua gelombang pukulan, tapl arahnya sudah melenceng jauh darl sosok Datuk Kipas Naga. Sang Datuk tertawa. Sekali bergerak, sosoknya sudah berada dl samping AyukI. Tangan kanannya berkelebat. Ayukl keluarkan pekikan keras.
Bukkkl
Ayukl terguling roboh dl atas tanah. Mulutnya semburkan darah. Tangan kanan pegangl dadanya yang baru terhantam Datuk Kipas Naga. Belum sempat bangkit, kaki kanan Slsoki sudah menekan dadanya. Ayukl terlonjak, darah dari mulutnya makin mengucur.
"AyukII Dengan kematianmu maka rahasia ini hanya kita yang tahui" kata SlsokI.
"SIkoki! Apa maumu sebenarnya? Kurasa kau pergl diam-diam bukan hanya untuk mencarl kesenangani" kata Ayukl dengan napas tersengal.
Sisoko tertawa. "Betull Aku bukan semata mencarl kesenangan! Tapl juga Ingin menjadl Ratu menggantlkan ratumu Hatu Sekar Awani Enak saja dia menerima lakl-lakl yang dla sukai, sementara kita diberl aturan segala macaml"
Gllal Kau hanya berkhayali"
"Khayalanku akan segera menjadi kenyataan! Sayang kau tidak bisa melihat kenyataan khayalankul" Kaki Slsokl bergerak.
Bukkk!
Kepala Ayukl tersentak ke samping. Tubuhnya terguling. Saat ltulah Datuk Kipas Naga melompat. Kakl kanan melayang membuat tendangan!
Walau maslh berusaha menahan tendangan dengan angkat kedua tangannya, tapl gerakan tangan Ayukl kaiah cepat dengan tendangan Datuk Kipas Naga.
Prakkki
Ayukl menjerit keras. Kepalanya tersentak mendongak. Saat lain tlba-tlba jeritannya putus. Nyawanya melayang sebelum tubuhnya berhentl berguling!
"Datuk! Sekarang sudah kepalang basah! Apa boleh buat. Terpakaa rencana kita majukan. Sebelum atu keparat itu datang, kita hablsl anak buahnyal"
"Aku menurut saja ucapanmu! Lagl pula dengan hablsnya anak buah Ratu Sekar Awan, setlap saat klta blsa bertemu tanpa harus sembury+-sembunyll Datuk Klpas Naga menyahut sambll melompat ke arah celana pendeknya di dekat peraplan. Beberapa saat kemudian kedua orang inl sudah berlarl menyusuri geiapnya suasana dan tetes hujan.

*
* *

------------------------------------------------------
DUA
------------------------------------------------------
HANYA sesaat setelah Sisoki dan Datuk Kipas Naga berkelebat pergi, dua sosok bayangan muncul di tempat ltu. Mereka adalah seorang gadis berparas luar blasa cantlk mengenakan pakaian warna putih. Dl atas kepalanya tampak sebuah mahkota dart akar kayu dllapls batu mutlara. Tangan kanan
menggenggam tongkat putlh juga dihias beberapa batu mutlara. DI sebelah gadls Inl adalah seorang kakek berpakalan putlh panjang. ambutnya digelung tinggl. Janggutnya menjulal hingga dada. Kedua orang ini bukan laln adalah atu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang.
Kedua orang inl sebenarnya hendak teruskan larlnya. Tapl begitu melihat satu sosok hltam melungkup, mereka tahan gerakan. RHatu Sekar Awan cepat melompat mendekati. Dadanya berdebar tldak enak ketlka melihat pakalan yang dikenakan orang yang telungkup. Dengan cepat dla ballkkan tubuh orang. Seketika dari muiutnya terdengar peklkan keras. SI kakek melompat.
"Ayukl...." Ratu Sekar Awan hampir saja Iimbung.
Dia cepat memerlksa. Lalu mendongak. "Siapa yang melakukan Ini?I Mungkinkah Pendekar 1317!"
"Tidak balk menduga-duga! Kita harus cepat sampal kedlamanmu, Ratui Aku khawatir bukan saja Ayukl yang menjadl korban...," kata Kiai Sosro Kembang.
Aklbat kltab serta pemuda itu ternyata jauh dl luar dugaanku!" atu Sekar Awan bangklt. Kejap kemudlan dla dan Klal Sosro Kembang sudah berkelebat.
Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang tegak dl ambang pintu depan dengan tubuh sama bergetar.
Saat itu kedua ruangan gelap gulita. Namun tidak adanya sambutan darl anak buahnya membuat sang FRatu maklum ada yang tidak beres. Dla menunggu beberapa lama. Ketlka matanya mulal terblasa dengan suasana gelap, dia mulal melangkah. Mulutnya seketlka keluarkan peklkan saat matanya menumbuk pada llma sosok tubuh anak buahnya, tergeletak tak bernyawa di depan pintu Ruang Permandian yang sebaglan sudah
porak poranda akibat pukulan (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Pendekar 131 beberapa waktu yang lalu saat keluar darl Ruang Permandlan Ratu Sekar Awan.
Ratu Sekar Awan menghela napas panjang dan dalam. Setelah memerlksa satu persatu anak buahnya, dla melangkah mondar-mandlr. "Tinggal Sisokl yang belum kutemukan.... Kuharap dla maslh hidup, blngga aku blsa tahu slapa yang melakukan semua Inll"
Sementara Kial Sosro Kembang melangkah mendekati obor yang sudah padam. Kedua tangannya dldekatkan ke arah obor. Ratu Sekar Awan memperhatlkan.
Sang Klal berpaling dan berkata.
Aku masih merasakan hawa panas. Berartl perlstiwanya belum lama...."
Ratu.... Ratu...." Tlba-tlba satu suara terdengar.
atu Sekar Awan putar dlri, memandang ke arah pintu depan. Kial Sosro Kembang lkut berpaling. Mereka mellhat satu sosok tubuh merangkak di ambang pintu.
"Slsoki...." atu Sekar Awan berseru lalu berkelebat. Yang merangkak di ambang pintu memang Sisokl adanya. Tubuh dan pakalannya basah kuyup. Dari sela biblrnya kucurkan darah.
Ratu Sekar Awan angkat tubuh Slsokl lalu dlletak­ kan dl tengah ruangan. "Slsokl.... Katakan, slapa yang melakukan semua Inli"
Sambll mlrlngkan tubuh di atas lantal ruangan dan mellrlk seklas pada Klal Sosro Kembang, Sisoki buka mulut. Suaranya bergetar.
Datuk Wajah Besl...."
"Datuk Wajah Besi!" desls Ratu Sekar Awan.
Maafkan kami, Ratu.... Kami tidak mampu menandinglnya. Malah kaml [uga tidak sanggup menghalanglnya. Dla membawa pergl Ayuki...."
Ratu Sekar Awan pejamkan matanya. Klal Sosro Kembang mendongak, menghela napas. Slsokl melrlk memperhatlkan dengan seringal.
Ratu Sekar Awan mendekatl Klal Sosro Kembang.
"Klal.... Aku tak blsa memblarkan semua inil Kita kemball ke Pesanggrahan Sewu. Apa pun rlslkonya, aku memutuskan untuk mempelajarl Kitab
KIdung Selokal Tanpa kitab itu sulit aku membalas dan menghadapl Datuk Wajah Besll"
"Ratu.... Dua senjata dl tanganmu kurasa...."
"Kial.... Senjata ini millk Pendekar 131. Suatu saat aku harus mengembalkannyal"
"Tapl...."
"Kial.... Aku sudah memikirkan rlslkonyal Lagl pula maslh ada kaul Bukankah kau blsa berbuat sesuatu kalau...."
Belum habls ucapan Ratu Sekar Awan, Klal Sosro Kembang sudah menyahut. "Balklah. Kita kemball ke Pesanggrahan Sewu...."
Ratu Sekar Awan berpaling pada Slsokl yang saat itu tengah pejamkan mata. Namun dlam-lam dara cantik inl menyimak balk-baik ucapan orang.
Hatu Sekar Awan angkat kedua tangannya hendak salurkan hawa murni. Tapi Sisokl membuka mata dan berujar. "atu.... Aku tidak apa-apa.... Kalau Ratu mau pergl, sllakan. Aku akan menjaga tempat inl sekallan menunggu kedatangan Ayukl...."
"Slsoki.... Ayukl tdak akan pernah datang lagl.... Aku menemukannya tewas...."
SlsokI keluarkan jeritan. "Aku bersumpah untuk membalas Datuk jahanam itu!"
Ratu Sekar Awan tersenyum sambll geleng kepala.
"Sisoki.... Aku hargal tekadmu. Tapl leblh balk kau batalkan nlatmu. Sekarang aku memberlmu kebebasan.... Kau boleh pergl dari tempat inl...."
Aku tak akan pergll Aku akan tetap dl slnll"
Ratu Sekar Awan mengusap rambut SIsokl. "DI sinl tidak ada yang blsa dlharapkan lagi.... Aku pun akan segera pergl. Aku tidak blsa memastfkan, kelak kemball ke tempat ini atau tldak."
"atu.... Sllakan kau pergl. Aku akan menunggu Ratu di sinl. Sampal kapan pun!"
"Sisokl.... Suasana saat inl lain...."
"Beberapa temanku sudah tewas. Aku tak blsa meninggalkan mereka. Aku akan tetap di slnll Aku lngln mall bersama merekal di slnl jugal"
"Slsoki...."
"Ratu.... Kalau atu beranl mengambll rlslko, mengapa aku tldak?]"
"Kalau begltu maumu, aku tldak bisa menghalangi.Tapi dengan hal Ini, aku kelak pasti akan kembali ke tempat ini! Kuharap kau maslh menungguku...." Ratu Sear Awan mengusap rambut Slsokl sekali lagl. Lalu mejorapat. Kial Sosro Kembang memandang sesaat paua SlsokI. Lalu sambil tersenyum dla meiompat mcoglkutl atu Sekar Awan yang sudah keluar dart ruangan.
Slsokl usap biblrnya. "Pesanggrahan Sewu! He.... Kitab itu pastl disimpan dl sanal" Sisokl bangkit.
Seail membuat gerakan dla sudah berada dl luar ruangan. Dla tldak mengambil jalan lurus sepertl yang dlambll tu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang, tapl berbelok ke kanan. DI sebuah gundukan tanah agak tinggl dla berhentl. Di ballk gundukan tanah tu tampak mendekam sembunyi satu sosok tubuh. Dla bukan lain adalah Datuk Klpas Naga.
"Datuk.... Ktab ltu dlsimpan dl Pesanggrahan Sewu."" kata Sisokl begltu tegak dl samping Datuk Kipas Naga. Sang Datuk bangkit. Kedua tangannya dlulurkan meralh pinggang SlsokI. Walahnya dlsorongkan. Dengynn bernafsu dla mencluml wajah gadls dl hadapannya.
"Aku dengar apa yang dlkatakan ratumui Klta tak usah buru-buru. Ratumu maslh ingin mempelajarl kitab itu. Berartl dia akan lama tinggal dl Pesanggrahan Sewu. Kita sekarang punya kesempatan banyakl"
"Datuk..., Kita harus segera sampal di Pesanggrahan Sewu."
Mempelajar! kltab tldak cukup sehart dua haril"
"Tapl kalau la...."
"Kau tak usah khawatir. Sebelum ratumu mempelajard ktab itu, kitab itu sudah berpindah ke tanganmu!
Habls berkata begitu, tangan Datuk Kipas Naga sentakkan pakaian SlsokI. Pakaian hltam SlsokI meluncur jatuh. Sisoki cepat dekapkan tubuhnya pada tubuh Datuk Kipas Naga. Sang Datuk tertawa. Dla angkat tubuh polos Slsoki.
"Kedlaman ratumu sekarang tldak berpenghuni. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Disana kurasa lebih nikmat menikmati tubuhmu!" Datuk Kipas Naga sentakkan kakinya. Sosoknya melesat melewati gundukan tanah tinggi, berlari kearah tempat kediaman Ratu Sekar Awan sambil membopong tubuh Sisoki!
Sebenarnya rencana semula Sisoki mau pergi bersama Datuk Kipas Naga setelah membunuh lima anak buah Ratu Sekar Awan yang tengah tertidur pulas. Namun tiba-tiba mereka melihat kemunculan Ratu Sekar Awan bersama Kiai Sosro Kembang. Sisoki segera mengubah rencana. Dia muncul dengan pura-pura habis bentrok. Malah dia sengaja menggebuk dadanya sendiri hingga mulutnya kucurkan darah untuk mengelabui Ratu Sekar Awan.
Di lain pihak, setelah berlari cukup jauh, Kiai Sosro Kembang berhenti. Saat suasana mulai agak terang. Hujanpun sudah reda. ratu Sekar Awan ikut berhenti.
"Ratu... Apa selama ini Sisoki berlaku baik?!" Kaiai Sosro Kembang bertanya.
Ratu Sekar Awan kerutkan kening. "Kiai... Kau mencurigai gadis itu?!"
"Ayuki tewas terbunuh. begitu pula lima anak buahmu. Yang tinggal hanya Sisoki. Aku tidak curiga. Tapi hal ini adalah aneh... Kalau benar yang melakukannya adalah Datuk Wajah Besi, Bagaimana Sisoki bisa lolos dari kematian?! Ilmunya tidak lebih tinggi dari Ayuki, Malah tampaknya dia tidak terlalu cedera berat..."
"Kiai... Kematian bukan milik kita! Lagi pula aku sangat percaya dengan Sisoki! Kau dengar sendiri bagaimana tekadnya gadis itu menungguku."
"Justru disinilah yang lebih aneh. Tapi kalau Ratu sangat percaya padanya, aku tak berani menduga-duga!"
"Kiai... Aku sudah memeriksa. Kalau Sisoki yang membunuh temannya, aku pasti bisa mengenali pukulannya!"
"Seorang yang cerdik, tidak akan mau turun tangan sendiri dalam meyelesaikan urusan! Dia baru akan turun tangan kalau tujuan utamnya akan tercapai!"
"Kiai! kau menduga Sisoki bersekongkol dengan Datuk Wajah Besi?!"
"Kita hanya mendengar yang melakukannya dari mulut Sisoki, kita belum tahu pasti siapa yang melakukannya! Mungkin saja Datuk Wajah Besi, mungkin juga orang lain!"
"Aku tidak percaya Sisoki akan berkhianat! Aku tahu betul siapa gadis itu!"
"Mudah-mudahan dugaan Ratu tidak salah...."
Dan mudah-mudahan dugaanmu yang salah..." ujar Ratu Sekar Awan. Dia paksakan senyum, lalu berkelebat mendahului. Kiai Sosro Kembang mengikuti di belakangnya.
Kita kemball sejenak pada beberapa waktu sebelum Ratu Sekar Awan dan Klai Sosro Kembang menemukan beberapa anak buahnya. Seperti diketatul, Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang terllbat bentrok dengan Datuk Wajah Besi dan Datuk Kipas Naga. Dengan Cermin Bayangan Dewa yang saat itu beradadi tangan sang Ratu, Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang blsa meloloskan diri dar! Datuk Kipas Naga. Bahkan Datuk Kipas Naga sampai tercebur masuk ke
dalam telaga. Saat itulah Datuk Wajah Besl yang ternyata maslh berada dl tempat itu segera lepaskan pukulan ke arah Datuk Kipas Naga. Lalu berkelebat mengikutl Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang. Datuk Kipas Naga berang. Walau dia tldak melihat sosok Datuk Wajah Besi, tapl dari pukulan orang dla sudah tahu slapa yang membokongnya saat keluar darl dalam telaga. Pukulan Datuk Wajah Besl Inilah yang membuat Datuk Kipas Naga kehllangan jejak Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang karena dla kemball terccbur ke dalam telaga.
Datuk Wajah Besl terus mengikutl Ratu Sekar Awan dan Kial Soaro Kembang. Di satu tempat dla berhenti. Matanya terus mengawasl kelebatan dua orang di seberang depan.
"Darl arah yang mereka tuju, aku yakin inl adetah arah ke Pesanggrahan Sewul Hem.... Tampaknya mereka akan menylmpan kitab ltu dl sanal"
Datuk Wa[ah Besi menyeringal. Lalu meneruskan lari. Dia sengaja memllih jalan memutar karena yakin ke mana tujuan orang. Dla sudah beberapa kall datang ke Pesanggrahan Sewu. Hingga sedikit banyak tahu seluk beluk kawasan itu.
Ratu Sekar Awan dan Kial Sosro Kembang berhenti dl sebuah tanah ketlngglan. DI depan mereka terllhat sebuah gapura. DI belakang gapura terdapat sebuah rumah berbentuk joglo. Rumah tanpa dinding dan hanya punya atap. Di bawah atap ini terlihat beberapa makam tua.
"Kial.... Kurasa Pesanggrahan Sewu bukan tempat yang aman untuk menyimpan kitab ltu," kata Ratu Sekar Awan. "Tempat ini banyak dikunjungi orang."
Ratu.... Justru dl tempat begini orang sering salah dugal Slapa sangka kalau di tempat yang banyak dlkunjungl orang terslmpan sebuah kltab saktil"
"Lalu di mana akan kita simpan kitab tu?"
Klal Sosro Kembang tldak menyahut. Dla melangkah melewatl gapura. Tapl tidak terus menuju ke makam. Tapl berbelok dan berhenti tepat dl belakang gapura sebelah kanan. Hatu Sekar Awan mengikuti dl belakangnya dengan dada terus menduga-duga.
"Ratu.... Aku sering berkunjung ke tempat Ini. Aku tahu tempat panyimpanan yang tidak dlduga orangl" kata Klal Sosro Kembang. Kepalanya diputar berkeliling. Ke arah beberapa makam di rumah joglo dan rimbun dedaunan yang puncaknya se]ajar dengan tanah ketingglan Pesanggrahan Sewu.
Yakin tidak ada orang, Kial Sosro Kembang putar diri menghadap gapura. Gapura Inl terbuat darl batu padas yang dlbentuk persegl panjang mlrip batu bata merah. Tangan Klal Sosro Kembang bergerak ke salah satu batu padas gapura. Ketlka tangannya ditarik, satu batu padas berbentuk persegl tergenggam di tangannya. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Dl gapura itu kini terllhat sebuah lobang!
Ratu Sekar Awan tersenyum. "Hem.... Orang pasti tidak akan menduga!" gumamnya lalu anggukan kepala saat Kial Sosro Kembang berpaling. Kiai Sosro Kembang ambil Kitab Kidung Seloka di balik pakaiannya nya yang robek. Kitab itu ditimang dan dlperhatikan berapa saat. Lalu perlahan dimasukkan ke dalam gerbang gapura. Saat berikutnya batu padas persegi dipasangkan kembali. Lobang tertutup.
Setelah memandang berkeliling mereka berdua menuruni Pesanggrahan Sewu. Mereka tidak tahu kalau sepasang mata terus memperhatikan gerak-gerik mereka dari balik rimbunan dedaunan.
Ketika sosok Ratu Sekar Awan dan Kiai Sosro Kembang lenyap di bawah sana, pemilik mata diantara rimbun dedaunan melayang turun. Lalu berlari laksana kesetanan ke arah gapura. Orang ini bukan lain adalah Datuk Wajah Besi.
Datuk Wajah Besl tegak memandang ke arah gapura di mana tadi Klal Sosro Kembang menylmpan kitab. Kedua tangannya meraba-raba dengan sesekali menyentak. Tapi sejauh inl tidak satu pun batu padas berbentuk persegl di gapura itu ada yang bergeming. Jarak dari tempat sembunyinya dengan gapura membuat Datuk Wajah Besi sulit menentukan mana diantara batu pada berbentuk persegi itu yang tadi ditarik keluar Kiai Sosro Kembang.
"Kalau aku terus mencari-carl bukan mustahil akan segera muncul orang lainl Mengapa aku harus susah susah mencarinya kalau ada jalan pintas?l" Datuk Wajah Besl menyeringal lalu mundur beberapa langkah. Tenaga dalam disalurkan pada kedua tangannya.Lalu disentakkan. Dia sengaja menghantam baglan bawah gapura. Dengan begitu gapura itu akan ambruk,
Brakk!
Gapura sebelah kanan bergetar keras. Bagian bawahnya ambrol. Gapura itu ambruk. Mata Datuk Wajah Besi nyalang tak berkesip memperhatikan ambruknya gapura, Saat itulah sebuah benda hltam mencelat darl reruntuhan gapura. Sang Datuk cepat melompat. Benda hitam berbentuk kitab disambar sebelum amblas melayang ke bawah.

