- Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin. (HR. Ath-Thabrani)
Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS. Ali ‘Imran, 3: 14)
Semua hal di dunia ini kekayaan, pasangan, anak-anak, dan perdagangan menyibukkan banyak orang di dalam hidupnya. Namun, jika mereka dapat memahami kekuasaan dan keagungan Allah, mereka akan paham bahwa semua hal yang diberikan kepada manusia ini hanyalah sarana untuk memperoleh keridhaan-Nya. Dengan cara ini, mereka juga akan memahami bahwa tujuan utama manusia adalah menjadi hamba-Nya. Sedangkan, mereka yang tidak benar-benar beriman kepada Allah memiliki pandangan yang kabur dan pemahaman yang dangkal akan keberadaan mereka karena ambisi-ambisi duniawi mereka. Mereka mengharapkan hal-hal besar dari kehidupan yang cacat ini.
[35] Al-Faathir:9 "Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. ……" |
[30] Ar-Ruum:24 "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya." |
[30] Ar-Ruum:48 "Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." |
[2] Al Baqarah:22 "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." |
[14] Ibrahim:32 "Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu…." |
[24] An-Nuur:43 "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." |
Jenis-jenis hujan
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya
Jenis-jenis hujan berdasarkan curah hujan(definisi BMG)
Hujan buatan
Manusia itu gampang lalai. Tenggelam dalam kesibukan sehari-hari, ia mungkin mudah tersesatkan dari pokok-pokok nyata pada apa sesungguhnya ia perlu memberikan perhatian. Ia mungkin mudah melupakan bahwa Allah melingkupinya, bahwa Dia mengawasinya setiap saat, bahwa Dia mendengarnya, dan bahwa suatu hari ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Allah. Ia mungkin juga melupakan tentang keniscayaan kematian, kuburan, Surga dan Neraka, bahwa tidak sesuatu pun terjadi selain atas kehendak Allah, dan bahwa sesungguhnya ada maksud di balik segala sesuatu.
Akan tetapi, menegakkan shalat lima kali sehari menghilangkan keadaan lalai ini dan menjaga niat dan nurani mukmin tetap hidup. Shalat membuatnya terus berpaling kepada Allah dan hidup dengan perintah Tuhan kita. Seorang manusia beriman sempurna yang berdiri di hadapan Allah untuk menegakkan shalat menjaga ikatan batin yang kuat dengan Allah. Bahwa shalat itu mengingatkan manusia akan Allah dan menghindarkannya dari semua jenis kejahatan dikatakan dalam ayat berikut:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ankabut, 29: 45)
Shalat adalah laku ibadah yang wajib bagi semua nabi dan mukmin. Nabi-nabi yang sepanjang sejarah diutus kepada manusia menghimbau kaumnya akan laku ibadah wajib ini. Sementara itu, mereka sendiri menegakkannya dalam cara yang secermat-cermatnya dan menjadi teladan yang harus diikuti semua mukmin. Dalam hal ini, shalat adalah sebentuk pesan yang disampaikan oleh nabi-nabi Allah kepada masing-masing kaumnya.
