Life is journey not a destinantion ...

Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

Tertipu Dunia

Matahari, bintang dan rembulan tetap itu-itu saja
Wujud (keadaan) bumi masih tetap seperti dulu kala
Manusia sama rupanya, sama rambutnya laki-laki atau perempuan.
Hati manusia yang berubah-ubah
Gusti Allah menjadikan manusia dan Jin
Sebenarnya semata-mata hanya untuk menyembah pada Zat yang telah menjadikannya
Tapi manusia sering lupa dan silau dengan isinya dunia
Jangan begitu, nanti kau tahu pasti Akan datangnya hari Pembalasan
Nanti kau sangat menyesal
Siapa yang memuja dunia
Sesungguhnya dunia dan seisinya ini telah menipu dirimu....

Tolol, bodoh, geblek, adalah diriku

Si tolol, si bodoh, si geblek, adalah diriku ini ....
Aku merasa senang diriku merasa bodoh,
Jika aku pandai tentu membuat aku sombong dan merasa cukup
Aku adalah orang yang bersalah
Dengan mengingat salahku, aku menjadi hati-hati bertindak ceroboh
Aku bukan orang yang paling benar, menganggap benar hanya membuat diri banyak melakukan kesalahan.
Aku adalah orang yang paling lemah
Mengingat kelemahanku, aku merasa pasti ada zat yang Maha perkasa di atasku
Aku merasa menjadi orang yang paling beruntung, karena aku punya tangan, punya kaki, punya mata punya telinga, punya hidung, punya mulut...
Kelahiranku di dunia ini adalah tempat ujianku
Bermula dari tiada, ada dan kembali ke tiada.
Dua berbanding satu
Aku yakin yang dua itu adalah kekal... Lalu aku ini siapa?

Hak Seorang Muslim Terhadap Sesama Muslim

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". Riwayat Muslim.

Lindungan Allah Untuk Tujuh Golongan Manusia....

Tujuh macam naungan (perlindungan) yagn akan di berikan oleh Allah kepada mereka (tujuh golongan manusia) pada hari kiamat yang tidak ada naungan lain kecuali dengan naungan Allah :
  1. Untuk seorang Imam (pemimpin yang adil)
  2. Seorang pemuda yang beribadah kepada Allah Swt.
  3. Seorang yang hatinya terikat dengan masjid.
  4. Dua orang (laki-laki) yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah.
  5. Rasulullah bersabda : "Seorang laki-laki telah mengunjungi saudaranya (sahabatnya) di suatu desa. Maka Allah menurunkan seorang malaikat dalam tempat perjalanan orang itu, lalu malaikat itu berkata : “Anda mau kemana?” Orang itu lalu menjawab : “Saya akan menemui saudaraku di desa itu” Lalu malaikat itu mengatakan :” Apakah anda mempunyai kepentingan yang menarik terhadap dia?”, Orang itu lalu menjawab : “Tidak ada, kecuali aku ini mencitainya karena Allah”. Malaikat itu lalu mengatakan “Sesungguhnya saya ini utusan Allah padamu, bahwasanya Allah itu menyukai anda sebagaimana anda yang menyukai dia (saudara atau sahabatnya)..." (HR. BUkhori – Muslim)
  6. Seorang laki-laki yang di panggil oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan (bangsawan) lagi cantik (untuk di ajak bermaksiat) lalu dia menjawab : "Sesungguhnya aku ini takut (taat) pada Allah.
  7. Seorang yang sedekah dengan disembunyikan (dirahasiakan) hingga tidaklah mengetahui pihak yang kiri terhadap apa yang telah disedekahkan oleh pihak yang kanan.
  8. Seseorang yang ingat (berzikir kepada Allah SWT. dalam keadaan sembunyi (menyendiri) dengan kedua belah matanya meneteskan air mata (sebagao akibat rasa taat dan takut kepada Allah)
(HR. Bukhori - Muslim)

Semoga pemimpin yang telah kita pilih (8 Juli 2009) adalah pemimpin yang adil yang termasuk dari salah satu golongan yang di lindungi Allah.....

Tak Ada Nabi Setelah Muhammad. SAW

Product picture
Makna syahadat “Muhammad Rasulullah” adalah meyakini dan menyatakan bahwa Muhammad bin Abdillah adalah benar-benar utusan Allah yang mendapatkan wahyu berupa Kalamullah untuk disampaikan kepada manusia seluruhnya. Dan dia adalah penutup para Rasul. Konsekuensi dari syahadat ini yaitu membenarkan beritanya, mentaati perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada Allah hanya dengan syar’iatnya .
Dalil-dalil ini akan memberikan wawasan pada kita semua khususnya bagi kaum Muslim bahwa Nabi Muhammad.SAW adalah Rasulullah dan penutup para nabi sebelumnya.