*
* *

------------------------------------------------------
TIGA
------------------------------------------------------
DUA orang berkepala gundul plontos tu duduk dl dekat peraplan yang menyala terang. Mereka duduk berjajar. DI antara mereka tampak sebuah
tombak besar mellntang. Ujung tombak berada dl pundak orang sebelah kanan yang ternyata seorang kakek. Pangkal tombak berada di pundak orang sebelah kirl yang ternyata adalah seorang nenek. Kakek-nenek berkepala gundu! inl bukan lain adalah tokoh yang dlkenal dengan gelaran Manusla Tombak Berkepala Setan. Nama asli sl kakek adalah Karuhun Kaspo. SI Nenek Karuhun Kaspl.
"Sumpah mampus. Aku hampir tldak percaya kalau ada manusla dan kehidupan di dasar Jurang Inl!" kata sl Kakek Karuhun Kaspo.
"Aku tak heran. Yang kuherankan, bagalmana Pendekar 131 bisa memlllk Iimu eeperti setan itu?l Kita hamplr saja mampus di tangannyal Lagi pula bagalmana dla menurut saja perlntah gadls cantk bernama Nyal Dua Wajah itu?I Apa betul mereka pasangan kekaslh?I Pemuda slalan ltu. Bukan hanya dl luaran jurang sana memlllkl kekaslh cantik. DI bawah jurang inl pun ternyata punya simpanan!" Menyahut si nenek.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?I Sekarang aku mulal yakin, kItab ltu tldak ada pada Bldadarl Delapan Samudera dan Rayl Tunjung Serojal Darlpada carl penyakt dan mampus dl tempat slalan inl, leblh balk kita kemball ke Lembah Janur Slang!"
"Soal pulang kampung urusan mudah. Kita sudah telanjur berada dl slnl. Kita terus menyelldlk. Slapa tahu di tempat slalan Ini klta menemukan sesuatu?l Paling tidak kita pulang membawa oleh-oleh! Aku membawa seorang pemuda tempat Ini dan kau membopong gadis cantik dari tempat lnll Hlk .... Hlk .... Hlk ... l" SI Nenek Karuhun Kaspl tertawa ceklkikan. Tapl laksana direnggut setan, mendadak dla putuskan tawa ceklkikannya.
Anehnya di tempat itu maslh jugaterdengar suara tawa ceklklkanl
"Setan alas! Slapa ikut tertawa?l" Membentak sl nenek. Tombak di pundaknya dlsentakkan. Tombak itu berkelebat ke udara. SI nenek bangkit memutar diri dengan putar tombak besarnya. Deruan keras semburat di tempat ltu. Peraplan tangsung padaml Kayu peraplan semburat mencelat. Suasana dl tempat itu seketika gelap gulital Kau tertawa berarti senang. Apa aku tldak boleh ikut bersenang-senang?!" Satu suara terdengar.
SI Kakek Karuhun Kaspo melompat bangkit, langsung memutar. Tegak men[afari adiknya. Samar-samar mereka mellhat sebuah benda bulat besar.
"Setan apa ini?I Bentuknya bulat.... Tapl mengapa bisa bicara? Malah tertawa ceklkikan seperti manusla?l" desis sl nenek. Mau tak mau kuduknya merinding. Namun dengan cepat dla luruskan tombak besarnya lalu dltusukkan ke arah benda bulat.
"Kenyal.... (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Tapi mendut-mendutl" gumam si nenek tatkala ujung tombak menyentuh benda bulat. Namun bersamaan tu dla terkejut besar. Selama ini sesuatu yang terkena ujung tombaknya pastl akan robek menganga! Batu besar saja blsa dibuat pecah berantakan.
Tapl benda bulat ini hanya mendut-mendutl Malah tatkala si nenek mendorong, kaklnya mental tersurutl
"Jahanaml" makl sl nenek sambll kemball arahkan ujung tombak ke arah benda bulat. Lalu dldorong beberapa kall.
Bruttt! Bruuutttt! Bruuuuuuutttl
Terdengar suara kentut tiga kall. Bau kentut semburat mengudara. SI nenek menjerit. Bukan karena suara dan bau kentut, tapl bersamaan dengan terdengarnya suara kentut, tlga gelombang angin menderu keras. SI nenek terjengkang jatuhl SI Kakek Karuhun Kaspo tertawa bergelak. Dla menduga yang keluarkan suara kentut adalah sl nenekl
Bukkkl
Saklng marahnya sl nenek hantamkan tubuh tombak pada kepala si Kakek Karuhun Kaapo,
"Mengapa tertawa?! Kau senang saudaramu mendapat celaka, hah?l
"Kau mendorong sampal terkentut-kentut. Mana blsa lkatakan celaka?l"
"Keparat slalan! Slapa yang terkentut-kentut! Benda celaka itu yang keluarkan kentutl Bukan akul Rasaan.... Bau kentutku tidak secelaka inl!" Saat itu bau kentut memang audah merambah ke mana-mana. Si Kakek Karuhun Kaspo cepat tekap hldungnya. Lalu berbarengan dengan adlknya dla memandang ke depan. Karena sudah mulal blasa dengan keadaan mereka blsa sedikit jelas mellhat ke depan.
"LIhat! Benda itu bergoyang-goyangi Mendut-mendut ke kanan klril" seru sl kakek. "Kalau tldak ke tempat celaka Ini, pastl aku tidak akan pernah mellhat benda aneh macam lnll Manuela bukan tapl blse blcara dan kentut!"
"Buka matamu lebar-lebar!" Tiba-tiba sl nenek berterlak. DI depan mereka benda bulat itu bergerak berg0yang-goyang. Lalu memutar. Dan perlahan terangkat ke atas.
"Astagal Ternyata manusia jugal Yang kita lihat tadi pinggulnya! desls sl kakek. Di depan mereka tegak seorang nenek berwajah bulat. Rambutnya jarang kellmls ke belakang. Nenek ini memilikl tubuh besar tambun. Tapl yang paling besar adalah pinggulnya. Nenek ini mengenakan pakalan sebatas iutut dan ketat.
"Slapa kau?l" Berbarengan Manusla Tombak Berkepala Setan membentak.
Sl nenek berpinggul besar tertawa. "Kallan tidak mengenallku. Berarll kallan orang-orang gundul asingl Tapl aku tidak pedull kallan orang aslng atau orang asli. Kalau kallan blsa bersenang-senang denganku kallan kuanggap sebagal sahabat!
SI nenek memandang orang darl atas kepala hlngga ujung kakl. "Aku mau bersenang-senang denganmu.
"Tapl katakan dulu slapa kau adanyal"
"Aku Nyal Sedap Mentull Kallan slapa?l"
"Aku Karuhun Kaspol" SI kakek mendahulul ucapan sl nenek. "Nenek ini adikku. Namanya Karuhun Kaspl .. .l"
"Tapl kaml lebih keren dikenal dengan Manusla Tombak Berkepala Setanl" sahut si nenek. "Nama kerenmu slapa?l"
"Nama keren?I Aku...."
"Nama keren adalah nama gelar!" Kakek Karuhun Kaspo menerangkan.
Ooocoo.... Kadang-kadang orang memanggllku Nyal Sedap Mentoll Tapl ada juga yang memangglku Nyal Sedap Mentill Tapl aku lebih senang kalau ada yang memanggil Nyai Sedap Toll"
Manusia Tombak Berkepala Setan tertawa bergelak. Nenek berpinggul besar menyeringal. "Mengapa kalian tertawa?!"
"Namamu saja berbau porno. Pastl kau suka yang begitu-begitu!" ujar si nenek.
"Sialan! Nama kerenku ksllan anggap berbau porno?I Kau tahu artinya Nyai Sedap Tol?I"
"Nyai Sedap Mentull Aku periu beberapa keterangan. Kau sudah kuanggap sebagal sahabat...," kata sl Kakek Karuhun Kaspo.
"Keterangan apa yang kallan inginkan?!"
"Apa kau dengar tentang sebuah kitab bernama Kitab Kidung Seloka?l"
"Hem.... Kalian muncul di tempat ini perlu kitab itu?t
"Betul! Betul sekalll" berbarengan Manusla Tombak Berkepala Setan menyahut.
"Laiu di mana kitab itu sekarang?l"
Manusla Tombak Berkepala Setan saling pandang.
"Tampaknya kita berhadapan dengan nenek porno sekaligus gllal Ditanya, malah balik bertanyal" bisik sl nenek.
"Mungkin dia saiah dengar! Atau tidak mengerti ucapan kital" bisik sl kakek lalu berteriak.
"Nyal Sedap Mentoll Kami mencarl Kitab Kldung Selokal Kau tahu dl mana dan slapa yang memegang kitab itu? Dalam hldup, ada yang mencari ada yang dicaril Kalau kalian tanya tentang kitab, hanya satu yang blsa menjawab!"
Manusia Tombak Berkepala Setan berlorpatan maju sambil berterlak. "Siapa?l"
Namun belum sampal mereka tegak, mereka berbalik berlompatan mundur. Karena tiba-tiba mereka roembaul aroma kentut! Nyal Sedap Mentul tertawa ngakak.
"Kalian takut dengan kentut. Bagaimana akan bisa mendapatkan kitab itu? Karena yang bisa memberi keterangan adalah sl kentut! Hik.... Hik.... Hik...!"
"Jahanam!" Manusla Tombak Berkepala Setan berseru. SI nenek putar tombak besarnya. SI kakek melenting ke udara. Saat lain sl kakek sudah duduk di ulung tombak. Si nenek gerakkan tombak. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Tombak besar itu menderu ganas ke arah Nyal Sedap Mentul. Kakl sl kakek berkelebat memandang. Bukan itu saja, kedua tangannya ikut bergerak iepas pukulan bertenaga dalam tinggll
Nyal Sedap Mentul jatuhkan diri sejajar tanah. Tubuhnya yang tambun besar berdebam menghantam tanah. Tanah di tempat itu bergetar kerasl Saat lain dla gulingkan tubuh ke samping. Gelombang pukulan dan tendangan si Kakek Karuhun Kaspo lewat beberapa jengkal di samping Nyal Sedap Mentul.
Nyal Sedap Mentul tertawa. Nenek Karuhun Kaspl menggembor marah. Tombak digerakkan sekal lagi. Namun bersamaan itu Nyai Sedap Mentul sentakkan kedua tangannya. Tubuhnya meienting ke udara. Lalu melayang dan jatuh melintang di belakang Kakek Karuhun Kaspo yang ada dl ujung tombak.
Anehnya, walau tubuh besar Nyal Sedap Mentul melintang ke tengah tombak, namun Nenek Karuhun Kaspi tidak merasakan beban berat sama sekall. Bahkan tombak di tangannya tidak bergerak saat tertimpa tubuh besar Nyail Sedap Mentull Tahu apa yang terjadi, Nenek Karuhun Kaspl putar
tombaknya. Sementara sl kakek cepat putar dlri menghadap Nyai Sedap Mentul. Saat itulah mendadak Nenek Karuhun Kaspi merasakan beban berat. Dia berusaha bertahan. Tapi cuma sesaat. Saat lain pegangan tangannya pada tombak terlepas! Karuan safa Kakek Karuhun Kaspo yang ada dl ujung tombak kalang kabut, karena tubuhnya meluncur ke arah Nyal Sedap Mentull Padahal dl saat yang aama Nyal Sedap Mentul geluncdungkan diri ke arah sl kskeki Hingga terlambat bagl si kakek membuat gerakan menghadang.
Bukkkl
Kakek Karuhun Kaspo tertumbuk tubuh besar Nyal Sedap Mentui. Sosoknya mencelat darl ufung tombak yang melayang ke bawah. Slal menimpa sl kakek. Belum sempat bangkit, tubuh Nyal Sedap Mentul melayang deras ke arahnyal
Bruuukki
Kakek Karuhun Kaspo menjerit keras. Sosoknya lenyap tertlndlh tubuh Nyal Sedap Mentul. Suara jeritannya pun terenggut lenyapl
Nenek Karuhun Kaspl kertakkan rahang. Tombak dl atas tanah dlambli. Sambil menggembor keras dla berkelebat ke depan.
Nyail Sedap Mentul bangkit perlahan. Tangan kanannya mencekal leher Kakek Karuhun Kaspo, Lalu disentakkan ke belakang. Sosok si kakek mencelat, menghambur ke arah Nenek Karuhun Kaspl.
Nenek Karuhun Kaspl tersentak kaget. Tombak dlcampakkan ke tanah. Lalu gullngkan tubuh selamatkan diri darl mentalan tubuh kakaknya. Tapl tak urung bahu kanannya maslh tersambar tubuh sl kakek.
Brukkkl
SI nenek terbantlng memutar di atas tanah. SI kakek terkapar di samplngnya.
"Kallan tidak ·blsa dlajak bersenang-senang, karena kedatangan kallan punya maksud mencari kitab! Kallan tidak lagl kuanggap sebagal sahabatl" terlak
Nyal Sedap Mentul. Pingguinya digoyang-goyangkan.
Lalu enak saja melangkah tinggalkan tempat itu. Walau tampak melangkah biasa, tapi kejap lain sosoknya sudah lenyap!