Dalam Qur’an, ada beberapa ayat tentang perintah Allah kepada nabi-nabiNya tentang penegakan shalat, nilai penting yang dilekatkan pada laku ibadah ini, ketaatan seksama para nabi, dan perintah mereka kepada kaumnya tentang penegakan shalat:
Dalam satu ayat, Allah menceritakan yang berikut tentang Nabi Ibrahim AS:
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim, 14: 40)
Dalam Qur’an, Nabi Ismail AS diceritakan seperti berikut:
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya, ia seorang yang benar janjinya, dan ia seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh kaumnya untuk bershalat dan berzakat, dan ia seorang yang diridai di sisi Tuhannya. (QS Maryam, 19: 54-55)
Dalam satu ayat lain, Allah mengatakan kepada Nabi Musa AS sebagai berikut:
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu. (QS Tha-Ha, 20: 14)
Allah juga memerintahkan Maryam, yang dijadikan sebagai teladan dalam Qur’an bagi semua perempuan di dunia, agar menegakkan shalat:
“Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk” (QS Al-Imran, 3: 43)
Isa AS, yang dilukiskan sebagai “firman Allah” dalam Qur’an juga menerima perintah yang sama:
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (QS Maryam, 19: 30-31)
Harun Yahya - Iman Yang Sempurna
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya” [An Nuur:39]
[1]. Percaya kepada Allah | |
| “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5] |
| “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2] |
| “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191] |
| “Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mu’min.” [Al ‘Ankabuut:44] |
| “Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72] |
| "…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73] |
| |
| Tuhan itu Maha Esa, tidak beranak dan diperanakan, dan tak punya sekutu: “Katakanlah: Allah itu Satu; Allah tempat meminta; Dia tidak beranak dan tidak diperanakan; Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4] |
| Tuhan Maha Hidup: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” [Al Baqoroh:255] |
| Tuhan Maha Awal dan Maha Akhir: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir…” [Al Hadiid:3] |
| Tuhan Maha Pencipta dan Maha Mengetahui: “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” [Al Hijr:86] |
| |
| “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An’aam:59] |
| |
| Allah Maha Perkasa: “Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [At Taghaabun:18] |
| Allah Maha Pengasih dan Penyayang: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” [Al Faatihah:1] |
| |
| “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar benar kezaliman yang besar".” [Luqman:13] |
| “Katakanlah: Allah itu Satu Allah tempat meminta Dia tidak beranak dan tidak diperanakan Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4] |
| “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang orang yang mempersekutukan (Tuhan),” [An Nahl:120] |
| Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). [Ibrahim:34] |
| “Hanya Engkau yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. [Al Fatihah:5] |
| “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”[An Nisaa’:48] |
| |
[2]. Percaya kepada Malaikat | |
| “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS Fathir : 1) |
| “Ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Alanfal : 9). |
| |
| Nama nama Malaikat |
| Jibril (Ruhul Amin, Ruhul Qudus, Gabriel) : Bertugas menyampaikan wahyu dari Allâh. Mikail (Michael). Mengatur urusan pengaturan semesta, termasuk rizqi manusia. Izrail (Malaikat maut). Mencabut ruh semua makhluk. |