1. QS AL AHZAB 40: " Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi"

2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta'juk lalu berkata: 'kenapa kamu tidak taruh batu ini.?' Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi"

3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut'im RA bahwa Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya"

4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW:
"Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku"

5. Khutbah terakhir Rasulullah ...
" ...Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat ..."

6. Rasulullah SAW menjelaskan: "Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

7. Rasulullah SAW menegaskan: "Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang. Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi". (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

8. Rasulullah SAW menyatakan: "Allah telah memberkati aku dengan enam macam kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu:
  • Aku dikaruniai keahlian berbicara yang efektif dan sempurna.
  • Aku diberi kemenangan kare musuh gentar menghadapiku - Harta rampasan perang dihalalkan bagiku.
  • Seluruh bumi telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku. Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka.
  • Aku diutus Allah untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh dunia.
  • Dan jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)
9. Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

10. Rasulullah SAW menjelaskan: 'Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada'il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta', Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).

11. Rasulullah SAW menjelaskan: "Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara kamu". (Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal).

12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan: "Saya mendengar Abdullah bin 'Amr ibn-'As menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan kita. Beliau berkata: "Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta huruf", dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: "Tidak ada lagi Nabi sesudahku". (Musnad Ahmad, Marwiyat 'Abdullah bin 'Amr ibn-'As).

13. Rasulullah SAW berkata: " Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat". Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau berkata: Visi yang baik atau visi yang suci". (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa'i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah di masa yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).

14. Rasulullah SAW berkata: "Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin Khattab". (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).

15. Rasulullah SAW berkata kepada 'Ali, "Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada'il as-Sahaba).

16. Rasulullah SAW menjelaskan: "Di antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar ada orang-orang yang berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah NabiNYA. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah, orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)

17. Rasulullah SAW berkata: "Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun". (Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani)

M. Nurhuda | http://media.isnet.org/

Keistimewaan Muslimin dan Mukminin

Sebaik-baiknya umat adalah ummat Nabi Muhammad SAW, semulia-mulianya ummat adalah ummat muslimin dan muslimat. Menjadi seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan
  1. Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin. (HR. Ath-Thabrani)
  2. Umatku (umat Muhammad) ibarat air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya atau akhirnya. (Mashabih Assunnah)
  3. Sesungguhnya di kalangan hamba-hamba Allah ada orang yang apabila memohonkan sesuatu maka Allah akan menerimanya (mengabulkannya). (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah." (HR. Tirmidzi dan Ath-Thabrani)
  5. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)
  6. Barangsiapa menyenangi amalan kebaikannya dan menyedihkan (bersedih dengan) keburukannya maka dia adalah seorang mukmin. (HR. Al Hakim)
  7. Akan ada suatu umat dari umatku yang masih tetap melaksanakan perintah Allah, maka tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang mengecewakan dan menentangnya dan sampai tiba ketentuan Allah mereka tetap dalam penderitaan tersebut. (HR. Al Hakim)
  8. Orang yang shaleh selalu mendapat tekanan-tekanan. (HR. Al Hakim)
  9. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)
  10. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya'la)
  11. Mencaci-maki seorang mukmin adalah suatu kejahatan, dan memeranginya adalah suatu kekufuran. (HR. Muslim)
  12. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
  13. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "andaikata" dan "jikalau" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." (HR. Muslim)
  14. Seorang muslim ialah yang menyelamatkan kaum muslimin (lainnya) dari (kejahatan) lidah dan tangannya. Seorang mukmin ialah yang dipercaya oleh kaum beriman terhadap jiwa dan harta mereka, dan seorang muhajir ialah yang berhijrah meninggalkan dan menjauhi keburukan (kejahatan). (HR. Ahmad)
  15. Seorang mukmin tidak akan digigit dua kali dari lobang yang satu (sama). (Mutafaq'alaih)
  16. Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti saudaranya yang muslim. (HR. Abu Dawud)
  17. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Tuhan adalah Allah SWT.