*
* *

------------------------------------------------------
EMPAT
------------------------------------------------------
YAI Sedap Mentul tegak rangkapkan kedua tangan di sebuah dataran rendah. Tubuhnya dl sandarkan pada sebuah llalang tlnggl. Anehnya
llalang ltu tidak rebah tertlmpa tubuh besar sl nenek. Hal Ini bukan karena sl nenek benar-benar bersandar tapi dia menjaga keseimbangan tubuhnya, tanda nenek lnl memlllkl lmu sangat tinggl.
"Ber[alan cukup jauh. Tapi belum [uga kudapatkon seorang sahabat yang diajak bersenang-senangl Kebanyakan orang yang kutemul selalu dlrundung masalahl Padahal hidup..." gumaman sl nenek terputus karena mendadak tellnganya mendengar suara orang.
Nyal Sedap Mentul melompat, kepala ditengadahkan tangan dltadangkan dl depan kening. "Selama bumi ini melintang, baru kall Inl aku mendengar orang bernyanyi seperti ini! Orang bernyanyi tanda dla sukacita.
"Berarti orang ini tak dirundung masalah urusan! Mungkin orang Ini bisa dlajak senang-senang dalam hidup!"
Baru saja si nenek bergumam begitu, di atas sana muncul satu sosok tubuh. Orang ini tegak di iamping tanah tlnggi. Dari mulutnya keluarkan bacaan mantra mantra! Tubuhnya terus bergerak membuat tarlan. Dia adalah seorang pemuda berwajah tampan berambut panjang sedikit awut-awutan. Pemuda Inl bertelanfang dada dan hanya mengenakan celana panfang warna pullh.
"Hem.... Mungkin orang inl yang kucari! Bukan hanya menyanyi tapl juga menarli Tanda orang inil selalu bersenang-senangl"
Habia bergumam begitu, Nyai Sedap Mentul lambalkan tangan kirinya. "Hal! Blsakah kita bersahabat sallng membagl kesenangan?I"
Pemuda bertelanjang dada gerakkan tangan kanan. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Bukan membalas lambalan sl nenek, tapi karena menglkuti gerakan tubuhnya yang menarl. Hebatnya
bersamaan dengan gerakan tangannya, beberapa gelombang dahsyat berklblatl
arena pada awalnya menduga gerakan tangan sl pemuda membalas lambalan tangannya, Nyal Sedap Mentul tertawa keras. Namun begltu tahu gerakan tangan ltu klblatkan gelombang dahsyat, sl nenek tercekat. Walau dla berusaha selamatkan diri dengan melompat ke samplng, namun tak urung tubuhnya tersambar kiblatan gelombangl
Nyal Sedap Mentul terpeklk keras. Tubuhnya tersapu deras dua tombak! Lalu roboh terjengkang. Tapl begitu pinggulnya yang besar bulat menlmpa tanah, sosoknya membal ke udaral Dl atas udara sl nenek goyangkan pinggulnya beberapa kali. Sosoknya makin membubung. Saat lain tahu-tahu dla sudah meluncur ke arah si pemudal Dua kakinya dibukalebar-lebar. Mulut keluarkan tawa panjang mengekeh. Pemuda bertelanjang dada memperhatikan sesaat. Anehnya dla tidak membuat gerakan apa-apal Malah dla putuskan bacaan mantra-mantrany al "Kenapa kaul" seru Nyal Sedap Mentul. Kedua kakinya ditakupkan begitu kepala pemuda bertelanjang dada masuk ke dalam [epitannya. Saat bersamaan tubuh sl pemuda doyong laiu jatuh, lenyap tertimpa tubuh sl nenekl
Anak keparati Slapa kau?l bentak Nyal Sedap Mentul. Dua tangannya bergerak nongolkan kepala sl pemuda dl antara dua pahanya. Walau tertlmpa tubuh besar sl nenek, tapi sl pemuda tidak mengeluhi Inl bukan karena sl pemuda mengerahkan tenaga dalam, namun karena sl nenek mengerahkan Iimu peringan tubuhnya hingga sl pemuda tidak merasakan beban berat sama sekall.
Si pemuda bertelanjang dada kedlpkan matanya beberapa kall. Memandang tajam pada paras sl nenek. Lalu tertawa bergelakl Dia terus tertawa tanpa menjawab pertanyaan Nyal Sedap Mentul.
"Anak keparatl Kau tak mau menfawab! Tapi tak apa.... Aku senang! Dalam keadaan begin! rupa kau tertawa senang, berartl kau manusla yang suka bersenang-senang dalam keadaan apa sajal Kaulah sahabat sejatl yang kucarll" ujar sl nenek ialu enak saja tarik kepala sl pemuda. Tubuhnya lolos darl bawah sl nenek.
Nyal Sedap Mentul memperhatikan beberapa langkah pada pemuda bertelanfang dada di hadapannya. SI pemuda duduk menfeplok. Dalam hati al nenek berkata.
"Tampangnya keren. Tapl rasanya baru ksl Inl aka bertemu tampang sepert inll Tampang manusia asing!"
"Hal! Kau manusla aslng, bukan?l SI menek bertanya.
"Apa ada pentingnya asing atau tidak?l SI pemuda ballk bertanya aetelah tertawa sesaat.
Si nenek geleng kepaia. "Sebenarnya aku tak akan bertanya slapa dlrimu. Tapl karena kau sudah kuanggap sahabat, kuminta kau mau sebutkan diri! Sekalian dengan nama kerenmu!"
Si pemuda mendongak. "Aku tak tahu slapa diriku! Aku pun tak mengenalimu! Nama keren aku tidak punyal Aku ingin membunuh orang!"
Ah.... Kau jangan bercanda! Apa kau ingin aku sebutkan diri dulu?1 Balk. Dengar, aku Nyal Sedap Mentul. Tapl kadang-kadang orang menyebutku Nyal Sedap Mentol. Sebagian orang memanggil Nyai Sedap Mentil. Yang kurang ajar, tapi aku senang, ada yang menyebutku Nyal Sedap Toll"
Pemuda bertelanjang dada tertawa bergelak. "Nyal Toll Nyal Toll Nyal Toll"
"Aku sudah sebutkan diri. Sekarang giliranmu!" kata Nyal Sedap Mentul.
"Aku lupa slapa namakul"
"Lalu yang kau ingat apa saja?l"
Aku hanya Ingat Nyal Toll Nyal Toll Ha.... Ha.... Ha .. .l"
Si nenek bukannya marah, tapl lkut tertawa. Lalu berkata. "Kau tak Ingat slapa namamu. Bagaimana kalau kuberi nama?l"
"Silakan. Silakan, Nyal Toll"
"Bagalmana kalau Datuk Gede Anune?l"
"Bagus! Nama bagus. Aku senang nama Datuk Gede Anunel Ha.... Ha.... Ha...l" kata si pemuda lalu beranjak bangklt.
"Kau mau ke mana? Kita sudah bersahabat. Ke mana saja kita harus berdual"
"Aku harus membunuh orangl"
"Astaga! Jadl kau tldak maln-main? Slapa yang akan kau bunuh?I Apa pula urusannya?l"
"Aku tak tahu namanya! Aku juga tak tahu urusan nyal Ha .... Ha.... Ha .. .l
Aku harus membunuh merekal
Kalau mau kut sllakan, Nyal Toll"
"Aneh .... Sepertlnya ada yang tak berea dengan makhluk satu inil Bukan saja tidak tahu siapa namanya sendiri, juga tidak tahu slapa nama orang yang hendak dibunuh! Tapi karena sudah kuanggap sahabat, aku akan ikut saja!" SI nenek Ikut bangkit.
Datuk Gede Anune! Kau kenal dengan dua manusia asing bernama keren Manusla Tombak Berkepala Setan?l" tanya Nyail Sedap Mentul.
"Tidakl Aku hanya ingat nama Nyal Tol dan Datuk Gede Anunel Ha.... Ha .... Ha...J"
"Waduh! Jangan-jangan aku ini bersahabat dengan orang gilal Tapi apa boleh buat. Daripada bersahabat dengan orang waras tapi tindakannya gila le­
bih balk bersahabat dengan orang gila tapi tindakannya waras!"
"Datuk Gede Anunel Kau tahu di mana orang yang hendak kau bunuh?1"
Aku tak tahu! Aku tak tahul Aku hanya tahu Nyal Tol dan Datuk Gede Anunel"
Walahi Orang ini benar-benar gllal Tapl.... Dari gerakannya tadi, jelas makhluk inl membekal ilmu tinggl!" gumam Nyal Sedap Mentul. Lalu ikut melangkah menglkuti si pemuda yang lebih dahulu menurunl tanah ketlnggian. Namun baru lima tindak, tiba-tlba darl arah seberang berkelebat satu bayangan. Satu sosok tubuh tegak dl hadapan pemuda bertelanfang dada.
"Pendekar 131! Kita harus pergl darl tempat inil Orang di hadapan pemuda bertelanjang dada berkata.
Dia adalah seorang gadls cantlk mengenakan pakalan biru. Seolah tidak sabar, sl gadls cepat mendekati si pemuda yang bukan lain memang Pendekar 131 adanya.
Murid Pendeta Sinting yang sudah hllang ingatan, bukan saja karena tindakan Siluman Sungal Kapuk, namun juga karena ulah Nyai Dua Wajah, menyongsong sl gadls dengan tertawa. Namun dia bukannya terus menyambut sl gadls yang sudah sunggingkan senyum, namun justru terus ngeloyor melewatl sl gadls!
Senyum si gadis pupus. Dia cepat berbalik. Sekall melompat dla kemball tegak di hadapan Pendekar 131.
"Pendekar 131l Aku Bidadarl Delapan Samuderal Kita harus pergl dari tempat celaka ini! Malapetaka besar akan menlmpamul" kata sl gadls yang ternyata memang Bidadarl Delapan Samudera adanya.
"Aku tidak kenal Bldadarl Delapan Samudera! Aku hanya kenal Nyal Toll" sahut Joko seenaknya. Hilangnya lngatan Pendekar 131 membuatnya tak lngat lagl slapa Bidadani Delapan Samudera.
"Nyal Toll Slapa la?l" tanya Bidadari Delapan Samudera.
"Itu adalah nama kerenkul Nama sebenarnya Nyai Sedap Mentul! Tapl boleh kau memanggilku Nyal Sedap Mentol atau Nyal Sedap Mentlll Tapl aku leblh senang kau panggli Nyal Tol sajal" Nyal Sedap Mentul menyahut. Tubuhnya dlbungkukkan. Pinggulnya digoyang-goyang.
Bldadar Delapan Samudera memperhatikan si nenek. "Hem.... DI sinl juga ada manusla bernama dan berperangal aneh! Makin lama sini, Pendekar 131 akan bertambah tak karuan! Aku harus membawanya pergi!"
Habls membatin begltu, Bldadarl Delapan Samudera berkata "Kau tahu lsyarat kepalanyal Tapl aku masih ingin agar kau yakinl"
"Nyall Tunggul Pemuda ini sudah hilang Ingatanl"
Nyal Sedap Mentul pulang balikkan tangan kanan. berkata.
"Nyai Sedap Mentul.... Pemuda Inl adalah sahabatku. Namanya Pendekar 131. Kami datang darl negerl jauh. Akusudah lama mencarinya. Aku sekarang harus membawanya kemball...."
Nyal Sedap Mentul melompat den tegak menjajarl Joko. "Sepertl hainya dirimu, aku juga datang dari negerl jauh. Aku mencarl seorang sahabat yang blsa diajak bersenang-senang! Sekarang aku menemukan seorang sahabat. Aku tak bisa memblarkannya pergll Lagl pula aku tidak percaya kau adalah sahabatnyal"
"Nyal! Tidak ada gunanya aku berdusta psdamul"
"Kalau dla sahabatmu pasti mengenalimul Leblh dari itu dia bukan Pendekar 131i Kau salah Ilhat!"
"Nyal! Aku...."
Belum habls ucapan Bldadarl Delapan Samudera, Nyal Sedap Mentul sudah memotong. "Sekarang begini saja. Kalau dla mernang mengenallmu, aku mempersllakan kau membawanya. Kalau seballknya, kubur dulu keinglnanmul'
Tanpa memberi kesempatan pada Bldadarl Delapan Samudera, Nyai Sedap Mentul pegang lengan murld Pendeta SInting. Lalu bertanya.
"Sahabatku.... Kau kenal gadls baju blru [tu?l" Pendekar 131 geleng kepala sambll tertawa. Malah dla tidak sekall pun memendang pada Bldedarl Oelapan Samudera. Nyai Sedap Mentul Ikut tertawa. Lalu berkata.
"Kau tahu lsyarat kepalanyal Tapl aku masih ingin agar kau yakinl"
"Nyall Tunggul Pemuda ini sudah hilang Ingatanl"
Nyal Sedap Mentul pulang balikkan tangan kanan.
"Tidak bisa! Tidak bisa! Coba dengarkan baik baik!" Si nenek berpaling pada Pendekar 131.
"Sahabatku.... Kau tahu slapa nama kerenku?l' Murid Pendeta SInting kedip-kedipkan matanya.
"Kau.... Nyal Toll Nyal Toll
"Sahabatku...." Nyal Tol bertanya sekall lagi. "Slapa nama kerenmu?l" kata si nenek sambll meiirik pada Bidadari Delapan Samudera.
Aku.... Aku Datuk Gede Anunel"
"Nakh.... Dla kenal dengankul Lebih dari itu, dla bukan Pendekar 131. Tapi Datuk Gede Anunel Hik.... HIk.... Hik...I"
Tampang Bidadarl Delapan Samudera berubah merah mengelam. Dia cepat membentake.
"Nyal! Kau tak lebih darl Nyal Dua Wajahi Kau buat Pendekar 131 makin glla!"
"Tunggu dulul Aku tidak membuat orang makin gilal Dla sudah gila darl sononyal Tapl itu tldak penting. Yang jelaa dla bukan sahabatmu Pendekar 131l Dla Datuk Gede Anune sahabatkul"
Bldadari Delapan Samudera memandang beberapa saat pada Joko. Saat ltulah dla ingat kemball pada dua aenjata Pendekar 131, Pedang Tumpul 131 dan Cermin Bayangan Dewa. Ketika bertemu dengan murld Pendeta Sintlng pertama kall dl dasar jurang beberapa waktu lalu, Bidadarl Delapan Samudera tldak sempat lngat dengan dua senjata Joko, karena eaat itu ketegangan sudah muncul sejak awal dengan hadirnya Lara Ayu, Nyal Dua Wajah serta murid Pendeta Sinting dan Manusla Tombak Berkepala Setan.
"Ketika itu aku tidak ingat lagl. Dua senjata itu ada di pinggangnya atau tldak. Yang jelas saat lnl aku tidak melihatnyal" gumam Bidadarl Delapan Samudera, lalu buka mulut.
"Nyal.... Sahabatku itu muncul di tempat ini membekal dua senjata. Kalau kau yang menyimpannya, harap sudl memberlkannya padaku!"
Nyai Sedap Mentul tertawa. "Sejak awal dla hanya berbekal celana butut itu! Tapi kalau sen[ata yang kau maksud senjata simpanannya, kurasa maslh tetap utuh meski aku belum memerlksanyal Hik.... Hik.... Hik...I"
"Nyal! Harap tidak bicara tak karuani Kalau senjata simpanannya jelas maslh adai Yang kumaksud senjata pedang dan cerminnya!" Entah saking marahnya, Bidadari Delapan Samudera sanggup bicara seperti itu.
"Aku tak tahu menahu tentang senjata lainnya!" Bldadari Delapan Samudera pandangl sekujur tubuh Nyai Sedap Mentul dengan pandangan curiga.
Yang dlpandang bisa membaca. Dla cepat gerakkan kedua tangan mengusap kepala hingga ujung kakinya. Lalu tubuhnya diputar tiga kall.
"Kalau aku mengambilnya pasti sudah kellhatan menonjol-nonjol! Dan kalaupun ada yang menonjol pada baglan tubuhku, kau pasti tahu. [tu bukan senjatat Tapl .... Hlk ..•. Hik ..•• Hlk ••• l"
Bldadarl Delapan Samudera usap wajahnya, coba menahan kejengkelan. Lalu mendekatl Nyal Sedap Mentui.
"Nyal.... Kumohon kau mau percaya padaku. Terua terang saja. Pemuda itu adalah kekasihku.... Dia berubah hilang ingatan aklbat perbuatan seseorang! Aku harus membawanya pergi...." Bidadarl Deiapan Samudera memohon.
"Kau ini bagaimana? Tadl mengaku sebagai sahabat. Sekarang sebagal kekasih! Mana yang benar?l Sahabat atau kekasih?! Kekasih atau sahabat?I
"Sahabat, Nyal.... Eh.... Kekasih, Nyal!" Karena blngung Bidadari Delapan Samudera salah ucap.
"Sahabat atau kekasih?I Kekasih atau sahabat?l Jawab yang benat!" sentak Nyai Sedap Mentul.
"Kekasih sekallgus sahabat, Nyal!"
"Hem .... Ke mana kau akan membawanya?!"
"DI negerlku ada seorang tabib sakti. Walau aku mendapat keterangan hiiang ingatannya tidak bisa lenyap kalau tidak ditemukan Kitab Kidung Seloka, aku akan membawanya ke tabib itui Mencari Kitab Kidung Seloka malah membuat dla jadi tak karuan! Dljerat beberapa urusan aneh!"
"Hem.... Dua kall ini aku mendengar orang sebutkan nama kitab itu! Mungkinkah kitab itu benar-benar ada di sekitar tempat inl?l" ujar Nyal Sedap Mentul.
"Aku tidak bisa memastlkan, Nyal! Bagiku, bisa bertemu dengan Pendekar 131 sudah merupakan kebahaglaan tersendiri. Maka darl itu, kuharap Nyai tldak memutus kebahaglaan ini.... izinkan aku membawanya pergl...." Bldadari Delapan Samudera menatap si nenek dengan mata berkaca-kaca. Lalu mendekati murid Pendeta Sining. Si nenek dlam saja. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Bldadarl Delapan Samudera ulurkan kedua tangannya pada Joko. Namun gerakannya tertahan ketlka tlba-tiba satu sosok tubuh berkelebat di tempat itu. Dua tangan Bldadarl Delapan Samudera mencelat ke belakang. Tubuhnya tersurut tiga langkah!.

*
* *

------------------------------------------------------
LIMA
------------------------------------------------------

BERPALING ke kanan, tegak seorang nenek berpakalan biru. Orang ini susun kedua tangannya di atas kepala. Tatkala nenek ini goyangkan tubuh dan kepalanya dua kall, terjadllah perubahan. Dia menjeima menjadi seorang gadis cantik jelita berkulit putih mulusi Dadanya membusung kencang, pinggulnya mencuat padat. Pada plpi kanan kiri terllhat lesung pipit ketika tersenyum.
Beberapa saat Bldadari Delapan Samudera tercekat. Lalu menyembur seruan keras darl mulutnya.
"Nyal Dua Wajah!" Sr nenek yang menjelma gadla cantik dan bukan lain memang Nyal Dua Wajah adanya tersenyum. Bidadart Delapan Samudera berpaling pada Nyal Sedap Mentul yang tidak terkejut melihat perubahan wujud orang. Belum sampai berucap, sl gadis Nyai Dua Wajah mendahulul.
"Gadls asingl Jangan berharap minta bantuan! Nyal Sedap Mentul tldak akan tkut campurl Kalau ingin selamat, menyingkirlah darl tempat inil Pulangiah ke kampung halamanmu!"
Aku akan pulang. Tapi bersama Pendekar 131!
"Dla kekasihkuf Dla akan tetap mendampinglku di sinl!" sentak Nyal Dua Wajah.
Bldadari Delapan Samudera seolah tidak mendengar sentakan orang. Dla melangkah mendekatl murid Pendeta Sinting. Nyal Sedap Mentui mendahulul dan tegak membelakangl di hadapan Joko. Tangan kanan kiri dipalangkan menghadang.
"DJa sahabatku. Tak akan kublarkan seorang pun membawanya!" kata Nyal Sedap Mentui. Matanya memandang silih berganti pada Bidadari Delapan Samudera dan Nyal Dua Wajah.
"Nyal Sedap Mentul! Selama ini kau jarang usil urusan orang. Mengapa kali ini kau berubah?l" Nyal Dua Wajah bertanya.
"Berpuiuh tahun aku mencari sahabat sejati. Baru kall ini aku menemukannya! Maka apa pun akan kulakukan agar kau biaa bersamanyal"
Nyal Dua Wajah tertawa. "Pastl kau jatuh cinta dengan Pendekar 131!"
Nyal Sedap Mentul menclblr. "Kallan darl tadi sebut-sebut Pendekar 131! Dengar balk-baik! Pemuda inl bukan Pendekar 131!
Nyal Sedap Mentul menoleh ke belakang. "Sahabatku.... Katakan pada mereka slapa nama kerenmu!"
"Aku Datuk Gede Anune! Kau sahabatku Nyal Toll" jawab murid Pendeta Sinting.
Nyal Dua Wajah terdiam sesaat. Lalu tertawa tergelak. Bidadari Delapan Samudera palingkan kepala dengan paras bersemu merah.
"Nyal Dua Wajah! Bldadarl Delapan Samudera! Kallan salah mellhat orang!"
"Nyal Sedap Toi!" terlak Nyal Dua,Wajah. "Slapa yang mengajari dan memberi nama antik itu?! Apa kau pernah melihat anunya hingga memberinya nama Gede Anune?! HIk.... Hlk.... HIk...I"
"Aku sungkan menjawab! Leblh baik kau p!kir sendlri!"
Nyai Dua Wajah maju beberapa langkah. "Nyai Sedap Mentui! Kum!nta kau tidak menghalangi aku!
Nyai Sedap Mentui geleng kepala. Nyal Dua Wajah menyeringal. Lalu memandang pada murid Pendeta Sinting dan berterlak.
"Manusla setan Pendekar 131! Bunuh dua perempuan itul"
Belum habls terlakan gadis Nyal Dua Wajah, tangan Joko bergerak ke depan.
Bukkk! Bukkkl
Nyal Sedap Mentui terhuyung ke depan. Tubuhnya terjungkal. Tapi beberapa jengkal lagi menghajar tanah, nenek inil membuat gerakan membailk!
Bummml
Pinggul besar Nyal Sedap Mentul menghantam tanah. Tempat itu seketika bergetar keras. Saat yang sama sosok sl nenek melenting membal ke udaral Lalu melayang turun dalam posisl menungging, pantat dltonjoikan lurus ke arah murid Pendeta Sintingl
Pendekar 131 angkat kedua tangannya dengan kepala tengadah. Dari mulutnya sudah keluar bacaan mantra-mantra. Namun belum sampal membuat tarlan, pantat besar Nyal Sedap Mentul sudah menghantam kedua tangannyal
Bukkk! Bukkk!
Kedua tangan Joko menekuk, luruh ke bawah. Tubuh dan pantat si nenek terus meluncur dan menumbuk pada wajah Joko!
Bukkkl
Joko tersentak mundur. Lalu jatuh terjengkang, tertindih pantat besar Nyai Sedap Mentui. Joko megap megap. Kedua kakinya melejang-lejang.
"Manusla setan Pendekar 131! Bunuh!" Nyal Dua Wajah kembail berterlak.
Nyal Sedap Mentul angkat tubuhnya, lalu mengangkang dl atas tubuh Pendekar 131. Pantat sengaja dlluruskan dengan wajah Joko. Kedua tangannya bersitekan pada kedua pahanya. Joko menghela napas panjang. Lalu buka mulut membaca mantra-mantra. Saat inilah Nyal Sedap Mentul pencet perutnya dengan tangan kanan. Paras wajahnya meringis seperti orang kesakitan.
Bruuuuuuuuttttt!
Terdengar suara kentut panjang sekall. Seketlka bacaan mantra Joko putus, Mulutnya terkancing rapat!
Tanpa sadar kedua tangannya ditarik pencet hidungnya. Sementara Bidadari Delapan Samudera cepat melompat mundur karena saat itu bau kentut menebar.
lyai Dua Wajah tegak menyakslkan dengan mata mendellk angker. Dla belum membuat gerakan apa-apa, menunggu mellhat apa yang terjadi.
Di bawah sosok Nyal Sedap Mentul, murid Pendeta Sinting tersengal. Lalu kedua tangannya ditarik dari hidung ditekankan pada perutnya karena saat itu dla merasakan perutnya mulas.
Ketlka Joko tekankan kedua tangannya pada perut, terdengar suara kentut bertalu-talu! Panjang pendek, panjang pendekt Nyal Sedap Mentul tertawa cekiktkan. Kepalanya disentakkan ke bawah, memandang Joko darl sela dua kangkangan kakinya. Lalu berkata.
"Sahabat Datuk Gede Anune! Tunggingl gadis jelmaan itu! HIk.... HIk.... Hik...!"
Joko memberosot darl bawah tubuh Nyal Sedap Mentul, tegak berhadap-hadapan dengan si nenek. Lalu perlahan tubuhnya bergerak ke depan, menunggingl Nyal Dua Wajah!
"Jahanam! Dia berhasii membuyarkan pengaruh limuku dengan kentutnyal" desis Nyal Dua Wajah. Nyal Sedap Mentui tertawa. Lalu putar tubuh membelakangl Pendekar 131 dengan posisl menungging. Pantat ditepatkan pada wajah Joko.
"Sahabatku Datuk Gede Anunei Buka mulut, aku numpang lewat!" teriak Nyai Sedap Mentul. Tangan kanan ditekapkan pada perutnya.
Secara aneh, mulut Joko bergerak membuka. WalaNya! Sedap Mentui tekapkan tangan pada perutnya, tapl kall ini tidak ada suara yang terdengar.
"Sahabat Gede Anune! Teruskan ke belakang!" terlak Nyal Sedap Mentul.
Pendekar 131 mendadak merasa perutnya mulas luar blasa. Paras wajahnya pucat meringls. Saat lain dla keluarkan kentut beberapa kali! Aroma busuk semburat.
Bldadarl Delapan Samudera berkelebat menyingkir dengan tekap mulut dan hidungnya. Nyal Dua Wajah menyumpah panjang pendek. Sesaat dla coba bertahan. Namun beberapa saat kemudlan dia melompat mundur sampal iima tombakt Mulut dlkancing rapat, napas ditahan di hidung.
"Nenek itu lebih berbahaya daripada Nyal Dua Wajah! Apa yang harus kuiakukan?!" (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Bidadari Delapan Samudera membatin. "Kalau aku tidak berbuat sesuatu, aku khawatir Pendekar 131 makin celaka! Pendekar 131.... Mengapa naslbmu harus begini?! Lepas darl satu urusan, ditimpa urusan iebih besar lagi.... Kalau saja aku tidak membawamu ke Lembah Janur Sllang.... Ah. Semuanya sudah telanjur. Yang penting aku akan berusaha. Kalaupun aku tewas, setldaknya aku tidek terlalu merasa bersalah!" Gadls ini tampaknya nekat, apalagi kalau ingat bahwa terjerumusnya murid Pendeta Sinting dart Lembah Janur Slang karena kesalahannya.
BldadarI Delapan Samudera kerahkan segenap tenaga dalamnya. Lalu berkelebat ke arah Pendekar 131.
Namun bersamaan dengan itu Nya! Dua Wajah lemparkan sesuatu ke tanah, beberapa langkah di belakang Joko.
Bummml
Terdengar satu debuman keras. Tubuh Bidadari Delapan Samudera mental balik, terduduk di atas tanah. Di depan sana asap hitam membubung menutupl
pemandangan. Dl antara pekatnya pemandangan, sosok murid Pendeta Sinting terdorong ke depan. Wajahnya menumbuk pantat Nyal Sedap Mentui.
Bukkk!
Nyal Sedap Mentul terjungkal telungkup, tertindih tubuh Joko.
Mellhat gelagat tidak balk, Bldadarl Deiapan Samudera berpaling ke arah gadis Nyal Dua Wajah. Dla kaget. Nyal Dua Wajah sudah tidak ada dl tempatnyal
Bidadari Delapan Samudera cepat bangkit. Tapi dla terkejut. Matanya berkunang-kunang. Kedua lututnya goyah. Saat lain dla kemball jatuh terduduk! Anehnya matanya kemball normal. Memandang ke depan, dla terkeslap. Satu terlakan menggembor dari mulutnya. Suasana sudah terang. Tapi Pendekar 131 ldak kelihatan lagl. Nyal Dua Wajah dan Nyai Sedap Mentul juga lenyap tidak keilhatanl
Bidadart Delapan Samudera bangkit. Kepalanya dlputar. Lalu berkelebat mengitari tempat itu. Tapi dla tidak menemukan slapa-slapa! Bidadari Delapan Samudera berterlak kecewa. Tubuhnya lunglal lialu jatuh terduduk dengan air mata rnengucur derasl
DI atas pohon, duduk mendekam di sebuah cabang, Nyal Sedap Mentul memperhatikan dengan tawa ditahan-tahan. Di atas pundaknya melintang dlam murid Pendeta Sinting,
Saat suasana disamakl bumbungan asap hitam, dan wajah Pendekar 131 menumbuk pantatnya hingga dla jatuh telungkup, Nyail Sedap Mentui cepat guilngkan tubuhnya ke kanan. Lalu laksana kilat dla menarik tubuh Joko. Kejap lain dla berkeliebat dI antara bumbungan asap hitam. Sosok Nyal Dua Wajah yang berkeliebat ke depan, hendak menyambar tubuh Joko terlambat. Gadis jelmaan nenek ini sebenarnya ingin su­
sull dengan lepas pukulan bertenaga dalam tinggi. Tapl khawatir akan mendapat celaka sendlri, la terus berkeiebat tinggalkan tempat itu.
yal Sedap Mentul turunkan tubuh Joko dari atas pundaknya. Saat Joko dlbawanya berkelebat, dla telah menotok murid Pendeta Sintlng, hingga Joko hanya dlam tak bergerak.
Aku paling tidak suka mellhat air mata! Aku suka bersenang-senang!" gumam Nyal Sedap Mentul. Lalu enak safa tangan kanan kirinya bergerak lemparkan tubuh Pendekar 131 ke arah Bldadari Delapan Samuderal Sambit melempar, si nenek sekallgus' bebaskan totokannya.
Wuutttl
Walau melayang ke bawah, tapi sosok murld Pendeta Sinting melayang pelan.
Brukkkt
Joko tergeletak di depan Bldadart Delapan Samudera. Bldadarl Delapan Samudera menjerlt kaget. Sambil kedua bangkit dla angkat tangannya lalu disentakkan lepas pukulan. Namun begitu menumbuk slapa adanya orang, dla buru-buru batalkan pukulan. Dla menghambur ke depan, memeluk tubuh murld Pendeta Sinting!