| Israfil : Meniup sangkakala pertanda hari kiamat. |
| Raqib : Mencatat amal baik manusia. |
| Atid : Mencatat amal buruk manusia. |
| Munkar dan Nakir : Menanyai manusia yang baru wafat. |
| Ridwan : Menjaga surga. |
| Malik : Menjaga neraka. |
| |
[3]. Percaya kepada Kitab Allah | |
| Allah menurunkan kitab suci sebagai pedoman: |
| 1. Taurat kepada Nabi Musa |
| 2. Zabur kepada Nabi Daud |
| 3. Injil kepada Nabi Isa |
| 4. Al Qur’an kepada Nabi Muhammad |
| |
| Al Qur’an kitab suci terakhir yang terjaga kemurniannya. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” [Al Hijr:9] |
| “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2] |
| “Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda” (antara yang hak dan yang bathil). [Al Baqarah:185] |
| “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.” [Al 'Ankabuut:45] |
| |
[4]. Percaya kepada Rasul | |
| “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” [Al Hadiid:57] |
| “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)” [An Nisaa’:150] |
| |
| Ketika Rasulullah ditanya oleh Abu Dzar, tentang berapa jumlah para nabi dan rasul itu? Nabi menjawab 120 (seratus dua puluh) ribu, dari mereka itu terdapat 313 (tiga ratus tiga belas) rasul. Dari jumlah itu, yang tersebut namanya dalam Al Qur’an terdapat 25 orang, yaitu : 1.Adam, 2. Nuh, 3. Idris, 4. Shalih, 5. Ibrahim, 6. Hud, 7. Luth, 8. Yunus, 9. Ismail, 10. Ishaq, 11. Ya,qub, 12. Yusuf, 13. Ayyub, 14. Syu’aib, 15. Musa, 16.Harun, 17. Ilyasa’, 18. Dzulkifli, 19. Daud, 20. Zakariya, 21. Sulayman, 22. Ilyas, 23. Yahya, 24. Isa dan 25. Muhammad SAW. |
| |
| Muhammad SAW Nabi Terakhir “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Ahzab:40] |
| "Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku" [HR Abu Daud] |
| |
[5]. Percaya kepada Hari Akhir | |
| “Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).” [Ali Imron:25] |
| “Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” [Al Baqarah:48] |
| “Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan- Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surgasurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana” [Al Furqan:10] |
| Akhirat lebih Baik dan Kekal “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” [Al Ankabuut:64] |
| |
[6]. Percaya kepada Qadla dan Qadar | |
| Dari Ibn ‘Abbas radiy-Allahu ‘anhu, dia berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ghulam, sesungguhnya ku ingin mengajarkanmu beberapa kalimat (nasehat-nasehat), ‘Jagalah Allah, pasti Allah menjagamu, jagalah Allah, pasti kamu mendapatinya di hadapanmu, bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfa’at bagimu, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu, dan jikalau mereka berkumpul untuk merugikanmu (membahayakanmu) dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena (pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at-Turmudzy, dia berkata, ‘Hadits Hasan Shahih’. Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad) |
| Ikhtiar dan Tawakal kepada Allah “Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.” [Al Ahzab:17] |
| “Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." [At Taubah:51] |
| “Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.” [Al Isra:66] |
Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.
Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)
Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul. Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.
Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’râf: 180)
Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.
No | Nama | Arti | Antara lain terdapat dalam |
1 | ar-Rahmaan | Yang Maha Pemurah | Al-Faatihah: 3 |
2 | ar-Rahiim | Yang Maha Pengasih | Al-Faatihah: 3 |
3 | al-Malik | Maha Raja | Al-Mu’minuun: 11 |
4 | al-Qudduus | Maha Suci | Al-Jumu’ah: 1 |
5 | as-Salaam | Maha Sejahtera | Al-Hasyr: 23 |
6 | al-Mu’min | Yang Maha Terpercaya | Al-Hasyr: 23 |
7 | al-Muhaimin | Yang Maha Memelihara | Al-Hasyr: 23 |
8 | al-’Aziiz | Yang Maha Perkasa | Aali ‘Imran: 62 |
9 | al-Jabbaar | Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari | Al-Hasyr: 23 |
10 | al-Mutakabbir | Yang Memiliki Kebesaran | Al-Hasyr: 23 |
11 | al-Khaaliq | Yang Maha Pencipta | Ar-Ra’d: 16 |
12 | al-Baari’ | Yang Mengadakan dari Tiada | Al-Hasyr: 24 |
13 | al-Mushawwir | Yang Membuat Bentuk | Al-Hasyr: 24 |
14 | al-Ghaffaar | Yang Maha Pengampun | Al-Baqarah: 235 |
15 | al-Qahhaar | Yang Maha Perkasa | Ar-Ra’d: 16 |
16 | al-Wahhaab | Yang Maha Pemberi | Aali ‘Imran: 8 |
17 | ar-Razzaq | Yang Maha Pemberi Rezki | Adz-Dzaariyaat: 58 |
18 | al-Fattaah | Yang Maha Membuka (Hati) | Sabaa’: 26 |
19 | al-’Aliim | Yang Maha Mengetahui | Al-Baqarah: 29 |
20 | al-Qaabidh | Yang Maha Pengendali | Al-Baqarah: 245 |
21 | al-Baasith | Yang Maha Melapangkan | Ar-Ra’d: 26 |
22 | al-Khaafidh | Yang Merendahkan | Hadits at-Tirmizi |
23 | ar-Raafi’ | Yang Meninggikan | Al-An’aam: 83 |
24 | al-Mu’izz | Yang Maha Terhormat | Aali ‘Imran: 26 |
25 | al-Mudzdzill | Yang Maha Menghinakan | Aali ‘Imran: 26 |
26 | as-Samii’ | Yang Maha Mendengar | Al-Israa’: 1 |
27 | al-Bashiir | Yang Maha Melihat | Al-Hadiid: 4 |
28 | al-Hakam | Yang Memutuskan Hukum | Al-Mu’min: 48 |
29 | al-’Adl | Yang Maha Adil | Al-An’aam: 115 |
30 | al-Lathiif | Yang Maha Lembut | Al-Mulk: 14 |
31 | al-Khabiir | Yang Maha Mengetahui | Al-An’aam: 18 |
32 | al-Haliim | Yang Maha Penyantun | Al-Baqarah: 235 |
33 | al-’Azhiim | Yang Maha Agung | Asy-Syuura: 4 |
34 | al-Ghafuur | Yang Maha Pengampun | Aali ‘Imran: 89 |
35 | asy-Syakuur | Yang Menerima Syukur | Faathir: 30 |
36 | al-’Aliyy | Yang Maha Tinggi | An-Nisaa’: 34 |
37 | al-Kabiir | Yang Maha Besar | Ar-Ra’d: 9 |
38 | al-Hafiizh | Yang Maha Penjaga | Huud: 57 |
39 | al-Muqiit | Yang Maha Pemelihara | An-Nisaa’: 85 |
40 | al-Hasiib | Yang Maha Pembuat Perhitungan | An-Nisaa’: 6 |
41 | al-Jaliil | Yang Maha Luhur | Ar-Rahmaan: 27 |
42 | al-Kariim | Yang Maha Mulia | An-Naml: 40 |
43 | ar-Raqiib | Yang Maha Mengawasi | Al-Ahzaab: 52 |
44 | al-Mujiib | Yang Maha Mengabulkan | Huud: 61 |
45 | al-Waasi’ | Yang Maha Luas | Al-Baqarah: 268 |
46 | al-Hakiim | Yang Maha Bijaksana | Al-An’aam: 18 |
47 | al-Waduud | Yang Maha Mengasihi | Al-Buruuj: 14 |
48 | al-Majiid | Yang Maha Mulia | Al-Buruuj: 15 |
49 | al-Baa’its | Yang Membangkitkan | Yaasiin: 52 |
50 | asy-Syahiid | Yang Maha Menyaksikan | Al-Maaidah: 117 |
51 | al-Haqq | Yang Maha Benar | Thaahaa: 114 |
52 | al-Wakiil | Yang Maha Pemelihara | Al-An’aam: 102 |
53 | al-Qawiyy | Yang Maha Kuat | Al-Anfaal: 52 |
54 | al-Matiin | Yang Maha Kokoh | Adz-Dzaariyaat: 58 |
55 | al-Waliyy | Yang Maha Melindungi | An-Nisaa’: 45 |
56 | al-Hamiid | Yang Maha Terpuji | An-Nisaa’: 131 |
57 | al-Muhshi | Yang Maha Menghitung | Maryam: 94 |
58 | al-Mubdi’ | Yang Maha Memulai | Al-Buruuj: 13 |
59 | al-Mu’id | Yang Maha Mengembalikan | Ar-Ruum: 27 |
60 | al-Muhyi | Yang Maha Menghidupkan | Ar-Ruum: 50 |
61 | al-Mumiit | Yang Maha Mematikan | Al-Mu’min: 68 |
62 | al-Hayy | Yang Maha Hidup | Thaahaa: 111 |
63 | al-Qayyuum | Yang Maha Mandiri | Thaahaa: 11 |