Tuhan adalah Allah SWT! Dia adalah yang menciptakan langit dan bumi! Menciptakan manusia termasuk saya, kamu dan semua makhluk yang ada di alam semesta ini! Dia Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penolong! Dia adalah Satu. Dia adalah Tunggal. Dia yang menciptakan siang dan malam, Menciptakan susah dan senang. Maka banyak-banyaklah bersyukur pada-Nya.


Pesan Malaikat Jibril kepada Nabi

Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata,
“Hai Muhammad, hiduplah sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan kehormatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR Ath-Thabrani)

Hakikat Kehidupan Dunia

Mereka yang menghabiskan hidupnya dalam kecintaan buta akan harta benda duniawi, akan menyadari bahwa mereka menghabiskan seluruh hidup mereka mengejar ilusi. Mereka akan menyadari keadaan yang menggelikan ini setelah mereka mati. Pada saat itulah akan tampak jelas bagi mereka tujuan akhir kehidupan, yakni menjadi hamba Allah yang ikhlas.

Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS. Ali ‘Imran, 3: 14)

Semua hal di dunia ini kekayaan, pasangan, anak-anak, dan perdagangan menyibukkan banyak orang di dalam hidupnya. Namun, jika mereka dapat memahami kekuasaan dan keagungan Allah, mereka akan paham bahwa semua hal yang diberikan kepada manusia ini hanyalah sarana untuk memperoleh keridhaan-Nya. Dengan cara ini, mereka juga akan memahami bahwa tujuan utama manusia adalah menjadi hamba-Nya. Sedangkan, mereka yang tidak benar-benar beriman kepada Allah memiliki pandangan yang kabur dan pemahaman yang dangkal akan keberadaan mereka karena ambisi-ambisi duniawi mereka. Mereka mengharapkan hal-hal besar dari kehidupan yang cacat ini.

Pentingnya Shalat

Shalat (doa wajib yang dilakukan lima kali sehari), adalah salah satu laku ibadah terpenting setelah beriman. Mukmin diwajibkan menegakkan shalat, yang merupakan laku ibadah yang ditetapkan pada waktu tertentu, seumur hidup.

Manusia itu gampang lalai. Tenggelam dalam kesibukan sehari-hari, ia mungkin mudah tersesatkan dari pokok-pokok nyata pada apa sesungguhnya ia perlu memberikan perhatian. Ia mungkin mudah melupakan bahwa Allah melingkupinya, bahwa Dia mengawasinya setiap saat, bahwa Dia mendengarnya, dan bahwa suatu hari ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Allah. Ia mungkin juga melupakan tentang keniscayaan kematian, kuburan, Surga dan Neraka, bahwa tidak sesuatu pun terjadi selain atas kehendak Allah, dan bahwa sesungguhnya ada maksud di balik segala sesuatu.

Akan tetapi, menegakkan shalat lima kali sehari menghilangkan keadaan lalai ini dan menjaga niat dan nurani mukmin tetap hidup. Shalat membuatnya terus berpaling kepada Allah dan hidup dengan perintah Tuhan kita. Seorang manusia beriman sempurna yang berdiri di hadapan Allah untuk menegakkan shalat menjaga ikatan batin yang kuat dengan Allah. Bahwa shalat itu mengingatkan manusia akan Allah dan menghindarkannya dari semua jenis kejahatan dikatakan dalam ayat berikut:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ankabut, 29: 45)

Shalat adalah laku ibadah yang wajib bagi semua nabi dan mukmin. Nabi-nabi yang sepanjang sejarah diutus kepada manusia menghimbau kaumnya akan laku ibadah wajib ini. Sementara itu, mereka sendiri menegakkannya dalam cara yang secermat-cermatnya dan menjadi teladan yang harus diikuti semua mukmin. Dalam hal ini, shalat adalah sebentuk pesan yang disampaikan oleh nabi-nabi Allah kepada masing-masing kaumnya.

Dalam Qur’an, ada beberapa ayat tentang perintah Allah kepada nabi-nabiNya tentang penegakan shalat, nilai penting yang dilekatkan pada laku ibadah ini, ketaatan seksama para nabi, dan perintah mereka kepada kaumnya tentang penegakan shalat:

Dalam satu ayat, Allah menceritakan yang berikut tentang Nabi Ibrahim AS:
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim, 14: 40)

Dalam Qur’an, Nabi Ismail AS diceritakan seperti berikut:
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya, ia seorang yang benar janjinya, dan ia seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh kaumnya untuk bershalat dan berzakat, dan ia seorang yang diridai di sisi Tuhannya. (QS Maryam, 19: 54-55)