*
* *

------------------------------------------------------
ENAM
------------------------------------------------------
BEBERAPA puluh tombak darl Pesanggrahan Sewu, Ratu Sekar Awan hentkan larinya, Menatap ke depan, matanya mendellk seolah tak percaya.
Mulutnya terkancing rapat walau sebenarnya ingin bicara. Di sebelahnya Kial Sosro Kembang tegak tercekat. Tubuhnya bergetar keras. Beberapa kall kepalanya menggeleng keras! Mereka mellhat gapura jalan masuk ke arah pesanggrahan sebelah kanan ambruk.
Tanpa ada yang buka mulut, laksana terbang kedua orang itu berkeliebat. Tegak di depan gapura yang ambruk dengan mata mendelik tak berkesip. Kial Sosro Kembang mendahului melangkah. Kakl dan tangannya slbuk singkrkan reruntuhan gapura. Ratu Sekar Awan tidak tinggal diam. Dla pun segera mengikuti tindakan sl kakek. Tapi sejauh ini mereka tldak menemukan yang dlcarl.
Ratu Sekar Awan tegak tengadah, menghela napas panjang lalu berkata.
Kial.... Ada orang yang mengambi] kitab itu!"
"ku minta maaft, Ratu.... Aku salah duga. Teryata tempat in! tidak aman...," kata Kial Sosro Kembang dengan suara bergetar.
"Aku mengerti, Kial.... Kau tak periu minta maat. Yang penting kita harus segera menyeldik slapa orang yang mengambi kitab itu! Herannya.... Bagaimana dla tahu kalau kitab ltu kita simpan di gapura inl?!"
Kial Sosro Kembang gelengkan kepala. "Aku juga tak habis pikir, Batu.... Kalau saja...."
"Ada orang menuju kemari!" Tlba-tiba Ratu Sekar Awan memotong ketlka ekor matanya menangkap kelebatan dua sosok bayangan menuju Pesanggrahan Sewu. Mereka tidak menunggu lama. Beberapa saat kemudian dua sosok tubuh sudah tegak dua belas langkah dari reruntuhan gapura.
Mereka dua orang. Sebeiah kanan seorang lakl­ laki setengah baya bertelanjang dada, mengenakan celana pendek komprang warna hitam lusuh. Di dada nya terdapat lukisan kipas bergagang kepala naga.
Rambutnya panjang menjulal awut-awutan, sebaglan menutupi wajahnya. Laki-lakl ini tidak lain adalah Datuk Kipas Naga.
Di sebelah sang Datuk, tegak satu sosok tubuh yang suit dikenaii, karena wajahnya ditutup selubungan kain tipis warna hitam. Sosok ini mengenakan pa­
kalan putlh terusan panjang agak gombrong. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Dari pakalan dan bentuk tubuh, jelas sosok inl adalah seorang perempuan.
Ratu Sekar Awan dan Klal Sosro Kembang surutkan langkah begltu mengenall slapa yang muncul. DI lain pihak, Datuk Kipas Naga dan perempuan berselubung kain hitam terus memperhatikan ke arah reruntuhan gapura.
"Kau lhat tampang dan slkap kedua orang itul Tampaknya ada yang tak beresl" Datuk Kipas Naga berbisik pada perempuan di sebelahnya. SI perempuan berselubung hitam anggukkan kepala.
Gapura ini hancur. Mereka unjuk tampang kecewa. Jangan-jangan kitab itu...." Belum habis biskan Datuk Kipas Naga, si perempuan menyahut, Jangan hanya mendugai Buka mulut mereka!"
Datuk Kipas Naga hendak buka mulut, tapl Ratu Sekar Awan mendahului.
"Apa maumu muncut di tempat ini, Datuk?!'
Sang Datuk tertawa. "Maslh sama seperti saat kita jumpa tempo harll Aku inginkan Kitab Kidung Selokal"
"Juga dua senjata milik Pendekar. Si perempuan menyahut. Suaranya sember bergetar.
Ratu Sekar Awan kembali tersurut kaget. "Mereka tahu slapa pemilik pedang serta cermln lnll Aneh ..•.
Bagalmana ini bisa terjadi?! Lalu slapa adanya perempuan berselubung kain hitam itu? Jelas suaranya dibuat-buat untuk menyahutl"
"Datuk KIpas Nagai" kata Ratu Sekar Awan. "Kitab itu sekarang tidak ada pada kaml! Kami menyimpannya d! tempat ini beberapa waktu yang lalu! Tapi sekarang kau llhat sendiri. Gapura tempat kusimpan kitab itu hancur berantaksn! Kitab itu lenyap entah slapa yang mengambill" Batu Sekar Awan berterus terang karena tak mau terjadl lagi bentrokan. Dia masih Ingin menyelidik sekalligus menemukan Pendekar 131!
Datuk Klpas Naga berpallng pada perempuan di sebelahnya. Si perempuan anggukkan kepala lalu berbisik. "Tampangnya dla tidak berdusta! Sekarang minta dua senjata milk Pendekar 131l
Datuk Kipas Naga memandang pada atu Sekar Awan. "Aku percaya keteranganmu. Sekarang kuminta kau penuhl permintaan kami selanjutnya! Berlkan dua senjata yang kau slmpan dl ballk pakaianmul"
"Datuk! Inl mliik orangi Kalau kau ingin memintanya, mintalah pada orangnyal"
Aku leblh suka minta padamu karena kau yang membawanya! Jika kelak bertemu dengan pemiliknya, aku akan mengatakannya! Mudah bukan?!"
Ratu Sekar Awan geleng kepala. "Tldak semudah ltu urusannya, Datuk!"
"Jadi kau ingin aku mengambiinya seperti tempo hari?!" Datuk Kipas Naga luruhkan tangan kanan ke baglan bawah celana pendeknya. Dari baglan dalam celananya meluncur llpatan sebuah kipas. Ketlka sang Datuk angkat tangan kanannya, sebuah klpas berwarna merah terkembang. Kipas ini bergambar kepala naga. atu Sekar Awan tidak mau berlaku ayal. Dla cepat ambii Cermin Bayangan Dewa dengan tangan kiri. Tangan kanan iintangkan tongkat putlhnya.
Datuk Kipas Awan memperhatlkan sesaat, "Aku harus hati-hatl. Karena memandang sebelah mata pada cermin ltu, tempo harl hampir saja aku celakal"
"Datuk! Kalau kau minta kitab itu, aku masih blsa mengerti! Tapi kalau kau minta senjata miilk orang, kau akan mengadu jlwa denganku!" terlak Ratu Sekar Awan.
"Tampaknya kau sudah jatuh cinta pada pemuda itul" sahut perempuan berselubung kain hitam. Suara tetap sember bergetar.
"tu urusanku! Kau menutupl wajah tak mau unjuk muka. Mengapa berlaku pengecut?"
Si perempuan tertawa. "Pada saatnya nanti kau akan tahu! Aku mau kau mengenallku saat ajal mau menjemputmu!"
Aku yang akan membuka kedokmu sebelum ajalmu tiba!" sentak sang atu. Cermin dan tongkat diangkat tinggi-tinggi. Namun sebelum dlkelebatkan, ti­
ba-tiba Datuk Kipas Naga melompat ke samping. Kipas merahnya disentakkan, bukan ke arah atu Sekar Awan, tapl ke arah Klal Sosro Kembang.
Tampaknya Datuk Kipas Naga beriaku cerdlk. Dla tidak mau langsung bentrok dengan atu Sekar Awan yang memegang cermin, karena dla audah pernah merasakan kehebatan cermin itu. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Dla sengaja memecah perhatlan Ratu Sekar Awan dengan terlebih dahulu lepas pukulan ke arah Kial Sosro Kembang yang diketahut leblh tertarlk dengan limu pengetahuan daripada iimu sllat meskl orang tua Ini juga tldak blsa dlremehkan.
Dua sinar merah melesat angker darl dua mata kepala naga pada gambar kipas di tangan Datuk Kipas Naga. Kla] Sosro Kembang yang sudah waspada tidak berdlam dirt. Dua tangannya didorong ke depan. Gelombang membentuk kembang-kembang berkiblat.
Dua jengkal lagi dua pukulan bentrok dl udara, dua larik sinar putih dan cahaya putlh terang menyeruak menghantam.
Bummm! Buummml
Kawaaan Pesanggrahan Sewu pecah dibuncah dua kal debuman keras. Klai Sosro Kembang terjajar roboh. RHatu Sekar Awan yang baru saja kelebatkan tongkat dan cermin terhuyung beberapa langkah dengan paras pucat pasi. Memandang ke depan dla tersentak kaget. Dia tidak mellhat sosok Datuk Kipas Naga. Saat ltulah dla mendengar seruan keras tertahan. Berpaling ke aamping, dla mellhat Kial Sosro Kembang bergullngan dl atas tanah. Datuk Kipas Naga beriompatan mengejar!
Ketika bentrok pukulan hampir terjadl, secara cerdlk Datuk Kipas Naga berkelebat ke samping menghindar. Begitu Ratu Sekar Awan kelebatkan cermin dan tongkat menghalangl bentroknya pukulan Datuk Kipas Naga dan Kial Sosro Kembang, Datuk Kipas Naga jatuhkar dir sejajar tanah. Begitu terdengar debuman keras, dla gulingkan tubuhnya ke arah Klal Sosro Kembang yang terjajar roboh. Kial Sosro Kembang terkejut.
Belum bisa kuasal dlri, tendangan Datuk Kipas Naga sudah menggebrak keras.
Klai Sosro Kembang menoelat berguiingan. Sang Datuk melompat mengejar. Ratu Sekar Awan berkelebat dengan hantamkan tongkatnya. Namun bersamaan itu perempuan berselubung kain hitam melompat menyergap. Gerakan sang Ratu tertahan. Dla menjerlt marah. Tongkat putihnya dihantamkan pada perempuan berselubung kain hitam yang memeluk pinggangnya. Tapi perempuan Inl berlaku cerdik pula. Dia cepat putar tubuhnya ke samping dengan dua tangan tetap merangkul pinggang atu Sekar Awan. Lalu kedua kakinya menjejak tanah. Tubuh sang ratu terdorong keras lalu jatuh terjengkang di atas tanah.
atu Sekar Awan terpekik. Kakl kanan dlangkat ditendangkan. Sementara tongkatnya dikelebatkan ke arah kain penutup wajah orang. Sang atu sengaja
tidak iepas pukulan dengan cermin karena dla masih penasaran dengan adanya sl perempuan.
Bukkk!
Si perempuan berselubung kain hitam terjajar beberapa langkah. Hal ini menyelamatkan dirinya dari sambaran tongkat atu Sekar Awan yang menderu e
arah wajahnya berusaha membuka penutup kain.
Di seberang samping, Datuk Kipas Naga segera tendangkan kakinya. Kial Sosro Kembang hadang dengan pukulan kedua tangannya.
Bukkk!
Dua tangan sang Kial mental. Tubuhnya kemball berguling. Datuk Kipas Naga menggembor marah. Sekall berkelebat dla melesat satu tombak di udara. Kipas dl tangannya disentakkan beberapa kaii. Dua sinar merah berkiblat susul menyusui. Kall ini terlambat sang Kial selamatkan diri. Dua sinar merah menghantam dadanyat Kial Sosro Kembang melolong keras. Tapi lolongannya putus laksana direnggut. Orang tua ini tewas dengan dada bolong tembus sampal punggung.
Darah berwarna kehitaman mengucur deras. Mendengar lolongan, Ratu Sekar Awan berpaling. Lututnya goyah bergetar. Namun saat lain dla melom­
pat sambii membentak keras. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Cermin dan tongkat diangkat dikelebatkan ke arah Datuk Kipas Naga.
Tapl sebelum cermin dan tongkat benar-benar berkelebat, perempuan berselubung hitam melompat dan kembali menyergap.
Merasa pinggangnya ditellkung orang, Batu Sekar Awan hantamkan tongkatnya.
Bukkk!
Perempuan berselubung kain hitam terpekik. Dua tangannya yang menellkung pinggang Ratu Sekar Awan lepas. Tubuhnya melorot jatuh bergedebukan di atas tanah. Sebelum menghantam tanah, Ratu Sekar Awan yang amarahnya sudah meluap sentakkan kaki kirinya.
Bukkk!
Perempuan berselubung kain hitam mencelat. Saat itulah terdengar deruan dahsyat. Berpaling, atu Sekar Awan tercengang. Beberapa langkah dl hadapannya tampak iingkaran sinar merah membentuk kipas. Di belakang lingkaran merah int menderu gelombang angker seolah mendukung lingkaran sinar merah.
Walau maslh punya kesempatan mengangkat cermin dan tongkat, namun terlambat untuk membuat gerakan hantamkan kedua senjata itu, hingga atu Sekar Awan hanya tegak tercekat dengan mata mendelik dan dua tangan mengapung dl atas kepalal
Beberapa saat lagi sosok atu Sekar Awan terpantam lingkaran sinar merah yang dldukung gelombang dahsyat, satu gelombang menyapu deras ke arah Ratu Sekar Awan. Gadis cantik in! tersapu amblas, jatuh berguiingan. Mahkota di kepalanya jatuh semburat.
Blaaarrr!
Lingkaran sinar merah menghantam gapura sebelah kiri. Gapura itu langsung pecah berantakan semburat ke udaral
"Setan alas! Slapa cari mampus beranl menyelamatkan orang?!" bentuk Datuk Kipas Naga sambll berkelebat ke tempat mana tadi atu Sekar Awan ber­
ada. Tapi dla sudah tidak melihat slapa-slapa. Memandang ke bawah, Datuk Kipas Naga bantingkan kaki. Dla mellhat kelebatan satu sosok tubuh. Orang ini ber!ari sambli memanggul Ratu Sekar Awan,