64 | al-Waajid | Yang Maha Menemukan | Adh-Dhuhaa: 6-8 |
65 | al-Maajid | Yang Maha Mulia | Huud: 73 |
66 | al-Waahid | Yang Maha Tunggal | Al-Baqarah: 133 |
67 | al-Ahad | Yang Maha Esa | Al-Ikhlaas: 1 |
68 | ash-Shamad | Yang Maha Dibutuhkan | Al-Ikhlaas: 2 |
69 | al-Qaadir | Yang Maha Kuat | Al-Baqarah: 20 |
70 | al-Muqtadir | Yang Maha Berkuasa | Al-Qamar: 42 |
71 | al-Muqqadim | Yang Maha Mendahulukan | Qaaf: 28 |
72 | al-Mu’akhkhir | Yang Maha Mengakhirkan | Ibraahiim: 42 |
73 | al-Awwal | Yang Maha Permulaan | Al-Hadiid: 3 |
74 | al-Aakhir | Yang Maha Akhir | Al-Hadiid: 3 |
75 | azh-Zhaahir | Yang Maha Nyata | Al-Hadiid: 3 |
76 | al-Baathin | Yang Maha Gaib | Al-Hadiid: 3 |
77 | al-Waalii | Yang Maha Memerintah | Ar-Ra’d: 11 |
78 | al-Muta’aalii | Yang Maha Tinggi | Ar-Ra’d: 9 |
79 | al-Barr | Yang Maha Dermawan | Ath-Thuur: 28 |
80 | at-Tawwaab | Yang Maha Penerima Taubat | An-Nisaa’: 16 |
81 | al-Muntaqim | Yang Maha Penyiksa | As-Sajdah: 22 |
82 | al-’Afuww | Yang Maha Pemaaf | An-Nisaa’: 99 |
83 | ar-Ra’uuf | Yang Maha Pengasih | Al-Baqarah: 207 |
84 | Maalik al-Mulk | Yang Mempunyai Kerajaan | Aali ‘Imran: 26 |
85 | Zuljalaal wa al-’Ikraam | Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan | Ar-Rahmaan: 27 |
86 | al-Muqsith | Yang Maha Adil | An-Nuur: 47 |
87 | al-Jaami’ | Yang Maha Pengumpul | Sabaa’: 26 |
88 | al-Ghaniyy | Yang Maha Kaya | Al-Baqarah: 267 |
89 | al-Mughnii | Yang Maha Mencukupi | An-Najm: 48 |
90 | al-Maani’ | Yang Maha Mencegah | Hadits at-Tirmizi |
91 | adh-Dhaarr | Yang Maha Pemberi Derita | Al-An’aam: 17 |
92 | an-Naafi’ | Yang Maha Pemberi Manfaat | Al-Fath: 11 |
93 | an-Nuur | Yang Maha Bercahaya | An-Nuur: 35 |
94 | al-Haadii | Yang Maha Pemberi Petunjuk | Al-Hajj: 54 |
95 | al-Badii’ | Yang Maha Pencipta | Al-Baqarah: 117 |
96 | al-Baaqii | Yang Maha Kekal | Thaahaa: 73 |
97 | al-Waarits | Yang Maha Mewarisi | Al-Hijr: 23 |
98 | ar-Rasyiid | Yang Maha Pandai | Al-Jin: 10 |
99 | ash-Shabuur | Yang Maha Sabar | Hadits at-Tirmizi |
Keutamaan Malam Lailatul Qadar Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman “Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar : 1-5] Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. “Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan : 3-6] |
Waktunya Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan. Imam Syafi’i berkata : “Menurut pemahamanku. wallahu ‘alam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : “Apakah kami mencarinya di malam ini?”, beliau menjawab : “Carilah di malam tersebut” [Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386] Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda: “Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169] Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165] Ini menafsirkan sabdanya. “Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir” [Lihat Maraji' tadi] Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda. “Artinya : Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)” [Hadits Riwayat Bukhari 4/232] Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah. Kesimpulannya. Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallahu ‘alam. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar.? Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu. Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata] _________ |
Siapakah orang-orang yang beriman sempurna dalam Al-Quran?. Orang-orang yang beriman sempurna dijelaskan dalam sejumlah ayat Qur’an dalam makna-makna berikut:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” [Al A'raaf : 54]