Life is journey not a destinantion ...

Kutukan Pelacur Tua

INDEX SUTO SINTING
49.Bayi Pembawa Petaka --oo0oo-- 51.Sabuk Gempur Jagat

SUTO SINTING
Pendekar Mabuk
Karya: Suryadi


{ 1 }

GUGUSAN batu karang yang menjulang tinggi itu dikenal dengan nama Menara Ajal. Entah siapa yang memberi nama tersebut pada mu¬ lanya, yang jelas bukit karang itu memang layak di¬ namakan Menara Ajal karena bentuknya menyeru- pal sebuah menara tinggi.
Bukit karang itu bagaikan tangan raksasa yan« menyembul dari perairan laut. Tingginya mencapai empat kali tinggi pohon kelapa. Mempunyai dinding terjal, tajam dan runcing. Tak ada tanaman satupun yang tumbuh pada dinding karang itu kecuali lumpur dan Itu pun hanya dl bagian bawahnya.
Menara Ajal yang berbentuk seperti cerobor asap Itu mempunyai puncak bergaris tengah sekitar sepuluh tombak. Bagian puncaknya berkeadaan rusak. Tonjolan batu karangnya tak seberapa runcing. Namun untuk mencapai puncak Menara Ajai adalah gugusan batu karang yang sukar didaki. Keruncingan dindingnya dapat merobek telapak kaki seseorang yang mencoba mendakinya. Disamping itu, dinding Menara Ajal cukup licin pada bagian bawah sampai dengan pertengahan puncak.
Setiap orang yang mencoba mendaki Menara Ajal akan tergelincir, lalu jatuh tanpa nyawa lagi. Jika bukan orang berilmu tinggi, tentu saja akan mati begitu jatuh tergelincir dari dinding Menara Ajal, karena dl bagian bawah guguaan karang itu terdapat anak-anak karang yang bersumbul dari dalam perairan laut, berbentuk runcing-runcing menyerupai puluhan mata tombak. Anak-anak karang Itu seakan punya kesetiaan menunggu mangsanya yang jatuh dari Menara Ajal. Puluhan, bahkan mungkin ratusan anak karang itu, selalu berkawan dengan gulungan ombak yang berdeburan dengan ganas bagaikan setan perenggut nyawa.
Itulah sebabnya Pendekar Mabuk yang masih muda dan berwajah tampan Itu merasa heran melihat seseorang berdiri dl puncak Menara Ajal. Dari bentuk pukaian dan rambutnya yang panjang meriap-riap. Pendekar Mrtbuk, Suto Sinting, dapat memastlknn bahwa orang tersebut adalah seorang perempuan. Melihat ketegapan berdirinya dan kelangsingan bentuk tubuhnya, Suto Sinting yakin betul bahwa perempuan tersebut masih muda, masih layak dipanggil sebagai Nona.
Wajahnya tak begitu jelas, namun keelokan Pinggulnya telah menimbulkan keyakinan bagi Suto Sinting bahwa perempuan Itu pasti berparas cantik. Mengenakan jubah Jingga dan pakaian pinjung penutup dada warna hijau tua. Di punggungnya terdapat sebilah pedang bergagang putih kemilau, tampaknya terbuat dari logam anti karat yang mengkilat.
"Hmm" Jika tidak mempunyai ilmu peringan tubuh cukup tinggi, tak mungkin gadis itu mampu mendaki sampai di puncak sana?" pikir Suto Sinting sambil masih sedikit mendongakkan wajah, pandangi gadis berjubah Jingga Itu. la memandang dari bawah pohon kelapa yang berdaun lebat dan tak seberapa tinggi, hingga mampu dipakai sebagai payung peneduh sinar matahari.
Siapa dia sebenarnya? Murid siapa gadis itu? Dan apa yang diinginkannya dengan berdiri di puncak Menara Ajal begitu? Apakah la tidak tahu bahwa keberadaanya dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan jiwanya. Hmmm... sebaiknya kutunggu saja apa yang ingin dilakukannya diatas sana. Siapa tahu dia akan memainkan sebuah jurus maut yang dapat kupelajari dari sini. Aku jadi penasaran sekali melihat kejanggalannya itu. Oh... tapi... tapi dia sepertinya sedang menangis?!"

{ Bersambung... }



INDEX SUTO SINTING
49.Bayi Pembawa Petaka --oo0oo-- 51.Sabuk Gempur Jagat


Copyright@tanztj.2010. Powered by Blogger.