Dalam satu ayat lain, Allah mengatakan kepada Nabi Musa AS sebagai berikut:
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu. (QS Tha-Ha, 20: 14)

Allah juga memerintahkan Maryam, yang dijadikan sebagai teladan dalam Qur’an bagi semua perempuan di dunia, agar menegakkan shalat:
“Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk” (QS Al-Imran, 3: 43)

Isa AS, yang dilukiskan sebagai “firman Allah” dalam Qur’an juga menerima perintah yang sama:
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (QS Maryam, 19: 30-31)

Harun Yahya - Iman Yang Sempurna


Rukun Iman

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya.” (QS. An-Nisa : 136)

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya” [An Nuur:39]

[1]. Percaya kepada Allah


“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]

“Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mu’min.” [Al ‘Ankabuut:44]

“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72]

"…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73]



Tuhan itu Maha Esa, tidak beranak dan diperanakan, dan tak punya sekutu:
“Katakanlah: Allah itu Satu; Allah tempat meminta; Dia tidak beranak dan tidak diperanakan; Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]

Tuhan Maha Hidup:
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” [Al Baqoroh:255]

Tuhan Maha Awal dan Maha Akhir:
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir…” [Al Hadiid:3]

Tuhan Maha Pencipta dan Maha Mengetahui:
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” [Al Hijr:86]



“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An’aam:59]



Allah Maha Perkasa:
“Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [At Taghaabun:18]

Allah Maha Pengasih dan Penyayang: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” [Al Faatihah:1]



“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar benar kezaliman yang besar".” [Luqman:13]

“Katakanlah: Allah itu Satu Allah tempat meminta Dia tidak beranak dan tidak diperanakan Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang orang yang mempersekutukan (Tuhan),” [An Nahl:120]

Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). [Ibrahim:34]

“Hanya Engkau yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. [Al Fatihah:5]

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”[An Nisaa’:48]


[2]. Percaya kepada Malaikat


“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS Fathir : 1)

“Ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Alanfal : 9).



Nama nama Malaikat

Jibril (Ruhul Amin, Ruhul Qudus, Gabriel) : Bertugas menyampaikan wahyu dari Allâh.
Mikail (Michael). Mengatur urusan pengaturan semesta, termasuk rizqi manusia.
Izrail (Malaikat maut). Mencabut ruh semua makhluk.

Israfil : Meniup sangkakala pertanda hari kiamat.

Raqib : Mencatat amal baik manusia.

Atid : Mencatat amal buruk manusia.

Munkar dan Nakir : Menanyai manusia yang baru wafat.

Ridwan : Menjaga surga.

Malik : Menjaga neraka.


[3]. Percaya kepada Kitab Allah


Allah menurunkan kitab suci sebagai pedoman:

1. Taurat kepada Nabi Musa

2. Zabur kepada Nabi Daud

3. Injil kepada Nabi Isa

4. Al Qur’an kepada Nabi Muhammad



Al Qur’an kitab suci terakhir yang terjaga kemurniannya. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” [Al Hijr:9]

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]

“Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda” (antara yang hak dan yang bathil). [Al Baqarah:185]

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.” [Al 'Ankabuut:45]


[4]. Percaya kepada Rasul


“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” [Al Hadiid:57]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)” [An Nisaa’:150]



Ketika Rasulullah ditanya oleh Abu Dzar, tentang berapa jumlah para nabi dan rasul itu? Nabi menjawab 120 (seratus dua puluh) ribu, dari mereka itu terdapat 313 (tiga ratus tiga belas) rasul. Dari jumlah itu, yang tersebut namanya dalam Al Qur’an terdapat 25 orang, yaitu : 1.Adam, 2. Nuh, 3. Idris, 4. Shalih, 5. Ibrahim, 6. Hud, 7. Luth, 8. Yunus, 9. Ismail, 10. Ishaq, 11. Ya,qub, 12. Yusuf, 13. Ayyub, 14. Syu’aib, 15. Musa, 16.Harun, 17. Ilyasa’, 18. Dzulkifli, 19. Daud, 20. Zakariya, 21. Sulayman, 22. Ilyas, 23. Yahya, 24. Isa dan 25. Muhammad SAW.