*
* *

------------------------------------------------------
TUJUH
------------------------------------------------------

SADAR dirinya diselamatkan orang, Ratu Sekar Awan menghela napae dalam di panggulan orang. Tapi khawatlr dan belum tahu slapa ada­
nya orang yang lari membawanya, dla berkata.
"Terima kasih atas pertolonganmu. Harap kau menurunkan aku.... •
Orang yang memanggul Ratu Sekar Awan berhentl. Tubuh dlbungkukkan, perlahan atu Sekar Awan turun darl panggulan orang. Memandang ke samping, dla melihat seorang nenek berambut pendek keiimls dlbelah tengah. Dla mengenakan bedak agak tebal. Pakalannya sebatas paha dan ujungnya diberi rumbal­ rumbal.
"Nyal Selayang Kuningl" seru Ratu Sekar Awan mengenali slapa adanya sl nenek. Kakinya tersurut setengah tindak. Dalam hatl dla membatin. "Nenek inl sukar ditebak apa maksudnyai Kadangkala dla balk, tapi sekali waktu dia jahat!"
Nyail.... Sekall lagi aku ucapkan terima kasih...," kata Ratu Sekar Awan. Cermin Bayangan Dewa cepat diselinapkan ke ballk pakalannya. Si nenek memperhatlkan. Diam-diam dla berkata dalam hati.
"Aku sudah mengenal lakl-lakl sebelum Ratu satu ini nongoi ke bumi! Aku tahu betul apa yang dimilikinya. Dla tidak pernah memiliki sebuah cermin! Leblh dari itu, dla tidak memiliki sebuah pedang. Anehnya, jelas aku tadi merasakan dla membekal pedang di ballk pakalannyal Hem.... Dar! mana dla dapatkan senjata ltu?!"
Baru saja membatin begltu, Ratu Sekar Awan buka mulut. "Nyal.... Aku harus pergi. Aku tak akan melupakan semua ini. Suatu harl kelak aku akan membalasnya!" Ratu Sekar Awan ballkkan tubuh.
"Kau mau ke mana?l"
"Selaln sebagai sahabat, Klal Sosro Kembang adalah orang yang sering kumintal petunjuk. Aku tak bisa memblarkan dla dl Pesanggrahan Sewu."
"Gilal Apa kau card mampus?! Kau pikir Datuk Kipas Naga sudah minggat dari tempat ltu?l"
"Dla mencarlku. Tak mungkin dla berlama-lama di sanal''
"Tunggu dulu! Sebenarnya apa masalahmu dengan Datuk K!pas Naga?I Apa muaranya maslh berklsar pada urusan lama?! Urusan paha dan...." Si nenek tidak lanjutkan ucapan, seballknya tertawa ceklklkan.
Paras Ratu Sekar Awan berubah merah. Namun akhirnya dla menyahut Juga.
"Urusannya memang tildak berubaht Tapl kall ini ada tambahan. Dla juga menginginkan sebuah kitab! Juga dua senjata yang sekarang ada dl tanga nkul"
"Waduh! Ternyata aku sudah ketinggalan kabarl Sebenarnya apa yang sudah ter]al? Kau mau memberl keterangan? Aku tldak memaksa. Tapl darlpada minta katerangan pada orang lain, bukankah leblh balk padamu sala?l"
Ratu Sekar Awan berplklr sesaat. Walau dla tahu sl nenek adalah seorang tokoh yang maksud tujuannya sulit ditebak, namun karena dia baru saja diselamatkan, akhirnya sang Ratu mencerltakan tentang dltemukannya Kitab Kidung Seloka serta muncuilnya Pendekar 131.
"Gawati Tampaknya urusan inl akan berkembang!" gumam Nyal Selayang Kuning.
Ratu Sekar Awan kernyitkan dahl. "Urusan apa, Nyai?! Apa yang kau ketahul?t
Belum sampai dijawab, t!ba-tlba telinga dua orang ini lamat-lamat mendengar suara cekikikan. Ratu Sekar Awan tidak begitu peduil karena dla penasaran dengan ucapan Nyal Selayang Kuning.
"Nyal.... Harap katakan apa yang kau ketahul...I"
"Aku yang harus bertanya," ujar Nyal Selayang Kuning tanpa memandang, tapl berpalling ke arah sumber terdengarnya suara tawa. "Seorang gad!s menyimpan benda mlilk seorang lakl-laki paatl punya maksud tersendlri. Apa kau menaruh hati pada pemuda itu?l"
Kalau saja Nyal Selayang Kuning menghadap Ratu Sekar Awan, sl nenek paati mengetahul perubahan paras sl gadis. Ratu Sekar Awan terdlam beberapa lama.
"Kau tldak segera menjawab! ini alamat urusan tambah runyam! kata sl nenek.
Seperti diketahui, Nyal Selayang Kuning sempat menyakslkan pemblcaraan antara Lara Ayu, Bidadarl Delapan Samudera, dan Nyal Dua Wajah ketlka orang­ orang inl bertemu dl perbatasan jurang. Dla juga tahu apa yang sudah dilakukan Nyal Dua Wajah pada murtd Pendeta Sinting.
"Nyal.... Katakan sala apa yang kau ketahull" kata Ratu Sekar Awan.
"Kita 1that duiu slapa orang yang tertawa inl! Setelah ltu aku akan bercerltal" kata Nyal Selayang Kuning lalu berkeiebat ke arah sumber auara tawa.
Ratu Sekar Awan sesaat maslh bimbang. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Sebenarnya dla lngln segera kemball pada K!ai Sosro Kembang dl Pesanggrahan Sewu. Tapi karena penasaran dengan ucapan Nyal Selayang Kuning, akhirnya dla memutuskan menglkutl sl nenek.
Begitu dekat dengan sumber suara tawa, Nyal Selayang Kuning jatuhkan dirl se]ajar tanah seraya memberi isyarat pada Ratu Sekar Awan agar beriaku seperti dirinya. Walau enggan tapl akhirnya sang Ratu meng lkutl lsyarat sl nenek. Mereka mendekam sembunyil sambll memandang lurus ke depan.
Lima tombak di depan, mereka mellhat seorang perempuan berpinggul besar duduk sambll tertawa­tawa. Pingguinya yang besar digoyang mendut-men­
dut.
"Astaga! Bukankah dla Nyal Sedap Mentul?l" bisik Ratu Sekar Awan.
"Apa yang dllakukan dl tempat Inl?i Tertawa sendlri sambll goyang-goyang pinggul...."
"Jangan banyak bicara! Lihat sajal" sentak Nyal Selayang Kuning dengan auara ditekan.
Orang berpinggul besar saat ltu duduk membelakangl mereka. Kini tangannya menunjuk-nunjuk ke bawah. Saat ltulah dua kakl tampak keluar menyeruak dl hadapannya.
Astagal Ternyata ada orang dl hadapannyal desls Ratu Sekar Awan kaget, Gadls ini makin terkejut ketika tlba-tlba satu kepala muncul di hadapan orang ber pinggul besar yang bukan lain memang Nyai Sedap Mentul adanya. Dla adalah seorang gadla cantlk berbaju blru. Memandang tajam ke arah Nyal Sedap Mentul dengan mulut ditekap tangan tanda gadis inl terkejut.
"Kakl itu maslh ada! Berartl dl hadapan nenek itu ada dua orangl" duga Ratu Sekar Awan,
"Slalan! Apa kau tak blsa berkata dalam hat!!" sentak Nyal Selayang Kuning selkit Jengkel terus mendengar gumaman dan deslsan Ratu Sekar Awan.
"Nyal Sedap Mentul!" terlak gadls baju blru dl depan si nenek berpinggul besar yang bukan lain adalah Bldadarl Delapan Samudera. "Aku berterima kaslh padamu. Namun kalau kau maslh menghalangi membawa pemuda ini, aku akan melupakan semua inl!"
"Aku tak akan menghalangimu lagi. Bawalah sahabatku Datuk Gede Anune .... Kuharap kallan b!sa hldup bahagia.... Dan jangan aekali-sekal! punya niat untuk datang ke tempat int lagl! Sahabatku Datuk Gede Anune bertampang keren. Sementara gadis dan nenek-nenek dl kawasan inl seialu gatal mellhat pemuda kerenl Kecuall aku.... HlkI HIki HIk! Pergllah.... Selamat jalan, selamat tinggal...."
DI tempat persembunylannya, Ratu Sekar Awan dan Nyal Selayang Kuning sallng pandang. Paras wajah sang Ratu bersemu merah. Tapl sl nenek tertawa tertahan-tahan.
"Datuk Gede Anune.... Kau dapat menebak apanya yang besar?!" blslk Nyal Selayang Kuning.
Ratu Sekar Awan melengos. Wajahnya merah mengelam. "Nyal.... Kau pernah dengar nama yang dlsebut Nyal Sedap Mentul?l"
"Nama yang mana?l"
"Yang baru dlsebut Nyal Sedap Mentull Datuk...."Ratu Sekar Awan tidak lanjutkan ucapan.
"Datuk apa...2?!"
"Nyal.... Jangan terus bercanda!"
"Nama Datuk Gede Anune baru kall inl aku mendengarnya!"
"Hem.... Gadis baju blru ltu.... Rasa-rasanya tidak pernah kutemul! Kau mengenallnya, Nyal ... "
Yang ditanya tldak men]awab. Dla saat itu tengah mellhat Bldadarl Delapan Samudera bungkukkan tubuh. Lalu memapah seseorang bergerak bangkit.
Ratu Sekar Awan hampir saja berseru. Malah kalau tidak ditahan Nyal Selayang Kuning, niscaya dla akan melompat ke depan!
"Ada apa denganmu?l" tanya Nyal Selayang Kuning meski dla sendiri juga terkesiap begltu mellhat slapa adanya orang yang baru bangkit di hadapan Nyal Sedap Mentul.
"Pemuda itu.... Dla Pendekar 131!"
Tunggu dulu! Aku juga tahu dla adalah Pendekar 131. Tapi mengapa nenek gembrot ltu memanggllnya Datuk Gede Anune?! Jangan-Jangan kita salah lihat!" ujar Nyal Selayang Kuning. Dla pentang mata besar-besar, memandang ke depan. Di sebelahnya Ratu Sekar Awan mendellk. Selaln memperhatikan sosok yang baru bangkit dan bukan lain adalah murid Pendeta Slnting adanya, dla juga memperhatlkan Bldadar! Delapan Samudera! Rasa cemburu Jelas mulai menyerual di dadanya.
"Nya! Sedap Mentul.... Aku pergl sekarang...," kata Bldadarl Delapan Samudera. Pendekar 131 tidak buka mutut. Dla hanya tegak dengan kepala tengadah.
'Tunggu!" Ratu Sekar Awan berterlak. Nyal Selayang Kuning menyumpah panjang pendek. Ratu Sekar Awan bangklt lalu sekall berkelebat dla sudah tegak beberapa langkah di belakang Nyal Sedap Mentul, menatap tajam slllh berganti pada Pendekar 131 serta Bldadari Delapan Samudera.
Bldadart Delapan Samudera berpaling. Tahu yang muncul adalah seorang gadis cantlk, dla merasa tak enak. Dla segera melangkah dan tegak seolah menghalangl pandangan Ratu Sekar Awan pada murld Pendeta Sinting. Sementara murid Pendeta Sinting terus tengadah. DI sampingnya Nyal Sedap Mentul tidak menoleh. Dla hanya mendut-mendutkan pingguinya.
"Kau slapa?l" Membentak Bldadarl Delapan Samudera.
"Kau sendiri slapa?l Hendak kau bawa ke mana pemuda itu?I" Ratu Sekar Awan ballk bertanya.
"Ke mana aku hendak membawa, apa pedullmu?L Aku tldak mengenaimu!"
"Aku Ratu Sekar Awan!"
Bidadarl Delapan Samudera memandang Ratu Sekar Awan darl rambut hingga kaki. Dari pertanyaan orang dla sedlkit banyak blsa menebak kalau orang
mengenall Pendekar 131. Karena tak mau membuat urusan lagl, tanpa berkata apa-apa, dla berballk.
"Aku bertanya. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Mengapa tidak kau Jawab?! Hendak kau bawa ke mana pemuda itu?!"
Bldadarl Delapan Samudera urungkan gerakan. Lalu tertawa sambll memandang tajam pada Ratu Sekar Awan.
"Kau Ratu.... atu apa?l Mengapa usll dengan urnan orang?l"
Paras Ratu Sekar Awan mengelam. "Kau yang usll hendak membawa pergl orang!"
Hem.... Kau tahu apa tentang pemuda ini, han?! Apa hubunganmu dengannya?!"
"tu urusanku! Jawab saja pertanyaanku!" Aku akan membawanya darl tempat ceiaka ini! DI tempat ini bukan hanya nenek-neneknya yang gatall
Tapl gadisnya pun tambah gatal!"
"Jaga mulutmul Kau...."
Belum habls ucapan Ratu Sekar Awan, Bldadarl Delapan Samudera memotong.
"Ratul Apa maumu sebenarnya?t Kau seorang Ratu. Wajahmu pun cantik! Apa tidak malu terlibat urusan lakl-lakl yang tldak kau kenal?l'
Aku kenal pemuda itu! Bukankah dla Pendekar 131?l
"Salah! Dia bukan Pendekar 131! Tapl Datuk Gede Anune!" Nyal Sedap Mentul menyahut, lalu tertawa. Di depannya tlba-tlba Joko lkut tertawa. Lalu berucap.
"Dan kau adalah Nyal Toll"
Bldadard Delapan Samudera terdlam agak lama. Ratu Sekar Awan menyeringal. Lalu berkata.
"Apa kau maslh belum mau sebutkan dirt?l"
Aku Bldadarl Delapan Samudera Aku akan membawa Pendekar 131 pulang ke kampung halamannyal
Tempat ini terlalu banyak orang aneh!"

*
* *

------------------------------------------------------
DELAPAN
------------------------------------------------------
HEM .... Jadl gadls lnl yang selalu disebutnya! Ternyata dla menyusulnya ke sinl! Bagalmana dla blsa selamat sampal dl tempat int?! Membatin
Ratu Sekar Awan laiu menatap Pendekar 131.
"Pendekar 131.... Selak aku mellhatmu dl Ruang Permandian, terus terang aku jatuh hati padamu. Tapl ternyata kau sudah punya kekaslh! Masih pantas aku sekarang menghampirimu?! Tapl... jodoh dan nasib berada di tangan Yang Maha Pengatur Alam. Bldadanl Delapan Samudera kekaslhmu, tapi bukan berartl dla kelak berjcdoh denganmu! Seballknya waiau aku belum tahu keu menyambut kasihku atau tidak, namun bukan berartl kita tldak berjodohl"
Ratu Sekar Awan allhkan pandang matanya pada Bidadart Delapan Samudera. "Gadis ini pastl tahu kalau Pendekar 131 membekal dua senjata. Aku yakin dla tldak akan pergl membawa Pendekar 131 tanpa membawaserta dua senjata milik Pendekar 131. Dua sen]ata itu ada padaku. Kalau aku memberlkannya sekarang, pastlPendekar 131 akan segera pergi.... Aku.... Aku tak akan memberlkan dua sen]ata inil Dengan begltu Pendekar 131 tak akan pergl darl kawasan inll"
"Ratul Ada yang ingin kau katakan?!" kata Bldadart Delapan Samudera dengan nada ketus. Dari slkap dan pancaran mata orang, dla tahu kalau Ratu Sekar Awan menaruh hatl pada murid Pendeta Sinting.
"Bldadari Delapan Samudera! Apa kau tahu kala Pendokar I31 dalam keadaan...."
"Sebelum kau kenal dengannya, aku sudah tahu seluk beluk yang menimpanya! Jangan kau sok tahu segalanya!" bentak Bldadart Delapan Samudera.
Walau merasa panas hati mendengar ucapan Bldadarl Delapan Samudera, tapl Ratu Sekar Awan menahan dlri. "Aku tahu kau tahu segalanya. Yang kumaksud, apa kau sudah tahu, Pendekar 131 dapat disembuhkan dengan...."
Belum habls ucapan Ratu Sekar Awan, iagi-lagi Bidadart Delapan Samudera sudah memotong. "Kau hendak sebutkan Kltab Kidung Seloka, bukan?i"
Ratu Sekar Awan menghela napas dalam. Lalu berkata. "Kau tahu di mana beradanya kitab itu?l"
Bidadarl Delapan Samudera terdiam beberapa lama. Ratu Sekar Awan tersenyum. "Kalau kau pergl membawa Pendekar 131 tanpa kltab ltu, apa yang blsa kau lakukan?l"
"Walau tanpa kltab itu, aku akan tetap membawanya pergl darltempat inl! Lingkungan tempatku lebth balk darlpada lingkungan tempat ini! Belum lama dl tempat inil sudah terjadl perubahan besar pada Pendekar 131!
Bldadari Delapan Samudera! Tidak semua orang dl tempat inl jahat! Seballknya tidak semua orang dl tempatmu baik! Buktinya Pendekar 131 sampal lupa ingatan!"
"Aku tetap akan membawanya pergil"
"Walau tanpa Kitab Kidung Seioka?l"
"Walau tanpa Kltab Kidung Selokal" sentak Bldadart Delapan Samudera. "DI tempatku ada seorang tabib saktl! Aku percaya dla bisa mengembailkan ingatan Pendekar 131 !"
Habls berkata begitu, Bldadarl Delapan Samudera berbalik. Dla sengaja ulurkan tangan pegang dan menggenggam tangan murid Pendeta Sinting untuk
memanas-manasi Ratu Sekar Awan. Lalu mengajak Joko pergl darl hadapan sang Ratu.
"Kitab ltu ada di sekitar tempat inil" Ratu Sekar Awan bierterlak.
Bldadari Delapan Samudera tahan langkahnya.Lalu berbalik menghadap Hatu Sekar Awan. "Katakan dl mana kitab itu!"
Ratu Sekar Awan balas pandangan Bidadarl Dela pan Samudera. Tapi dla tldak men[awab pertanyaan orang.
"Tampaknya Ratu ini tahu di mana beradanya kitab itu. Slkapnya menunjukkan dla jatuh cinta pada Pendekar 131.... Aku akan minta keterangan padanya! (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Aku begitu cinta pada Pendekar 131. Tapl kalau gadis inl mencintalnya dan tahu dl mana kitab itu, leblh balk...." Bldadarl Delapan Samudera tidak lanjutkan ucapan, sebaliknya langsung berkata.
"Ratu Sekar Awan! Kau ingin Pendekar 131 sembuh, bukan?! Mengapa tidak kau katakan di mana adanya kitab itu?! Kau khawatlr aku akan mengambilnya sendlrl?I" Bldadarl Delapan Samudera tertawa pendek sambll geleng kepala.
'Terus terang. Aku memang mencintal Pendekar 131. Tapl kalau kau juga mencintalnya dan tahu di mana beradanya kitab itu, aku rela kau membawa Pendekar 131l Bukan itu saja. Aku juga mereiakan kau hidup dengan Pendekar 131.... Baglku, sembuhnya Pendekar 131 sudah leblh darl semua cinta kaslhku ...."
Dada Ratu Sekar Awan berdebar. "Cinta gadis ini polos.... Layakkah aku menoda! cinta kaslhnya?! Tapl aku tldak blsa menlpu dlri sendlrl. Aku juga menclntal Pendekar 131.... Kalau gadis ini mau berkorban, mengapa aku tidak?!"
Membatln seperti itu, Ratu Sekar Awan segera buka mulut. "Bidadari Delapan Samudera .... Maaf kalau aku tadl berkata kasar. Ada yang harus kubicarakan denganmu ..•. " Samb!I berkata Ratu Sekar Awan mellrlk pada Nyal Sedap Mentul yang duduk dl atas tanah dan sedari tadl hanya dlam mendengarkan. Lalu berpaling ke tempat mana Nyal Selayang Kuning sembunyl. Namun dla tidak mellhat Nyai Selayang Kuning dl tempatnya semula.
Mendengar ucapan Ratu Sekar Awan, hat! Bldadarl Delapan Samudera Jadl luluh. Dla mendekatl Ratu Sekar Awan. "Aku yang seharusnya minta maat.... Apa yang akan kau bicarakan denganku?! Lalu slapa pula yang kau cart?!"
Kita mencari tempat yang aman untuk bicara...," kata Ratu Sekar Awan.
"Kau takut dengan Nyai Sedap Mentut?l" ujar Bidadarl Delapan Samudera.
Dia tidak takut denganku. Tapi takut dengan nama kerenku! Hlk.... Hik.... Hik...!" Nyal Sedap Mentul menyahut.
"Dla telah menyelamatkan Pendekar 131. Kau tak usah khawatir dengannya! lagl pula slapa tahu dla bisa membantu?!" kata Bldadari Delapan Samudra.
Ratu Sekar Awan mendekati Bldadart Delapan Samudera. Tegak dl sampingnya, dia segera berkata. Suaranya sengaja dltekan.
"Sebenarnya kitab ltu ditemukan beberapa temanku tempo hari. Lalu aku menyimpannya di sebuah gapura jalan masuk ke Pesanggrahan Sewu. Aku baru saja darl tempat ltu, ternyata kitab itu sudah lenyap dl ambll orangl"
Beberapa saat lalu paras wajah Bldadarl Delapan Samudera cerah, tapl mendengar ujung katerangan, wajahnya tegang. Dla mengheia napas panjang..Lalu berkata.
"Kau menyimpan kltab itu sendir!an?l"
"Tldakl Tapl'bersama orang kepercayaanku...."
"Hem.... Jangan-jangan orang itu berkhlanat lalu....
"Tidak mungkin! Karena aku hendak mengambllnya kemball dengan orang ltu. Bahkan dla akhirnya tewasl" Ratu Sekar Awan lalu mencerltakan sedikit
perjalanannya dengan Klal Sosro Kembang hingga akhlrnya dla muncul dl tempat ltu.
"K au tldak blsa menerka slapa kira-klra yang mengambll kitab itu?!" kata Bldadarl Delapan Samudera setelah mendengar keterangan Ratu Sekar Awan.
"Sulit aku menduga...."
"Ratu.... Ketika Pendekar 131 masuk ke tempat ini, dla membekal dua aen]ata. Sebuah cermin dan sebuah pedang tumpul. Kau pernah melihatnya?!" tanya Bldadarl Delapan Samudera.
Ratu Sekar Awan dllanda kebimbangan. DI satu plhak dla lngln berterus terang. Tapl di slsl lain dla masih lngln menyimpan Cermin Bayangan Dewa dan Pedang Tumpul 131. Walau dla mulal percaya dengan ketulusan cinta kasih Bidadar! Delapan Samudera, tapl rasa khawatir maslh menyesakl dadanya, apalagi Kitab KIdung Seloka belum diketahul dl mana rimbanya. Dla takut Bidadari Delapan Samudera berubah pikiran membawa kemball Pendekar 131.
"Aku tldak pernah melihat senjata yang kau katakan!" Akhirnya Ratu Sekar Awan tidak mau mengatakan terus terang.
"Kalau begitu, pasti berada di tangan gadls jelmaan itu!"
"Gadls Jelmaanl Slapa yang kau maksud?l"
"Seorang perempuan bernama Nyal Dua Wajahi"
Ratu Sekar Awan terkejut. "Kau kenal dengannya?!"
Bldadarl Delapan Samudra anggukkan kepala lalu mencerltakan sedikit apa yang dlalaminya sejak dla muncul dl kawasan ini hingga bertemu dengan Nyal Sedap Mentul.
"Aku tidak yakin Nyal Dua Wajah mengambll dua senjata tu! Selama Ini dia dlkenal hanya mempergunakan orang dengan limunyal Hingga pikiran orang berada dalam kekuasaannya...."
"Hem.... Kini makin gelap semuanyai Kitab dan dua senjata itu ralb tak mungkin ditemukan! ini semua kesalahanku.... Kaiau saja...."
"HIkK.... HIkK.... HIk...I Katlan inl aneh. Sahabatku Datuk Gede Anune tidak kalang kabut welau kehilangan sen]atanya. Justru kallan yang rlbut sendirl!" kata Nyal Sedap Mentul.
"Nyal! Kaiau ingatannya utuh, pasti dla lebih kalang kabut daripade kamil" terlak Bldadarl Delapan Samudera.
"Belum tentu!"
Belum tentu bagalmana?l" Kall inl yang berteriak Ratu Sekar Awan.
"Sudahlah.... Aku punya saran agar kallan tidak rlbut mempersoalkan kitab dan dua senjata ltu! Blarkan sahabatku Datuk Gede Anune dalam keadaan sepertl sekarang Inli Dla tidak akan ingat lagl dengan dua senjatanyal Bagi dia yang penting senjata dalamrya masih ada dan utuh tldak kurang suatu apal Dan yang leblh utama lagi, sekarang kallan harus menjaga satu-satunya senjata yang tersisa agar dalam keadaan aman aman!"
Tampang Bldadart Delapan Samudera dan Ratu Sekar Awan merah mengelam. Mereka saling pandang.
Nyal Sedap Mentul tertawa ceklklkan, lalu sambungl ucapannya.
"Baru kehliangan pedang dan cermin saja kallan sudah ribut. Aku tak blsa membayangkan bagalmana kalau sampal senjata satu-satunya yang tersisa lenyap Jugal Hik.... Hik.... Hik...! CInta kaslh kallan pada sahabatku pastl akan lunturl"
"Nyall Aku tidak mendasarkan cinta pada barang begitu-begitul" seru Bldadarl Delapan Samudera.
"Nyal! Hanya orang piclk yang mencintal orang dengan mellhat darl segi apa yang dimlllki!" Ratu Sekar Awan ikut berseru.
"Hem.... Apa betul ucapan kallan?i Aku tidak percayal" ujar Nyal Sedap Mentul seraya bangkit dengan mendut-mendutkan pinggulnya.
"Nyal! Kalau aku mendasarkan cinta pada selain hatioya, tak bakalan aku sampal tersesat di tempat In! Tak mungkin pula aku bersusah payah mencari Kltab Kidung Seloka!" terlak Bldadarl Delapan Samudera.
"Kalau aku orang pick, untuk apa aku mencarl Pendekar 131 dan berusaha menyembuhkannya?! Sementara banyak pemuda di kawasan Inl yang mengharapkan aku!" Ratu Sekar Awan menimpall. (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Dla mulai Jengkel dengan ucapan Nyal Sedap Mentul.
Nyai Sedap Mentu! tengadahkan kepala. "Kallen tahu.... Aku tadi sempat membawa Pendekar 131 keatas pohon sana. DI atas pohon dla terus garuk-garuk baglan bawah perutnya. Karena cara menggaruknva aneh, aku jadl penasaran." Nyail Sedap Mentul ceklklkan beberapa saat. Bldadari Delapan Samudera dan atu Sekar Awan terdiam. Walau wajah mereka mulal bersemu merah, tapl karena ingin tahu kelanjutan ucapan Nyal Sedap Mentul, mereka tidak ada yang bukamulut.
Karena percuma aku bertanya, akhirnya dengar deg-degan kulorotkan celananya!"
Bldadari Delapan Samudera dan Ratu Sekar Awan tekap mulut masing-masing menahan seruan mendengar kelanjutan ucapan Myai Sedap Mentul.
"Lalu apa yang terjadl?! Kaiian harus'tabah.... Ternyata bagian bawah peruinya piontos tidak ada apaapanya!" lanjut Nyal Sedap Mentui dengan mimlk bersungguh-sungguh.
Ketegangan menyeruak pada wajah Bidadarl Delapan Samudera dan Ratu Sekar Awan. Lalu berbarengan mereka berucap keras. "Aku tldak percaya!"
"Dtuk Gede Anune ada di sini. Apa perlu kita lihat buktinya?!" ujar sl nenek. Lalu melangkan ke arah Murid Pendeta Sinting yang dari tadl hanya diam.
"Tahan!" seru Ratu Sokar Awan begitu Nyal Sedap Mentul ulurkan kedua tangan ke arah pinggang Pendekar 131 hendak lorotikan celana putihnya.
"Mendengar keterangan sahabat cantik Bidadari Delapan Samutdera, aku menduga semua Inl karena u'ah Nyal Dua Wajah! Dia sengaja tanggalkan sen]ata antik itu agar orang lain tldak blsa mengganggu sahabatku Datuk Gede Anune!" kata Nyal Sedap Mentul.
Dla sanggup mengubah dirirlya! Tldak mustahll kalau dla mampu menanggalkan...." Bldadari Delapan Samudera tidak manpu lanjutkan gumaman. Dla hanya bergldlk. Sementara Ratu Sekar Awan menghela napas dalam.
Kalian sudah dengar apa yang terjadi. Apa kaflan masih clnta pada sahabatku Datuk Gede Anune?! tanya Nyai Sedap Mentul sambll memandang satu persatu pada Bidadari Delnpan Samudera dan Ratu Sekar Awan.
"Apa pun yang terjadi padanya, cinta kasihku tak akan berubah! kata Bldadarl Delap an Samudera.
"Cinta kaslh adanya dalarm dada, tldak pada bentuk tubuh! Kekurangan apa pun yang ada pada drinya, aku tetap menyayangl dan mengasihlnya!" Ratu Sekar Awan menyahut.
"Waduh! Kalian benar-benar gadis luar biasal Sekarang apa yang akan kalian lakukan?"
Ratu Sekar Awan dan Bidadarl Delapan Samudera tidak ada yang menyahut. Nyai Sedap Mentul goyangkan pingguinya ialu berkata.
"Keadaan tengah kacau. Bagalmana kalau aku yang membawa sahabat Datuk Gede Anune untuk sementara waktu. Kita bertemu lagi dua puluh lima harl dl depan! Aku akan menunggu kallan dl Pesanggrahan Sewu!"
"Ke mana kau akan membawanya?l" tanya Bldadari Delapan Samudera.
"Dia sudah kuanggap sebagal sahabatl Sahabat leblh daripada seorang kekasihi Aku akan melakukan leblh daripada yang hendak kalian lakukanl"
"Nyai! Kalau begitu maumu, aku percayakan Pendekar 131 padamu! Aku akan datang dua puluh lima harl di muka di Pesanggrahan Sewul" kata Ratu Sekar Awan.
"Aku Juga percaya padamu! Silakan kau bawa Pendekar 131! Sementara waktu aku akan menyelldik tentang raibnya dua senjata dan kltab itul" kata Bldadari Delapan Samudera.
Terima kasth atas kepercayaan kallan. Aku harus pergl dulu!" ujar Nyal Sedap Mentul lalu mendekati murlid Pendeta Sinting kemball.
"Datuk Gede Anune! Bagaimana kalau aku mengaJakmu bersenang-senang lagf?!"
"Nyal Tol! Aku mau-mau saja!" jawab Joko lalu ulurkan tangan kanan. Nyai Sedap Mentul sambuti tangan Joko dengan tangan kiri. Saat lain kedua orang lni sudah melangkah dengan bergandengan tangan. Mulut masing-masing keluarkan tawa bergelak bersahutsahutan.
Ratu Sekar Awan dan Bldadarl Delapan Samudera memandang dengan perasaan trenyuh. Mata masing masing betrkaca-kaca. Bldadarl Delapan Samudera hendak melangkah.
"Kau mau ke mana?!" tanya Ratu Sekar Awan.
"Aku harus mulal menyelldikl"
"Kau belum tahu kawasan ini. Bagaimana kalau kita menyelldikl bersama-sama?1"
"Kau.... Kau tldak keberatan?!" tanya Bldadart Delapan Samudera.
"lnl demi orang yang sama-sama kita sayangl ..." Bldadari Delapan Samudera mendekatl Ratu Sekar Awan. Kedua tangannya dlrentangkan. Ratu Sekar
Awan buka pula kedua tangannya. Kejap kemudlan kedua gadls Ini sudah saling berpelukan.