Muhammad SAW Nabi Terakhir “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Ahzab:40]

"Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku" [HR Abu Daud]


[5]. Percaya kepada Hari Akhir


“Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).” [Ali Imron:25]

“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” [Al Baqarah:48]

“Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan- Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surgasurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana” [Al Furqan:10]

Akhirat lebih Baik dan Kekal “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” [Al Ankabuut:64]


[6]. Percaya kepada Qadla dan Qadar


Dari Ibn ‘Abbas radiy-Allahu ‘anhu, dia berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ghulam, sesungguhnya ku ingin mengajarkanmu beberapa kalimat (nasehat-nasehat), ‘Jagalah Allah, pasti Allah menjagamu, jagalah Allah, pasti kamu mendapatinya di hadapanmu, bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfa’at bagimu, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu, dan jikalau mereka berkumpul untuk merugikanmu (membahayakanmu) dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena (pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at-Turmudzy, dia berkata, ‘Hadits Hasan Shahih’. Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad)

Ikhtiar dan Tawakal kepada Allah “Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.” [Al Ahzab:17]

“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." [At Taubah:51]

“Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.” [Al Isra:66]

99 Asmaul Husna

ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.

Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.

Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)

Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul. Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.

Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’râf: 180)

Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.

No
Nama
Arti
Antara lain terdapat dalam
1
ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah Al-Faatihah: 3
2
ar-Rahiim Yang Maha Pengasih Al-Faatihah: 3
3
al-Malik Maha Raja Al-Mu’minuun: 11
4
al-Qudduus Maha Suci Al-Jumu’ah: 1
5
as-Salaam Maha Sejahtera Al-Hasyr: 23
6
al-Mu’min Yang Maha Terpercaya Al-Hasyr: 23
7
al-Muhaimin Yang Maha Memelihara Al-Hasyr: 23
8
al-’Aziiz Yang Maha Perkasa Aali ‘Imran: 62
9
al-Jabbaar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari Al-Hasyr: 23
10
al-Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran Al-Hasyr: 23
11
al-Khaaliq Yang Maha Pencipta Ar-Ra’d: 16
12
al-Baari’ Yang Mengadakan dari Tiada Al-Hasyr: 24
13
al-Mushawwir Yang Membuat Bentuk Al-Hasyr: 24
14
al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun Al-Baqarah: 235
15
al-Qahhaar Yang Maha Perkasa Ar-Ra’d: 16
16
al-Wahhaab Yang Maha Pemberi Aali ‘Imran: 8
17
ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezki Adz-Dzaariyaat: 58
18
al-Fattaah Yang Maha Membuka (Hati) Sabaa’: 26
19
al-’Aliim Yang Maha Mengetahui Al-Baqarah: 29
20
al-Qaabidh Yang Maha Pengendali Al-Baqarah: 245
21
al-Baasith Yang Maha Melapangkan Ar-Ra’d: 26
22
al-Khaafidh Yang Merendahkan Hadits at-Tirmizi
23
ar-Raafi’ Yang Meninggikan Al-An’aam: 83
24
al-Mu’izz Yang Maha Terhormat Aali ‘Imran: 26
25
al-Mudzdzill Yang Maha Menghinakan Aali ‘Imran: 26
26
as-Samii’ Yang Maha Mendengar Al-Israa’: 1
27
al-Bashiir Yang Maha Melihat Al-Hadiid: 4
28
al-Hakam Yang Memutuskan Hukum Al-Mu’min: 48
29
al-’Adl Yang Maha Adil Al-An’aam: 115
30
al-Lathiif Yang Maha Lembut Al-Mulk: 14
31
al-Khabiir Yang Maha Mengetahui Al-An’aam: 18
32
al-Haliim Yang Maha Penyantun Al-Baqarah: 235
33
al-’Azhiim Yang Maha Agung Asy-Syuura: 4
34
al-Ghafuur Yang Maha Pengampun Aali ‘Imran: 89
35
asy-Syakuur Yang Menerima Syukur Faathir: 30
36
al-’Aliyy Yang Maha Tinggi An-Nisaa’: 34
37
al-Kabiir Yang Maha Besar Ar-Ra’d: 9
38
al-Hafiizh Yang Maha Penjaga Huud: 57
39
al-Muqiit Yang Maha Pemelihara An-Nisaa’: 85
40
al-Hasiib Yang Maha Pembuat Perhitungan An-Nisaa’: 6
41
al-Jaliil Yang Maha Luhur Ar-Rahmaan: 27
42
al-Kariim Yang Maha Mulia An-Naml: 40
43
ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi Al-Ahzaab: 52
44
al-Mujiib Yang Maha Mengabulkan Huud: 61
45
al-Waasi’ Yang Maha Luas Al-Baqarah: 268
46
al-Hakiim Yang Maha Bijaksana Al-An’aam: 18
47
al-Waduud Yang Maha Mengasihi Al-Buruuj: 14
48
al-Majiid Yang Maha Mulia Al-Buruuj: 15
49
al-Baa’its Yang Membangkitkan Yaasiin: 52
50
asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan Al-Maaidah: 117
51
al-Haqq Yang Maha Benar Thaahaa: 114
52
al-Wakiil Yang Maha Pemelihara Al-An’aam: 102
53
al-Qawiyy Yang Maha Kuat Al-Anfaal: 52
54
al-Matiin Yang Maha Kokoh Adz-Dzaariyaat: 58
55
al-Waliyy Yang Maha Melindungi An-Nisaa’: 45
56
al-Hamiid Yang Maha Terpuji An-Nisaa’: 131
57
al-Muhshi Yang Maha Menghitung Maryam: 94
58
al-Mubdi’ Yang Maha Memulai Al-Buruuj: 13
59
al-Mu’id Yang Maha Mengembalikan Ar-Ruum: 27
60
al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan Ar-Ruum: 50
61
al-Mumiit Yang Maha Mematikan Al-Mu’min: 68
62
al-Hayy Yang Maha Hidup Thaahaa: 111
63
al-Qayyuum Yang Maha Mandiri Thaahaa: 11
64
al-Waajid Yang Maha Menemukan Adh-Dhuhaa: 6-8
65
al-Maajid Yang Maha Mulia Huud: 73
66
al-Waahid Yang Maha Tunggal Al-Baqarah: 133
67
al-Ahad Yang Maha Esa Al-Ikhlaas: 1
68
ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan Al-Ikhlaas: 2
69
al-Qaadir Yang Maha Kuat Al-Baqarah: 20
70
al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Al-Qamar: 42
71
al-Muqqadim Yang Maha Mendahulukan Qaaf: 28
72
al-Mu’akhkhir Yang Maha Mengakhirkan Ibraahiim: 42
73
al-Awwal Yang Maha Permulaan Al-Hadiid: 3
74
al-Aakhir Yang Maha Akhir Al-Hadiid: 3
75
azh-Zhaahir Yang Maha Nyata Al-Hadiid: 3
76
al-Baathin Yang Maha Gaib Al-Hadiid: 3
77
al-Waalii Yang Maha Memerintah Ar-Ra’d: 11
78
al-Muta’aalii Yang Maha Tinggi Ar-Ra’d: 9
79
al-Barr Yang Maha Dermawan Ath-Thuur: 28
80
at-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat An-Nisaa’: 16
81
al-Muntaqim Yang Maha Penyiksa As-Sajdah: 22
82
al-’Afuww Yang Maha Pemaaf An-Nisaa’: 99
83
ar-Ra’uuf Yang Maha Pengasih Al-Baqarah: 207
84
Maalik al-Mulk Yang Mempunyai Kerajaan Aali ‘Imran: 26
85
Zuljalaal wa al-’Ikraam Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan Ar-Rahmaan: 27
86
al-Muqsith Yang Maha Adil An-Nuur: 47
87
al-Jaami’ Yang Maha Pengumpul Sabaa’: 26
88
al-Ghaniyy Yang Maha Kaya Al-Baqarah: 267
89
al-Mughnii Yang Maha Mencukupi An-Najm: 48
90
al-Maani’ Yang Maha Mencegah Hadits at-Tirmizi
91
adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Derita Al-An’aam: 17
92
an-Naafi’ Yang Maha Pemberi Manfaat Al-Fath: 11
93
an-Nuur Yang Maha Bercahaya An-Nuur: 35
94
al-Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk Al-Hajj: 54
95
al-Badii’ Yang Maha Pencipta Al-Baqarah: 117
96
al-Baaqii Yang Maha Kekal Thaahaa: 73
97
al-Waarits Yang Maha Mewarisi Al-Hijr: 23
98
ar-Rasyiid Yang Maha Pandai Al-Jin: 10
99
ash-Shabuur Yang Maha Sabar Hadits at-Tirmizi

Malam Lailatul Qadar

Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi.
Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berloma-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah. Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur’aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
Keutamaan Malam Lailatul Qadar Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan,
Allah berfirman “Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar : 1-5]
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
“Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan : 3-6]
Waktunya Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan.
Imam Syafi’i berkata : “Menurut pemahamanku. wallahu ‘alam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : “Apakah kami mencarinya di malam ini?”, beliau menjawab : “Carilah di malam tersebut” [Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386]
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
“Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Ini menafsirkan sabdanya. “Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir” [Lihat Maraji' tadi]
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat.
Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda. “Artinya : Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)” [Hadits Riwayat Bukhari 4/232]
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya. Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallahu ‘alam.

Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar.? Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut.
Telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah : “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’annii” “Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku”
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha. “Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya[3] menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174]
Juga dari Aisyah, (dia berkata) : “Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya” [Hadits Riwayat Muslim 1174] [4].
Tanda-Tandanya Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari ‘Ubay Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” [Hadits Riwayat Muslim 762]
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda. “Artinya : Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah”
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan” [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan]

Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata] _________
Foote Note.
[1]. Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-neda, Imam Al-Iraqi telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr Bidzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini, lihatlah…
[2]. Hadits Riwayat Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850 dari Aisyah, sanadnya Shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan hal. 55-57 karya Ibnu Rajab Al-Hambali.
[3]. Menjauhi wanita (yaitu istri-istrinya) karena ibadah, menyingisngkan badan untuk mencarinya [4]. Muslim 1170. Perkataan : “Syiqi jafnah” syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al-Qadhi ‘Iyadh berkata : “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan”.
Sumber: www.almanhaj.or.id

Ketentuan nasib manusia terhadap zina

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi SAW. bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu.(Shahih Muslim No.4801)

Orang-orang Beriman Sempurna Dalam AlQuran

Bismillahirahmannirahiim

Siapakah orang-orang yang beriman sempurna dalam Al-Quran?. Orang-orang yang beriman sempurna dijelaskan dalam sejumlah ayat Qur’an dalam makna-makna berikut:

  • “(Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.” (QS Al-Baqarah, 2: 46)
  • “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS Yunus, 10: 63)
  • “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)… “ (QS Al-Anam, 6: 82)
  • “(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepadaNya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah.” (QS Al-Ahzab, 33: 39)
  • “… Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya.” (QS Al-Anbiya, 21: 28)
  • “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah…” (QS Al-Ahqaf, 46: 13)
  • “… Mereka menjawab: ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.’” (QS Al-Imran, 3: 173)
  • “(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka…” (QS Al-Hajj, 22: 35)
  • Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS Al-Rad, 13: 21)
  • “…Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganKu ….” (QS Al-Nur, 24: 55)
  • “…mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit …” (QS Al-Imran, 3: 199)
  • “Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.” (QS Al-Ma’arij: 70: 26)
  • “Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib …” (QS Al-Baqarah, 2: 3)
  • “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihatNya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (QS Al-Anbiya, 21: 49)
  • “Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS Al-Baqarah, 2: 4)
  • “Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab…” (QS Al-A’raf, 7: 170)
  • “Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat..” (QS Al-Baqarah, 2: 3)
  • “(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS Al-Mukminun, 23: 2)
  • “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS Al-Mukminun, 23: 9)
  • “Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (QS Al-Ma’arij, 70: 23)
  • “… Mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap… “ (QS Al-Sajdah, 32: 16)
  • “(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (QS Al-Nahl, 16: 42)
  • “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.” (QS Al-Mukminun, 23: 5)
  • “Dan orang-orang yang menunaikan zakat.” (QS Al-Mukminun, 23: 4)
  • “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan… “ (QS Al-Rad, 13: 22)
  • “(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (QS Al-Rad, 13: 20)
  • “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS Al-Ma’arij, 70: 32)
  • “…Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar.. “ (QS Al-Taubah, 9: 71)
  • “Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.” (QS Al-Ma’arij, 70: 33)
  • “(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Al-Imran, 3: 17)
  • “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka…” (QS Al-Imran, 3: 135)
  • “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS Al-Mukminun, 23: 3)
  • “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka…” (QS Al-Syura, 42: 38)
  • “Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.” (QS Al-Syura, 42: 39)
  • “… Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka…” (QS Al-Hajj, 22: 35)
  • “… Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaanNya… “ (QS Al-Fath, 48: 29)
  • “(Yaitu) orang-orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.’” (QS Al-Imran, 3: 16)
  • “Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS Al-Mukminun, 23: 61)
  • “…Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud…” (QS Al-Fath, 48: 29)
  • “… Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS Al-Bayyinah, 98: 7)
  • “Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.” (QS Al-Ma’arij, 70: 35)

Siapakah Tuhan Semesta Alam?