*
* *

------------------------------------------------------
SEMBILAN
------------------------------------------------------
WARNA jlngga sudah menyelubungi hamparan udara. Di sebuah kakl bukit, di bawah sebuah pohon besar, satu sosok tubuh duduk berslla.
Dia seorang laki-lakl bertubuh tegap, kullt sekujur tubuhnya hltam legam. ambutnya pendek Jabrik. Dla mengenakan pakalan hitam.
"Sekarang aku akan memulal mempelajar! kitab ltu! Persetan walau aku belum tahu apa yang ada pada bagian akhlr kitab ltul Urusan itu tidak sulitl" gumam laki-lak1 di bawah pohon. Tangan kanan bergerak ke balk pakalan hitamnya. Saat tangannya ditarlk keluar, tampaklah sebuah kitab bersampul hitam bertulls Kltab Kldung Seloka.
"Peruntunganku benar.... Aku akan menjeima menjadi manusla yang ditakutll Bukan sa]a di kawasan ini, tapl kelak aku akan jadl momok di seantero Jagat!"
Laki-lak! inl pandangl sampul kltab beberapa lama. Lalu mula! membuka kltab. Beberapa saat kemudlan darl mulutnya keluar bacaan mantra-mantra.
Namun belum sampal sl laki-lakl di bawah pohon memballk halaman kedua, mendadak dla dike]utkan dengan terdengarnya semburan tawa membahana!
Lakl-lakl di bawah pohon mendengus. Kitab Kldung Seloka cepat dislmpan kemball ke ballk pakalannya. Memandang ke samping, satu bayangan berke­
lebat. Lima langkah di depannya tahu-tahu tegak seorang perempuan berusla tiga puluh lima tahunan.
Walahnya masih tampak cant!k. Malah dadanya masih mencuat kencang. Pnggulnya besar padat dengan rambut digeral.
"Nyal Langen Asmara!" desls laki-laki dl bawah pohon.
Perempuan cantik setengah baya tersenyum, kedipkan mata k!rt. "Datuk Wajah Besi. Datuk tergagah d! seantero kawasan in!. Hari Ini aku melihat perubahan besar pada dirimu. Tldak blasanya kau berada bersuny! sepi sendirl. Adakah sesuatu yang membuatmu berubah?! Apakah tidak ada perempuan lagl yang blsa membuatmu seperti dulu?!"
Lakl-lakl hltam dl bawah pohon yang bukan lain adalah Datuk Wa]ah Besl adanya menatap sekujur tubuh perempuan yang dikenalinya dengan Nyal Langen Asmara.
"Lama sekali aku tidak bertemu dengan perempuan ini. Dla dlketahul suka menebar asmara pada slapa sala kalau dia punya maul Hem.... Aku harus berhatl­hatl! Kalau saja aku tidak tengah hendak mempelajar! kitab itu, aku tidak akan membiarkannya pergl!"
Nyai Langen Asmara tertawa pelan. "Datuk Wajah Besi. (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Tampaknya kau memang benar-benar berubah. Aku sudah bertanya. Tapl kau tenggelam dalam pikiranmu sendlri.... Kalau ala sesuatu, mengapa tidak kau katakan sa]a padaku?! Slapa tahu aku blsa membantu?1
Bisa melenyapkan segala ganjalan pikiranmu?i Aku tahu banyak Jalan meienyapkan ganjaian plklran orang...," kata sl perempuan. Mata kirinya kemball dikedip-kedipkan. Dadanya sengaja dlbusungkan dan sengaja pula dla menghela napas panjang, hingga busungan dadanya bergerak turun naik menggoda.
Datuk Wajah Besl menahan napas, karena dla mulal terpengaruh dengan slkap Nyal Langen Asmara. Tapi kail ini sang Datuk berusaha menahan diri. Dia tldak ingin menunda waktu mempela]art Kitab Kidung Seioka yang baru didapatnya di gapura sebelah kanan Jalan masuk ke Pesanggrahan Sewu.
"Nyal Langen Asmara.... Aku tahu betui kau memang perempuan yang biaa melenyapkan ganjalan pikiran.... Tapi kaiau boleh aku tanya, apa yang mem buatmu berada sendlrlan di tempat aepl ini?
"Harap tldak kaget. Sebenarnya aku telah lama ingin bertemu denganmu. Kabar berltanya kau adalah laki-akl gagah tlada tandlng di kawasan Inl. Aku Ingin membagi suka denganmu. Selain itu sebenarnya zda hal lain yang ingin kukatakan padamu...." Nyal Langen Asmara maju dan kini tegak hanya tiga langkah di depan Datuk Wajah Besi.
"Apa yang hendak kau katakan?l"
"Menurut kabar, di kawasan lnl muncul beberapa orang asing.... Apa kau sudah tahu? Datuk Wajah Besi aediklt kaget. Aku memang sudah mendengar. Tapi yang kutahu, yang murcul bukan beberapa orang, melainkan hanya seorang pemuda aslngl"
"upanya kau sudah sering menyepi hingga tidak tahu kabar aelanjutnyal Selain pemuda aslng ltu, sudah muncul empat orang asing iagii"
Datuk Wajah Besl anggukkan kepala.
"Nyal Langen Asmara. Aku tidak peduli berapa banyak orang asing yang akan munculi Sebenarnya aku masih Ingin bicara denganmu. Juga membagi suka menlkmatl halusnya kulit tubuhmu. Tapi sayang aku punya kepentingan lain. Kuharap lain waktu kita bisa bertemu lagl." Datuk Wajah Besil beranjak bangkit. Pakalan hitamnya yang menjela tanah dlklbaskan.
"Tunggu dulu! Aku beium menjelaskan semuanyal"
"Nyal Langen Asmara! Tampaknya kedatanganmu punya maksud tertentu!" Datuk Wajah Besi mulal jengkel dan membentak.
Datuk.... Begitulah adanya! Tapi kau tak periu punya prasa_ngka buruk! Aku menemuimu dengan maksud balki"
"Maksud balk bagaimana?l Kalau kau hendak bersuka-suka denganku, hari ini terpaksa aku menolakl"
"Aku punya kepentingan besarl" Detuk Wajah Besi hendak berkelebat. Tapi Nyal Langen Asmara palangkan tangan menghalangi.
"Sikapmu sungguh aneh, Datuki Beberapa lakl-laki mengejar ingin membagi suka denganku. Tapl kau sengaja menolak! Tapi tak apa.... Aku mengerti kepentinganmui Sekarang dengarkan kepentlngankul"
"Aku tahu lagakmul Pada ujungnya kau pasti selalu meminta sesuatul" desis Datuk Wajah Besi.
Nyal Langen Asmara tertawa. "Datuk.... Di kawasan in! bukan hanya muncut beberapa orang asing, tapi Juga sebuah kitab aslngl"
Datuk Wajah Besitersurut. Tangan kanan bergerak tekap dadanya. "Jahanami Mungkinkah dla tahu?l"
"Datuki Aku tahu di mana beradanya kitab asing ituf Aku ingin sekaii memilikinya.... Mau kau menyerahkan padaku?l"
"Nyall Jangan bicara sembarangan! Mengapa kau meminta padaku?!"
Nyal Langen Asmara tertawa. "Kalau aku mlnta padamu, berarti kltab itu ada padamu! Kalau kau penuhi permintaanku, kau bisa menikmati tubuhku selama kau inginkan!"
"Nyall Aku tak tahu menahu tentang kitab yang kau bicarakanl"
"Kau boleh berdusta daiam segala hal. Tapi urusan satu ini jangan pikir aku percayal Apa kau ingin menghangatkan tubuh dahulu denganku sebelum kau serahkan kitab itu?1"
Nyai Langen Asmara tersenyum. Dua tangannya dlletakkan di atas pundak dengan posisi menyiiang. Tangan kiri di atas pundak kanan, tangan kanan di etas pundak kiri.
"Datuk.... Mungkin kau beium pernah tahu kalau aku pandal menaril Aku punya satu tarlan.... Tarlan inl kupersembahkan untukmu!" ujar Nyal Langen Asmara.
Pundak kiri kanan digerakkan, Leher diliukkan. Pinggul digoyang. Kaki digerakkan maju satu langkah. Ketika baru mendapat setengah langkah, Datuk Wajah Besl terkeslap. Pakalan yang dikenakan Nyal Langen Asmara sudah meiuncur jatuhl"
Datuk Wajah Besl kemball tersurut. Namun kall ini wajahnya tegang. Dadanya berdebar keras. Napasnya berhembus panjang. Tarlan maut miilk iyai Langen Asmara mulai mengajak penontonnya untuk ikut mengerakkan tubuhnya. Nyal Langen Asmara luruhkan kedua tangan dari pundak. Dua tangannya digerakkan di depan dadanya seolah menggurat. Terjadilah keanehan.
Datuk Wajah Besl mendadak gerakkan dua tangannya disiiangkan di depan dada. Telapak tangan kanan di pundak kiri, teiapak tangan kiri di pundak kanan. Leher dlliukkan. (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Plnggul digoyang, membuat gerakan persis dengan apa yang tadi dilakukan Nyal Langen Asmara. Lalu kakl kanannya terangkat melangkah. Baru saja kakinya terangkat di atas tanah, pakalan hitamnya sudah metuncur jatuh! Kitab Kidung Seioka yang berada di balik pakaiannya mencelat dan tergeietak dua langkah di hadapan Nyai Langen Asmara!
Tarlanmu bagus, Datuk! Dan baru kail ini aku melihat bentuk tubuh lakl-lakl yang amat mengagumkan!" ujar Nyai Langen Asmara. Sambll terus menari dia maju ke arah Kitab Kidung Seloka. Sementara Datuk Wajah Besl terus menarl dengan mata merah laksana orang didera nafsu. Dadanya naik turun. Napasnya memburu keras.
Tegak di dekat kitab, Nyal Langen Asmara cepat membungkuk. Kitab Kidung Seloka dlambill. Laiu melompat mundur dan cepat mengenakan pakaiannya kembali. Saat lain dla berbalik. Laksana dlkejar setan, perempuan cantik satengah baya ini berkelebat.
Ketika Nyal Langen Asmara berbalik, saat itulah Datuk Wajah Besl tersadar. Dia menggembor marah. Tanpa pedulikan keadaan dirinya yang tidak mengenakan pakalan, dla berkelebat mengejar sambil iepaskan pukulan tangan kosong bertenaga dalam tinggl. Dua geiombang hitam berkibiat ganas. Waiau saat itu dla belum sepenuhnya menyadarl kalau Kitab Kidung Selioka sudah dibawa larl Nyal Langen Asmara, tapi sikap si perempuan cukup membuat sang Datuk punya alasan kuat untuk lepas serangan.
Di seberang depan Nyal Langen Asmara tidak berdiam diri. Dia cepat membalik lalu hantamkan kedua tangannya. Dua geiombang angin menderu dahsyat. Dua dentuman terdengar mengguncang kakl bukit.
Nyal Langen Asmara terhuyung tiga langkah. Tangan kanan pegangi dadanya. Selain menahan getaran dadanya juga khawatir kitab di balik pakalannya iepaa jatuh. Parasnya yang cantik berubah pucat. Di seberang depan Datuk Wajah Besi menyeringai. Kaki tersurut dua langkah. Wajahnya makin menghitam. Dla hendak iepas pukulan iagt. Tapi dia baru ingat dengan Kitab Kidung Seloka. Dua kali melompat dia sudah tegak di dekat pakaiannya. Dengan cepat dla bungkukkan tubuh, mencarl kitab di antara bawah pakaiannya.
"Jahanamf Kitab itu tidak adal Mungkin tidak percaya, Datuk Wajah Besl angkat pakaiannya lalu dikebutkan beberapa kall. Tapi tldak ada bends yang melesat jatuh.
Datuk Wajah Besi berpaling pada Nyal Langen Asmara. Si perempuan tidak sla-slakan kesempatan. Begitu Datuk Wajah Besi melompat mencari kitab di bawah pakalannya, dia putar dri lalu beriarl.
"Perempuan sundal keparati" Takut kehilangan Jejak si perempuan, Datuk Wajah Besi campakkan pakalannya lalu berkelebat mengejar. Saat itu Nyai Langen Asmara baru saja berkeiebat.
Datuk Wajah Besi sengaja tidak iepas pukulan jarak jauh, karena dla yakin mampu mengejar Nyai Langen Asmara. Selama ini Datuk Wajah Bes! merang diketahul memilikl llmu perlngan tubuh luar blasa. Juga dikenal memiilkl gerakan sangat cepat. Sementara karena tidak mendengar deru suara
geiombang pukulan, Nyal Langen Asmara terus berkeiebat dengan kerahkan hampir seluruh ilmu peringan tubuh yang dlmlllkl. Namun baru beberapa tombak, dla merasakan sambaran angin deras. (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Berpaling, dia terkejut. Datuk Wajah Besi sudah meiesat di atas tubuhnya.
Nyal Langen Asmara tundukkan kepala. Tangan kanan kiri dlhantamkan. Namun gerakannya hanya menghantam udara kosong. Sosok Datuk Wajah Besi sudah iewat di atas tubuhnya dan tegak tujuh iangkah di hadapannyal
"Kemballkan kitab itul Atau kuhancurkan tubuhmu!" bentak Datuk Wajah Besl.
Nyal Langen Asmara mana mau ikuti ucapan orang. Dia melompat ke depan. Kedua tangan dihantamkan. Datuk Wajah Besl tertawa bergeiak. Dua tangannya diangkat. Dia tidak mendorong, tapi hanya menghadang.
Praaakki Praakkl
Nyal Langen Asmara menjerit. Kedua tangannya laksana menghantam batangan besii Kedua tangannya mental ballk dan bengkak kehitamanil
Nyal Langen Asmara kertakkan rahang. Dia iipat gandakan tenaga daiam. Lalu kembail menghantam. Kall ini yang dihantam kepala sang Datuk. Datuk Wajah Besi tertawa, tidak membuat gerakan apa-apal
Prakkki
Nyal Langen Asmara mundur sambil berseru tertahan. Dia meraaakan kedua tangannya tegang. Ailran darahnya menyentak. Meiirik, dla masih terpana. Kedua tangannya makin mengembungl
Jahanam! Walau dia memillk! iimu 'Wadak Wesl', tapi seharusnya ambias dengan pukulanku! Nyatanya dla sanggup bertahanf Tak ada jalan lain, aku harus meioioskan diri!"
Nyai Langen Asmara melirik berkeliing. Namun tampaknya Datuk Wajah Besl bisa membaca. Sebelum Nyal Langen Asmara sempat membuat gerakan, dla melompat. Kakl kanan digerakkan menendang.
Wusssl
Kaki belum datang, geiombang hitam sudah melesat menggebrakl
Nyai Langen Asmara tidak berani berlaku ayal. Dla melompat mundur. Lalu dorong kedua tangannya, Dla tidak berani lagi mengadu pukulan jarak dekat. Tapl sebelum kedua tangan Nyal Langen Asmara bergerak iebih jauh, mendadak Datuk Wajah Besl sudah melompat dan tegak di sampingnyal Dari mulutnya menggembor tawa bergelak.
"Kau tidak boleh memandang Datuk Wajah Besi dengan sebelah matal" teriak sang Datuk. Tangan kanannya bergerak.
Bretttt i
Pakalan Nyal Langen Asmara robek di baglan perut. Kulitnya yang putih mulus menyembul kellhatan. Kitab di ballk pakalannya pun tersembul keluar. Maslh untung Nyal Langen Asmara cepat mundur, hingga hanya pakalannya yang robek. Datuk Wajah Besl tldak menunggu lama. Didahulul
bentakan ketas, dla melompat maju. Kedua tangannya berkelebat.
Bagalmanapun Nyai Langen Asmara berusaha menghindar, tapi kalah cepat dengan gerakan kedua tangan Datuk Wajah Best. Brett! Breetti Kembali pa­
kaian Nyal Langen Asmara robek. Kitab Kidung Seioka mencelat keluar.
"Datuk! Jangan pikir kau akan mendapat kembati kitab itul" terlak Nyal Langen Asmara. Secepat kllat dia berkelebat mengejar ke arah kltab yang melayang di atas udara. Datuk Wajah Besl memperhatikan sesaat. Lalu tangan kanannya bergerak mendorong.
Wuusssf
Satu geiombang hitam bertabur. Tangan kanan kiri Nyal Langen Asmara yang hendak menyambar kita terpentai. Kitab itu sendiri kemball membubung makin tinggi ke udara.
Nyal Langen Asmara tak mau putus asa. Dia kemball sentakkan tubuh. Sosoknya melesat mengejar kltab. Datuk Wajah Besi menyeringai. Sekali membuat gerakan, dla bukan saja mampu memotong gerakan Nyal Langen Asmara, tapi juga mampu mendahululf
Nyal Langen Asmara berseru marah. (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Kedua tangannya dihantam iepas pukulan jarak jauh ke arah Datuk Wajah Besi. Sang Datuk tidak peduii. Dla terus mengejar ke arah kitab. Kedua tangannya diulurkan.
Sejengkal lagi kedua tangan Datuk Wajah Besl berhasll menyambar kitab, mendadak dua geiombang angker berkibiat. Satu menghantam ke arah kedua tangan sang Datuk, satu menghadang pukuian Nyal Langen Asmara yang membokong aang Datuk.
Wusss! Wusssl
Datuk Wajah Besi berseru keras. Kedua tangannya mental. Karena tidak menduga akan mendapat serangan mendadak, dla tidak sanggup imbangi diri. Tubuhnya terbanting di atas udaral Saat itulah terdengar letusan, karena pukulan yang dilepas Nyal Langen Asmara bentrok dengan pukulan dart aamping.
Nyal Langen Asmara terpekik kaget. Tubuhnya Jungklr ballk di etas udara. Untung dia masih mampu lmbangl dlrl, hingga tegak di ates tanah dengan kakl terleblh dahulu walau tubuh terhuyung-huyung. Tapi baru saja tubuhnya tegak atas tanah, laksana meiuncur dari langlt, sosok Datuk Wajah Besl
meluncur tepat ke arahnya! Terlambat Nyal Langen Asmara menghindar.
Brukkkl
Datuk Wajah Besl jatuh menimpa Nyal Langen Asmara, Kedua orang inl jatuh tumpang tindih dl atas tanahi Terdengar suara tawa bergelak panjang !<