Bismillahirahmannirahiim

QS Al A’raaf : 54

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” [Al A'raaf : 54]

Allah SWT Mencintai Hidup Bersih.

Bismillahirahmannirahiim

Allah menyeru kaum Muslimin untuk menciptakan lingkungan yang terbaik dan terbersih bagi tiap individu dan memerintahkan setiap orang untuk menjaga kebersihan sebaik mungkin dalam segala hal mulai dari makanan dan pakaian sampai pada tempat tinggal mereka. Firman Allah SWT:Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah, 2:168)

Mereka bertanya kepadamu, "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik …" (QS Al Ma’idah, 5:4)

… (Nabi) yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk … (QS Al A’raf, 7:157)

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud." (QS Al Baqarah, 2:125)

Mereka menjawab, "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi), "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antaramu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, (QS Al Kahfi, 18:19)

… dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia (Yahya) adalah seorang yang bertakwa. (QS Maryam 19:13)

Akibat Berbuat Maksiat

Hadits-hadit di bawah ini merupakan peringatan bagi kita semua terutama saya sendiri sebagai orang Muslim, agar selalu menjauhi dan terhindar dari segala perbuatan maksiat. Jika ada hadits yang menurut anda keabsahannya meragukan dan tidak anda mengerti silahkan anda tanyakan pada orang yang ahli (ulama) atau sangat mengerti dalam ilmu hadits.

# Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai. (HR. Aththusi)

# Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)

# Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Tiada dua orang saling mengasihi lalu bertengkar dan berpisah kecuali karena akibat dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya. (HR. Ad-Dailami)

# Celaka orang yang banyak zikrullah dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan perbuatannya. (HR. Ad-Dailami)

# Barangsiapa mencari pujian manusia dengan bermaksiat terhadap Allah maka orang-orang yang memujinya akan berbalik mencelanya. (Ibnu Hibban)

# Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)

# Tiada seorang hamba ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan sebagai akibat dosanya. Sebenarnya Allah telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu Rasulullah membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Mashabih Assunnah)

# Apabila suatu kesalahan diperbuat di muka bumi maka orang yang melihatnya dan tidak menyukainya seolah-olah tidak hadir di tempat, dan orang yang tidak melihat terjadinya perbuatan tersebut tapi rela maka seolah-olah dia melihatnya. (HR. Abu Dawud)

# Barangsiapa meninggalkan maksiat terhadap Allah karena takut kepada Allah maka ia akan memperoleh keridhoan Allah. (HR. Abu Ya’la)

# Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)

# Jangan menyiksa dengan siksaan Allah (artinya: menyiksa dengan api). (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

# Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang maka dipercepat tindakan hukuman atas dosanya (di dunia) dan jika Allah menghendaki bagi hambanya keburukan maka disimpan dosanya sampai dia harus menebusnya pada hari kiamat. (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

# Apabila kamu menyaksikan pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa menurut kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran waktu dan penangguhan tempo belaka. Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt dalam surat Al An’am ayat 44 : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

# Sayyidina Ali Ra berkata: “Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar kami berwajah masam.” (HR. Ath-Thahawi)

# Bagaimana kamu apabila dilanda lima perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya. (1) Jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. (2) Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali. (3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan kezaliman penguasa. (4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk memerintah dan merampas harta kekayaan mereka. (5) Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

# Tiada seorang berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq’alaih)

Ket : Ketika seorang berzina, mencuri dan minum khamar maka pada saat itu dia bukan seorang mukmin.

# Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan ketiga, bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti mengucapkannya). (Mutafaq’alaih)

# Rasulullah Saw melaknat orang yang mengambil riba, yang menjalani riba dan kedua orang saksi mereka. Beliau bersabda: “Mereka semua sama (berdosanya)”. (HR. Ahmad)

# Ada empat kelompok orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah. Para sahabat lalu bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau lalu menjawab, “Laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki, orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-orang yang homoseks. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

# Tiap minuman yang memabukkan adalah haram (baik sedikit maupun banyak). (HR. Ahmad)

# Allah menyukai keringanan-keringanan perintahNya (rukhsah) dilaksanakan sebagaimana Dia membenci dilanggarnya laranganNya. (HR. Ahmad)

# Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya (artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong atau zina). (HR. An-Nasaa’i dan Ahmad)

Mudah-mudahan kita selalu terjaga dari segala perbuatan maksiat yang nantinya akan merugikan kita sendiri. Amin.
Copyright@tanztj.2010. Powered by Blogger.