*
* *

------------------------------------------------------
SEPULUH
------------------------------------------------------
DATUK WaJah Besl dan Nyal Langen Asmara tldak pedullkan dlrl maslng-maslng. Mereka tengadah memandang ke udara, Di atas sana terlihat aatu
sosok tubuh besar melayang, menyambar kitab!
"Datuk Gede Anunel" seru orang dl atas udara. Terima benda lnll"
Beium habls ucapan orang, Kitab Kidung Seloka sudah melesat ke bawah. Datuk Wajah Besl dan Nyai Langen Asmara lkuti arah melesatnya kitab. Sepuluh tombak darl tempat mereka, mereka mellhat seorang pemuda bertelanjang dada tegak dengan kepala tengadah. Lalu dua tangannya bergerak sambutl Kltab Kidung Seloka.
Datuk WaJah Besi cepat bangkit. Namun satengah tegak, Nyal Langen Asmara hantamkan kakl kanan kirtnya. Karena tenggelam meiihat apa yang terjadi, sang Datuk beium sempat kerahkan llmu 'Wadak Wesl'nya.
Bukkk Bukkkf
Datuk Wajah Besi tersungkur. Nyai Langen Asmara bangkit lalu beriari ke arah pemuda bertelanjang dada. Namun gerakannya tertahan karena tahu-tahu sosok besar yang tadl melayang di atas udara tegak memotong.
"Nyal Sedap Mentull" terlak Nyal Langen Asmara.
"Muncuinya makhluk satu inl bisa membuyarkan acaraku! Lalu slapa pemuda bertelanjang dada yang dipanggilinya Datuk Gede Anune itu?I Baru pertama kali ini aku melihatnya! Namanya pun belum pernah kudengarl Darlpada menghadapl Nyel Sedap Mentul, aku memilih berhadapan dengan pemudanya!"
Nyal Langen Asmara tampaknya maklum dla tldak mampu menghadepl Nyal Sedap Mentul. Maka dla memutuskan merebut kitab darl tangan si pemuda yang bukan lain adalah Pendekar 131. Namun belum sampal bergerak, Nyal Sedap Mentui sudah berucap.
"Nyal Langen Asmaral Harap lupakan urusan benda itul Aku pun tidak akan mengganggu acaramu dengan Datuk bugii ltui HIk.... Hi •.•• Hlk •. .l Aneh .... Kulit wajah dan tubuhnya hitam. (/tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com/) Tapi mengapa kulit bawah perutnya putih kekuningan?1
Di seberang depan, Datuk Wajah Besi menyerlngal sambll bangkit. Tahu slapa adanya nenek berpinggul besar, sang Datuk cepat tekap bagian bawah perutnya yang meiongo. Lalu putar diri dan sekall melompat dia sudah tegak di dekat pakalannya. Cepat dla mengenakan pakalan. Dua kaii melompat dla sudah tegak di samping Nyal Langen Asmara, memandang silih berganti ke arah Nyal Sedap Mentul dan Pendekar 131.
Sebenarnya Datuk Wajah Besi masih geram pada Nyai Langen Asmara, tapi melihat kitab di tangan orang lain, dia menahan diri. Dia memiiih merebut kitab itu dahulu baru meneruskan masalah dengan Nyal Langen Asmara.
Di sebelah belakang, murid Pendeta Sinting seoiah tidak pedull dengan pandangan orang. Dia meneliti kitab di tangannya. Lalu tertawa bergelak. Saat lain berteriak.
"Nyal Toll Benda apa ini?! Sudah bulukan mengapa kau berikan padaku?!
Datuk Gede Anune! Simpan saja benda itu! Walau bulukan tapi itu benda keramat!"
"Aku tak mau menyimpan benda bulukan!" Joko mengangkat Kitab Kidung Seioka. Lalu hendak dicampskkan di atas tanah.
Tunggul Berlkan ss]a padakul" seru Nyal Langen Asmara. Dia hendak berkeiebat, tapi Datuk Wajah Besl mendahulul. Dia berkeiebat ke arah murid Pendeta Siting.
Nyal Sedap Mentul tidak tinggai diam. Bersamaan dengan gerakan Datuk Wajah Besi, dla meiompat mundur. Di atas udara dla membuat gerakan memutar, menghadang gerakan sang Datuk dengan sorongkan p!ngguinya.
Bukkkl
Datuk Wajah Besiter huyung, Jatuh terduduk di atas tanah. Cepat sang Datuk bangkit. "Nyail Sedap Mentul! Kalau kau tinggalkan tempat ini mungkin nyawamu masih selamatl"
Uruaan nyawa jangan dibicarakan! Sekarang kita bicara lainnya sajal Aku tanya. Benda apa yang kallan rebutkan itu?i tanya Nyai Sedap Mentui. Saat itu Kitab Kidung Seloka terangkat di atas kepala Pendekar 131.
Melihat gerakan orang, Joko batalkan niat campakkan benda di tangannya.
"Sebuah kitabl Kitab Kidung Selokal Kitab asing yang ditemukan di kawasan ini!" Yang menjawab Nyal Langen Asmara.
"Begltu?! Kallan tahu slapa pemiilk kitab itu?l"
"AkKu pemiliknya!" seru Datuk Wajah Besi.
"Nyai binal keparet itu hendak merebutnya dari tangankul" Datuk Wajah Besl metirik tajam pada Nyal Langen Asmara.
"Datuk Wajah Besl! Kau tahu slapa adanya pemuda yang bersamaku?!"
"Kau menyebutnya Datuk Gede Anunel Apa memang beaar sungguhan?l" tanya Nyal Langen Asmara sambil tersipu-sipu.
Nanti kau blsa membuktlkannya sendlrll Yang pentlng kallan harus tahul Dlalah pemlllk kitab itu! Dla bukan manusia dari kawasan ini! Tapi makhiuk asing!"
"Hem.... Kalau benar, mungkin pemuda ini yang tengah dicar! Ratu Sekar Awan!" kata Datuk Besi dalam hati, laiu berkata.
"Nyal Sedap Mentul! Jangan bicara anehi Bagalmana kau katakan dla pemiiiknya?I Sementara dla tidak tahu benda apa yang ada di tangannyal"
"Aku tidak bisa bercerita panjang lebar! Yang Jeias dlaiah pemillknyal"
"Mana aku percaya! Mungkin kau punya nlat untuk memlllklnyal Lalu mencarl alasan dengan membawa pemuda itu" terlak Datuk Wajah Besl.
"Datuki Kalau kau pemiiik kitab itu, aku ingin tahu. Dari mane kau mendapatkannya?!" tanya Nyal Sedap Mentul.
"Aku tak bisa menerangkan!"
Nyal Sedap Mentul tertawa. "Jangan plkir aku tak tahu. Kau mendapatkan kitab itu darl reruntuhan gapura di Pesanggrahan Sewu!"
Hampir saja kakl Datuk Wajah Besl tersurut. Nyal Sedap Mentul tertawa lagi. Laiu mendekati Joko sambll berkata.
"Kurasa urusannya selesall Aku harus pergll"
"Nyal Toll Bagaimana dengan benda bulukan ini?i" tanya Joko.
"Datuk Gede Anunel Simpan sajal"
Perlahan Joko turunkan kitab lalu disimpan di bagian belakang tubuhnya. Saat itulah Datuk Wajah Besl meiompat ke arah murid Pendeta Slnting. Tangan kiri kanan menguiur, iepaa hantaman ke arah dada dan kepala Joko.
Joke tertawa, kedua tangannya dihantamkan menghadang. Datuk Wajah Besi terpentai Jatuh tunggang ianggang. Saat menghantam, Datuk Wajah Besl
memandang sebelah mata hingga dia sempat terkejut begitu kedua tangannya membentur tangan Joke.
Maklum iawan memiilki tenaga daiam tinggi, Datuk Wajah Besl ilpat gandakan tenaga dalam. Lalu bangkit dan sekali meiompat, kemball kedua tangannya sudah lepas pukulan dahsyat. Sang Datuk sengaja hendak mengadu pukulan karena dla sudah kerahkan iimu 'Wadak Wesl', hingga membuat tubuhnya berubah sekeras besi.
Joko kemball hadang pukulan orang dengan hantamkan kedua tangannya.
Prakki Prakkkt
Joke berseru tertahan. Kedua tangannya mental. Tubuhnya terhuyung hampir roboh. Datuk Wajah Besi tertawa bergelak lalu sekail melompat, tahu-tahu tangannya sudah menelikung pinggang Joko!
Joko angkat dua tangannya. Lalu dihantam ke arah kepala Datuk Wajah Besl. Sang Datuk tldak pedull. Dia teruskan gerakan kedua tangannya mengambll kitab di bagian belakang tubuh Joko yang diselipkan di celana.
Prakk! Prakkkl
Dua tangan Joko laksana menghantam iempengan besi keras. Dua tangannya mencelat mental. Namun bersamaan itu Datuk Wajah Besi menjerit keras. Tubuhnya meiorot, jatuh telungkup di kak! Pendekar 131. Kedua tangannya gagal mengambil kllab. Karena terlaiu yakin tubuhnya tak mampu ditem­
bus pukulan orang, Datuk Wajah Besl tidak peduli pukulan tangan Joko. Dia tidak tahu kaiau yang dihadapl sast lnl adalah seseorang yang secara tidak sengaja sudah teraliri tenaga dalam darl seseorang yang sudah mempelajari Kitab Kidung Seloka. Hingga Datuk Wajah Besi bukan saja kaget namun jatuh tak sadarkan dlrll
Mellhat ape yang terjadl, Nyai Langen Asmara jadil kecut. Tap! mana dia mau menyerah begltu saja. Apa lagi dla mulal tertarlk dengan murid Pendeta Sintlng. Dia segera siiangkan kedua tangannya di depan dada. Tangan kanan diletakkan di pundak kiri dan tangan kiri diletakkan di pundak kanan. Lehernya dillukkan. Pingguinya digoyang. Mulutnya berterlak.
"Datuk Gede Anune! Nyai Sedap Mentut! Bagalmana kaiau klta iupakan urusan kitab Klta ganti dengan bersenang-senang dan menari bersama?l"
Joko dan si nenek berpallng. Saat itu Nyal Langen Asmara angkat kaklnya seolah hendak melangkah. Beium sampai kakinya menginjak tanah membuat iangkah, pakaian yang dikenakan sudah memberosot jatuh!
"Slalan! Dia hendak mempengaruhi dengan ilmu blisnyal" desis Nyal Sedap Mentul, sadar apa yang akan dilakukan Nyal Langen Asmara. Dia cepat pusatkan mata hatinya dengan susun dua tangan di depan dada. Matanya dipejamkan rapat. Ketika sepasang matanya tanya dibuka kembail, yang terlihat hanya warna putih!
Sosok Nyal Langen Asmara yang tidak mengenakan apa-apa lagi laksana lenyap dari pandangan matanya!
Di lain plhak, karena tidak tahu apa yang akan dilakukan orang, Joko memandang tajam pada sosok Nyal Langen Asmara. Saat laln kedua tangannya ter angkat membuat sikap seperti si Nyal.
Seperti diketahul, iimu yang secara tidak disengaja dlwarlsl dari Siluman Sungai Kapuk sangat luar blasa, hlnggadoko sanggup terbebas dart totokan orang. Tapl kall lnl tampaknya Joko tldak mampu membendung iimu yang tengah dilakukan Nyal Langen Asmara.
Nyal Langen Asmara mulai menari. Joko llukkan leher dan goyangkan pinggui. Laiu melangkah. Baru aetengah jalan, celana putihnya sudah meloroti
"Celaka!" desis Nyal Sedap Mentui. Laksana terbang nenek berpinggul besar ini melesat, menyambar tubuh Pendekar 131 lalu dibawanya lagi.
Nyal Langen Asmara teriengak. Dua tangannya segera dihantamkan. Namun terlambat. Sosok Nyal Sedap Mentul sudah ienyap dari tempat ituf
Nyal Langen Asmara menyumpah panjang pendek. Saat itulah matanya menumbuk pada Datuk Wajah Besl yang telungkup pingsan.
Nyal Langen Asmara mendekati sang Datuk. "Diberl kehangatan menolak, mungkin kau lebih suka mampusl" Nyai Langen Asmara angkat kedua tangannya dengan kerahkan hampir segenap tenaga dalamnya. Lalu dlhanlamkan!
Desss! Desssl
Datuk Wajah Besl mencelat. Di tengah udara, dla tersadar karena sentakan gelombang pukulan. Namun dla sudah tidak mampu berbuat apa-apa! Sosoknya meluncur deras menghantam tanah! Darah mengucur deraa dari mulut dan hidungnya.
Kalau kublarkan kau hidup, kehldupanku akan terus terusikl" desis Nyal Langen Asmara. Dla meiompat. Tegak di samping Datuk Wajah Besi, tubuhnya dlbungkukkan. Kedua tangannya dlhantamkan.
Prakki Prakkk!
Kepala Datuk Wajah Besi tersentak dua kaii. Tanpa sempat perdengarkan seruan, nyawanya sudah putuS!
Nyal Langen Asmara menyeringal lalu melangkah mendekati pakalannya. Baru safa tangannya hendak sentuh pakalan, dla dikejutkan dengan berkelebatnya satu bayangan. (tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com) Nyal Langen Asmara berpaling, tangan kiri slap hendak lepaskan pukulan. Namun meiihat sosok yang muncul, dia urungkan nlat. Dan tenang saja dla ambil pakalannya ialu dikenakan. Mulutnya meMbuka membentak.
"Slapa kau?!"
Orang yang muncul sesaat kernyitkan dahi mellhat tingkah orang. Laiu tersenyum.
"Aku bertanyal Mengapa kau Jawab dengan senyum, hah?I" sentak Nyal Langen Asmara. Dla putar diri menghadap orang yang baru muncui. atanya pandangi orang darl ujung rambut aampai ujung kaki.

*
* *

------------------------------------------------------
SEBELAS
------------------------------------------------------
YANG tegak di tempat itu adalah seorang perempuan setengah baya berambut sebahu. Waiau uslanya tidak muda lagl, tapl rona kecantikan
masih terpancar dari wajahnya. Perempuan ini mengenakan rompi hljau meiapis baju warna putih. Pakalan bawahnya kain panjang sebataa betis yang diberl belahan dl tengahnya.
"Aku Rayl Tunjung Seroja...," jawab perempuan setengah baya.
"Dar! namanya jelas perempuan ini bukan dari kawasan bawah jurang! Mungkin dla salah seorang dari beberapa orang asing yang muncull" duga Nyal Langen Asmara.
"Aku perlu keterangan perihal pemuda bernama Datuk Gede Anune itul Jangan-jangan Nyai Sedap Mentul mengada-adal"
DI lain plhak, perempuan setengah baya yang bukan lain Rayi Tunjung Seroja adanya juga membatin.
"Aku tldak kenal orang di kawasan ini. Aku perlu sahabat! Aku butuh banyak keterangani"
"Tampaknya aku tidak perah berjumpa denganmu, apa kau orang asing?l" Bertanya Nyal Langen Asmara.
Rayl Tunjung Seroja anggukkan kepala. "Secara tak sengaja aku terperoaok masuk kawasan ini. Boieh aku tahu slapa kau adanya?l"
"Aku Nyal Langen Asmaral"
Rayi Tunjung Seroja memandang berkeilling. Matanya terhenti saat menumbuk sosok mayat Datuk Wajah Besi.
"Tampaknya baru saja terjadi...."
"Aku bisa membunuh slapa saja yang kusukail" potong Nyal Langen Asmara, "Tidak terkecuail kaul"
Walau kaget, tapi Rayl Tunjung Seroja tersenyum.
"Aku datang tidak mencart musuh. Tapi mencarl sahabat!"
"Kita blsa bersahabat!"
"Terima kasih.... Aku senang mendengamyal" ujar Rayl Tunjung Seroja lalu mendekati Nyai Langen Asmara. Dalam hati sebenarnya dia masih bertanya-tanya apa yang tadi dilakukan Nyai Langen Asmara. Tapi karena khawatir menyinggung orang, dla tidak berani menanyakan hal itu. Dla hanya sesekaii mellrik slkap orang.
"Kudengar, bukan hanya kau orang asing yang muncul di sini! Apa betul?! Rayi Tunjung Seroja anggukkan kepala. "Yang terperosok bersamaku ada lima orang. Empat perempuan satu laki-lakill"
"Astagal Berarti aku salah dengar. Yang kudengar hanya ada empat orang! Lalu ke mana orang-orang itu?i
Rayl Tunjung Seroja geleng kepala. "Kami berpencar. Saat itu...."
Belum habis ucapan Hayi Tunjung Seroja, Nyal Langen Asmara sudah menyahut. "Apa sebenarnya yang kallan card di tempat inl?1"
Rayi Tunjung Seroja terdiam beberapa lama sebelum akhirnya menjawab. "Aku dan sahabatku bernama Bidadari Delapan Samudera mencari seorang
teman bergelar Pendekar 131l Dia terjerumus masuk ke tempat ini jauh sebelum kamil Ketika kami tiba dl tempat ini, sebenamya kaml langsung bertemu dengan orang yang kami cari. Tapi karena terjadi sesuatu, kami kehilangan jejaknya kembaii. Malah aku juga terplsah dengan sahabatku Bidadari Delapan Samuderal"
Pendekar 131.... Jadi pemuda yang dibawa Nyal Sedap Mentul itu juga orang asing? Pantas selama ini aku tidak perah melihatnya?I" Membatin Nyal Langen Asmara. Laiu bertanya.
"Apa salah seorang dart kallan ada yang bernama Datuk Gede Anune?l"
Rayl Tunjung Seroja tertawa. Kepalanya menggeieng. Nyal Langen Asmara batingkan kaki. "Dia berdustal Pastl dla lngln memlllkl kitab ilul" deslsnya.
"Nyal! Siapa yang kau maksud?I (tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com) Kitab apa yang baru kau bicarakan sendiri?I tanya Rayl Tunjung Seroja.
Pendekar 131.... Orang yang kau car itu. Kau bisa katakan ciri-cirinya?l Nyal Langen Asmara bukannya menjawab, tapi bertanya lagi.
"Aku harus sabar menghadapinya! Mungkin aku akan segera mendapatkan keterangan yang kuinginkan!" Membatin Hayi Tunjung Seroja, laiu menjawab.
"Dla seorang pemuda tampan. Rambutnya agak panjang segini!" Rayl Tunjung Seroja iintangkan tangan di bahunya sejajar dengan ujung rambutnya sen diri.
"Terakhir bertemu dla bersama seorang gadis cantik bernama Nyal Dua Wajahi"
Ciri-ciri yang diucapkan hampir mendekati Datuk Gede Anune!" gumam Nyai Langen Asmara. "Tapi dia biiang pemuda itu bersama Nyai Dua Wajah. Nenek sihir itu!"
"Rayi Tunjung Seroja! Kau bisa mengatakan apa baju yang dipakai Pendekar 131?!
"Ketika kutemui dla bertelanjang dada.... Malah tengah asylk berclnta di tengah udara dengan Nyai Dua Wajah!"
Tidak saiah! Pasti Datuk Gede Anunel" desis Nyal Langen Asmara.
"Nyaii Apa maksudmu...2?1"
"Pemuda yang kau earl, di slnl disebut Datuk Gede Anunei"
Rayi Tunjung Seroja kembali tertawa. "Siapa yang memberi nama?! Kurasa kau saiah iihat!"
"Aku tidak pernah saiah llhatl Pemuda itu bernama Datuk Gede Anune! Soal siapa yang memberi nama, aku tidak tahui"
"Nyai.... Kau tadi sebut-sebut sebuah kitab...."
''Rayll Selaln mencari Datuk Gede Anune, apa kau punya maksud lain?i"
Rayl Tunjung Seroja geleng kepala. "Aku semata mata hanya mencarl temani Pendekar 131 pernah menyelamatkan nyawaku. Kini saatnya aku membalasnya meskl banyak temanku salah duga. Dikira aku menginginkan sesuatu dari Pendekar 131...."
"Rayl ... Apa benar pemuda itu memilikl sebuah kitab?1"
"Aku tidak akan menjawab. Aku khawatir orang nanti saiah duga."
"Katakan sajai Kita sahabat!"
"Sebeium menjawab, aku mlnta penjelasan dahulu. Apa kau pernah mendengar tentang sebuah kitab di kawasan ini?!"
"Beium lama berselang, memang ditemukan sebuah kitab. Entah siapa yang menemukannya yang Jeias orang terakhir yang membawanya adaiah Datuk Wajah Besii"
"Datuk Wajah Besi...," ujar Hayi Tunjung Seroja.
"Betul. Orangnya tidak jauh dart sini!" Nyai Langen Asmara memandang pada sosok mayat Datuk Wajah Besl.
"Maksudmu... ?!" tanya Rayl Tunjung Seroja tidak mengerti.
"Laki-iaki itu adaiah Datuk Wajah Besii"
"Berarti kitab itu ...• •
"Kitab itu sudah dibawa lari Datuk Gede Anune bersama Nyai Sedap Mentui!"
"Nyai Sedap Mentul?i Siapa dia?i"
"Seorang nenek berllmu tlnggl. Dia juga dlkenal dengan Nyai Sedap Mentol, Nyai Sedap Mentii, dan Nyal Sedap Toll"
Rayl Tunjung Seroja tak dapat menahan diri. Tawanya menyembur keras. Lalu berkata. "Kau tahu nama kitab yang dibawa mereka?l"
"Kitab Kidung Seiokal"
"Tepati" desis Rayl Tunjung Seroja.
"Apanya yang tepat?!"
"Nyait Kau menginginkan kitab itu, bukan?!" Rayl Tunjung Seroja batik bertanya.
"Meiihat ikut campurnya beberapa tokoh, aku kira kitab itu bukan benda sembarangan. Aku akan mengadu naslib mendapatkannya! Kaiau saja tadi tidak muncul nenek jahanam itu, pasti kitab itu sudah berada di tanganku!"
"Nyai.... Seandainya kau bisa mempertemukan au dengan pemuda itu, kau pasti akan mendapatkan kitab itu!"
Nyai Langen Asmara tertawa. "Bagaimana bisa begitu?!
"Aku adalah temannya! Aku tidak menginginkan kitab itu, tapi aku bisa mendapatkannya untukmui Kau tahu arah mana yang diambil kedua orang itu?l"
Nyal Langen Asmara memandang beberapa saat. RHayi Tunjung Seroja tersenyum.
"Kau tak perlu menaruh curiga padaku. Kitab seperti itu banyak jumiahnya di bumi atas jurang!"
"Baik! Kita akan mencari bersama. Tapi kaiau nanti kau berbalik iidah, aku bisa membuatmu mengaiami nasib yang sama seperti Datuk Wajah Besli lkuti aku!"
"Tunggui Ketika aku datang, aku melihat kau dalam keadaan...." Rayl Tunjung Seroja tidak ianjutkan ucapan.
"Untuk mendapatkan kitab itu, aku akan melakukan apa saja! Apalagi aku paling suka bersenang-senang dengan laki-iaki! Bagaimana denganmu?l"
Rayi Tunjung Seroja hanya tersenyum. (tantan@tanz.tj / tanztj.blogspot.com) Nyai Langen Asmara hendak berkelebat, namun dllahan dan kembaii buka mulut.
Rayi.... Kaiau kau berani menempuh bahaya besar sampai di tempat ini, kurasa bukan semata arena kau pernah berhutang budi pada Datuk Gede Anunei Pastl kau punya hubungan cinta dengan pemuda itu. Benar?I
"Sebenarnya aku menaruh dendam kesumat padanyal ini berhubungan dengan masaiah cinta! Tapi aku tak akan bercerita padamu! Luka hatiku akan bertam bah parahi"
"Jadi...2!"
"Aku akan membunuh pemuda itut Kitabnya kuserahkan pidamu!"
"Hem.... Kau pernah berhubungan dengan pemuda itu! Apa memang besar beneran?t Hik! Hik.... Hik...!"
Kau nanti bisa membuktikannya sendiri! Sekarang kau yang di depari Kita cari merekai"
"Kaiian tak usah jauh-Jauh mencarl! Kaml datang!" Mendadak satu suara menyahut.
Berpaling, mereka meiihat dua orang meiesat bergelantungan di bawah sebuah tombak besar.
"Manusia Tombak Berkepaia Setan!" desis Rayl Tunjung Seroja.
"Mereka dua orang yang muncul bersamaku di kawasan tnil Mereka juga inginkan kitab itu! Mereka harus kita habisi agar jaianmu mendapatkan kitab itu tidak terhaiang!"
Dua orang yang muncui tegak di atas tanah. Mereka seorang nenek dan kakek berkepala gundui. Mereka memang Manusia Tombak Berkepala Setan adanya. Si kakek memandang berkeliiing laiu terhenti pada sosok Nyal Langen Asmara. Si nenek terhenti pada mayat Datuk Wajah Besi.
Adikku Karuhun Kaspi! Perempuan ini mengglurkan! Setelah menghabisi Rayi Tunjung Seroja keparat itu, bagaimana kaiau kau menunggu sebentar?! Aku ingin meiepas kerinduan membelal tubuh perempuani" Si Kakek Karuhun Kaspo berbislk agak keras.
"Aku memberimu kesempatanl (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Tapl Jlka kelak aku tergoda dengan iaki-iaki, kau harus baiik menunggukuf Hlk ..•. Hlk .... Hlk ..• l"
"Baik! Baik.... Sekarang kau hadapi Rayl Tunjung Serojal Aku yang akan membereskan perempuan cantik itu!"
"Rayl! Dua kall kau loios dari kematlan! Kall lnl jangan berkhayai kau blsa luput dart ajall" bentak Nenek Karuhun Kaspl. Tombak besar dlsentakkan iurus ke arah Rayi Tun]ung Seroja. Sementara sl kakek melompat ke arah Nyal Langen Asmara.
"Rayl! Jangan bertindaki Biar aku yang membereskan!" bisik Nyai Langen Asmara.
"Pejamkan matamu! Jangan memandangku sebelum aku nanti memberl peringatani"
Waiau masih heran akhirnya Hayi Tunjung Seroja anggukkan kepala. Dia mundur beberapa langkah. Nyai Langen Asmara tersenyum, memandang siiih bergantl pada Manusia Tombak Berkepala Setan.
"Kailan inginkan Kitab Kidung Seloka?l" tanya Nyai Langen Asmara. Matanya dikedip-kedipkan pada Kakek Karuhun Kaspo.
"Aku akan mengatakan di mana kitab itu. Namun sebeium ltu bagaimana kaiau kita bersenang-senang barang sejenak?! Akan kuperlihatkan
satu tarian pada kaiian...."
Nyal Langen Asmara tldak menunggu jawaban.
Dua tangannya cepat disilangkan dl depan dada. Leher diliukkan, pinggul digoyang. Lalu sambil tersenyum dia melangkah ke arah Kakek Karuhun Kaspo. Nenek Karuhun Kaspi mendeiik. Tombak besar di tangannya diputar iurus ke arah Nyal Langen Asmara.
Namun tombaknya sekonyong-konyong ditarik ketika mendapatl pakaian orang meiorot jatuh! DI lain pihak, Kakek Karuhun Kaspo membeialak besar. Manusia Tombak Berkepaia Setan terpana dengan apa yang mereka lihat.
Nyal Langen Asmara gerakkan (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) kedua tangan membuat gerakan menari. Saat itu juga Nenek Karuhun Kaspi campakkan tombak besarnya. Lalu membuat gerakan seperti Nyal Langen Asmara. Si kakek terkeslap sesaat, laiu serta-merta membuat gerakan pula seperti Nyai Langen Asmara tadi. Kejap iain ketiga orang ini sudah menari tanpa mengenakan apa-apa lagi! Di beiakang sana Rayi Tunjung Sero]a pejamkan mata.
Nyal Langen Asmara mendekati si nenek yang menari berjingkrak seperti kesurupan. Begitu dekat mendadak dua tangannya lepas hantaman dahsyat!
Bukkk! Bukkk!
Si nenek menjerit keras. Tubuhnya iangsung terjungkal semburkan darah. Nyai Langen Asmara tidak menunggu iebth lama. Dia melompat dan tegsk di samping sinenek. Tubuhnya dibungkukkan. Kedua tangannya kembail menghantam,
Prakkl Praakkl
Untuk kedua kaiinya Nenek Karuhun Kaspi menjerit. Tapl jerltannya putus di tengah jaian. Nyawa nenek ini melayang dengan batok kepaia kucurkan darah!
Anehnya si Kakek Karuhun Kaspo seoiah tidak peduii. Dia terus menari malah kini menggapai-gapal uiurkan kedua tangannya pada Nyai Langen Asmara. Nyai Langen Asmara tersenyum. Seraya terus menari dia mendekati si kakek. Saat lain mendadak kakinya menendang.
Bukkk!
Sl kakek mencelat, lurus ke arah Rayl Tunjung Seroja!
Merasakan gelombang angin menuju arahnya, Rayi Tunjung Seroja cepat buka matanya. Belum sampai membuat gerakan, sosok Kakek Karuhun Kaspo sudaht menghantam dirinyai Brukkk! Kedua orang ini jatuh tumpang tindih di atas tanah. Di seberang samplng sana Nyai Langen Asmara hentikan tarian dan sekail meiompat sudah tegak dd samping pakalannya.
Hayi Tunjung Seroja menyumpah panjang pendek. Dia cepat bangkit. Memandang ke bawah, mulutnya keiuarkan jerltan keras. Sosoknya melompat mundur. (/tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj/) Kepalianya dipalingkan ke samping. Namun untuk kesekian kaiinya dla menjerit, karena dia meiihat sosok bugil Nenek Karuhun Kaspi yang tergeletak di atas tanah! Saat ituiah Kakek Karuhun Kaspo tersadar karena Nyai Langen Asmara sudah hentikan tariannya.
Si kakek cepat bangkit. Tapi begitu sadar akan keadaan dlrinya, dia cepat jatuhkan dtr1, menjeplok di atas tanah dengan dua tangan mendekap baglan ba wah perutnya! Parasnya merah mengelam apalagi mendengar suara tawa Nyai Langen Asmara.
Miiikmu sudah mengeriputi Hik.... Hik.... Hik...I
Bagaimana kau bisa membuatku senang?t Mungkin di aiam lain masih ada yang mau dengan milikmui" kata Nyai Langen Asmara. Sekaii melompat dla tegak dua langkah di samping si kakek.
Daiam kejutnya Kakek Karuhun Kaspo ingat dengan adiknya Karuhun Kaspi. Dia edarkan pandangan berkeliiing. Tiba-tiba dart mulutnya menggembor teriakan dahsyat meiihat keadaan adiknya. Dia iupa akan keadaan dirlnya. Dia bangkit. Nyal Langen Asmara putuskan tawa. Baru saja si kakek setengah tegak, dia iepaskan tendangan.
Bukkkk!
Kakek Karuhun Kaspo mental, jatuh terkapar di atas tanah dengan mulut semburkan darah. Beberapa saat kakek ini meiejang-lejang. Nyai Langen Asmara berteriak.
"RHayii Kita lanjutkan perjalanan!"
Perlahan Rayl Tunjung Seroja berpaling. Dla meiihat Kakek Karuhun Kaspo tergeietak. Sebenarnya dia masih ingin mendekati. Tapl metihat keadaan si kakek, dia bataikan nlat, apaiagi saat itu Nyai Langen Asmara sudah berkeiebat. Akhirnya dengan perasaan heran dia beriari mengikuti Nyai Langen Asmara. Baik Nyai Langen Asmara maupun Rayl Tunjung Sero]a tidak tahu, beberapa saat seteiah mereka beriaiu, Kakek Karuhun Kaspo bergerak-geraki

*
* *

------------------------------------------------------
SEBELAS
------------------------------------------------------
NYAI Sedap Mentul duduk berjongkok di samping mulut goa. Sesekali dia berpaling ke dalam goa di mana Pendekar 131 tertidur pulas. Ketika
suasana menjelang gelap kemarin, dia hamplr dikatakan tidak memicingkan mata. Dengan bantuan nyala obor, dla menekuni Kitab Kidung Seioka. Dan akhirnya pada haiaman akhir, dia menemukan bagaimana cara menyembuhkan orang yang saiah daiam mempelajari Kitab Kdung Seloka.
"Sialan betul! Sampal kapan aku menunggu dia terjaga?i Suasana sudah muiai terang.... Bukan tak mungkin akan muncut orang lain dl tempat inil" Nyai Sedap Mentul menunggu beberapa lama. (tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj) Begitu dla berpaling iagi, ternyata Joko belum juga terjaga, akhlrnya sl nenek bangkit ialu memasukl goa.
"Datuk Gede Anunei Banguni Bangunl seru Nyal Sedap Mentul. Tangannya goyang-goyangkan tubuh Pendekar 131.
Joko keluarkan keluhan. Matanya terbuka. Namun bersamaan ltu mulutnya semburkan tawa bergelakl
"Datuk Gede Anune! Aku akan mencoba! Mudah mudahan aku tidak salah meski kurasa caranya gila!"
"Kau.... Kau siapa?l"
"Aku sahabatmu Nyal Toii Kau sahabatku Datuk Gede Anune!"
Ah.... Betult Betul! Kau sahabatku Nyai Tol. Aku sahabatmu Datuk Gede Anunel"
"Datuk Gede Anunei Aku akan mengembalikan ingatanmu! Turutl apa yang kumintai" kata Nyal Sedap Mentul, iaiu duduk di samping Joko. Tangannya cepat membangunkan Joko hingga bangun duduk. Laiu putar tubuh murld Pendeta SInting, hingga Joko duduk di depannya membeiakangi.
"Lapaskan ceianamul" seru Nyai Sedap Mentui.
"Apa?l Apaku yang harus diiepas?l"
Ceiana bututmul"
Joko tertawa bergeiak. Kau hendak minta ceiana bututku? Untuk apa?t"
"Jangan banyak muiutl Lepaskan sajai Pelan-pelani"
"Baik! Baik! Karena kau sahabatku, aku menurut!"
Periahan-iahan Joko iuruskan kedua kakinya. Pantatnya sedikit diangkat ialu iorotkan ceiananya. Nyai Sedap Mentui tertawa tertahan laiu pejamkan sepasang matanya.
"Kau mau ceiana bututku, terimalah! Sekarang aku mlnta bajumul Ha .... Ha ••.. Ha ..
.! Lepaskan pelan-pelan saja...i"
"Kaiau kau tldak gila, sudah kugebuk muiutmul" desis Nyal Sedap Mentui, lalu ulurkan kedua tanganya. Namun dia terkejut karena tangannya tidak me­
nyentuh punggung Joko. Kontan saja si nenek buka matanya. Seketika mulutnya keluarkan jeritan kaget.
Tubuhnya melonjak bangkit! Ternyata saat itu murid Pendeta Sinting sudah memutar tubuh hingga duduk berhadap-hadapan dengan si neneki
"Nyai Toil Ada apa?i Aku sudah turuti permlntaanmu. (tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj) Tapl kau menjerltl Kau menjerit ketakutan atau kesenangan?i Ha .... Ha •.•. Ha .. .!"
SI nenek tldak menjawab, sebaiiknya melompat iaiu duduk berslla di belakang Joko. "Datuk Gede Anune! Dengar baik-baik! Jangan kau berani membalikkan tubuh kalau tidak kuminta!" Kau dengar?i"
Dengar, Nyai Toi! Dengar, Nyal Toll"
Nyai Sedap Mentui rangkapkan kedua tangan di depan dada, kerahkan segenap tenaga daiamnya. Sosoknya bergetar. Laiu kedua tangannya digerakkan
mencekal bagian beiakang batok kepala Joko.
"Nyai Toi! Tunggu dulu! Aku...."
"Sialan! Ada apa?l" sentak si nenek. Kedua tangannya diturunkan.
"Aku ingin kenclng...."
"Edani Nanti saja!" kata si nenek iaiu rangkapkan kedua tangannya kembali di depan dada.
"Nyai Toi! Aku tak bisa menahan!"
"Kencing saja di situl"
"Begitu...27! Baikiah kalau begltu maumu! Joko tertawa bergelak. Si nenek tidak peduii. Dia kembali mencekai baglan beiakang batok kepaia Pendekar 131.Laliu memijit sambil menghitung. Suara tawa Joko putus. Paras wajahnya berubah meringis kesakitan. Dia berusaha berontak, namun gagal.
Sampai hitungan kedua belas, Nyai Sedap Mentui tarik kedua tangannya. Lalu kembali memijit dari bagian belakang batok kepala Joko ke arah depan. Begitu seterusnya hingga tujuh kaii. Sementara Joko sendiri keluarkan jeritan keras!
Setelah menguiangi tujuh kali pijitan dari belakang ke depan, tiba-tiba kedua tangan Nyai Sedap Mentul mencengkeram batok kepaia Joko. Joko meiolong dahsyat. Si nenek megap-megap. Wajah dan lehernya keringatan. Tubuhnya bergetar keras.
Pada satu kesempatan, Nyai Sedap Mentul tarik kedua tangannya. Kini kedua tangannya bergerak memijit tulang beiakang punggung Pendekar 131. Joko putuskan jeritannya. Tubuhnya meiluk iaiu jatuh terkapar ke samping dengan kedua kaki menggelung!
Nyai Sedap Mentui tarik pulang kedua tangannya. Dla mengheia napas panjang dan daiam. Matanya memperhatikan murtd Pendeta Sinting.
"Kalau bukan sahabat, tak bakaian aku mau melakukan tindakan gila ini! Aku bukan saja harus melawan arus dari daiam tubuhnya, tapi juga harus meiawan nafsu! Hik.... Hik.... Hik...I Untung aku sudah tua, banyak makan asam garam iaki-akii Kaiau tidak, aku tak tahu apa yang terjadi.... Mudah-mudahan aku tidak saiah!"
Nyai Sedap Mentui kibas-kibaskan kedua tangannya. Saat itulah dia merasakan air hangat di bawah tubuhnya.
Si nenek kernyitkan kening. "Mungkinkah ini keringatku?i Kaiau keringat, mengapa hangat?! Atau jangan-jangan aku keiepasan kencing! Tapi.... Aku ingat betui! Aku tidak kelepasan kencing! Atau jangan-jangan air ini...." Nyai Sedap Mentul bungkukkan tubuh.
Hidungnya dikembang-kempiskan. (tanztj.blogspot.com / tantan@tanz.tj) Saat yang sama tangan kirinya meraba bagian bawah tubuhnya. Lalu tangan kirinya ditark didekatkan ke hidung.
"Tidak bau apa-apai Tapi...." Kurang yakin si nenek angkat kedua kakinya disatukan ke atas dengan iutut ditekuk. Kedua tangannya meraba baglan bawah tubuhnya. Si nenek tersentak. Ternyata bagian bawah tubuhnya sudah genangi air! Saat itulah aroma kencing semburati
"Siaiani Past! dia tadi benar-benar kencing di sini!"
Mungkln geram, Nyai Sedap Mentui tendangkan kedua kakinya ke arah tubuh murid Pendeta Sinting yang tergeietak di depannya. Namun siai, gerakan kakinya membuat pingguinya yang besar bergoyang keras. Karena iantal goa di mana dia berada dari tanah, iantai goa jadi iicin. Hingga begitu kedua kakinya bergerak menendang, pingguinya terpeieset ke samping. Tubuh si nenek limbung ialu jatuh tepat di atas genangan air kenclng Pendekar 131!
Air kencing muncrat ke mana-mana, sebagian tumpah memerciki tubuh Jokol
Nyai Sedap Mentui menyumpah habis-hablsan. Terhuyung-huyung dla bangkit. Kakl kirinya ditendang ke arah Joko. Saat itulah tiba-tiba Joko menggeliat dengan mulut keiuarkan keluhan. Tubuhnya berguling ke samping, ke arah sl nenekl
Tendangan Nyai Sedap Mentul menghantam udara kosong. Justru saat itulah tubuh Pendekar 131 menghantam kakinya yang dlbuat tumpuan tegak.
Bukkki
Nyai Sedap Mentui tersentak. Tubuhnya doyong ke depan, laiu jatuh terjungkai, tengkurap melintang dl atas tubuh murid Pendeta Sintlng! Tubuhnya memang selamal dari sisa genangan air kencing. Tapi wajahnya tepat jatuh di atas sisa genangan air kencing!

SELESAI

PENDEKAR PEDANG TUMPUL 131
JOKO SABLENG


Segera menyusul :
DATUK TANGAN BINAL


INDEX JOKO SABLENG
Misteri Lambang Istana --oo0oo-- Dewi Kembang Maut

Berita Top News - ANTARA News

Suara.com - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

Copyright@tanztj.2010. Powered by Blogger.

Followers